Rabu, 19 Oktober 2016

ASUHAN KEPERAWATAN AGNE VULGARIS



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN AGNE VULGARIS” dengan baik.Tujuan penulisan makalah ini untuk membantu mahasiswa keperawatan,agar mampu mengaplikasikan teori dengan keterampilan dasar keperawatan dengan benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik jika tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih bagi semua pihak yang telah membarikan waktu, kesempatan dan dorongan dari awal hingga selesai tersusunnya makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memilikibanyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca sekalian.


Maumere,Oktober 2012

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Epidemiologi / insiden kasus
Akne Vulgaris biasanya terjadi pada seserang antara usia 40 tahun dan 60 tahun. Akne Vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan akne.Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooferktomi.
Akne merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel polisabasea, yang rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher dan badan bagian atas ditandai : komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustule, nodul dan kista sering pada remaja dan dewasa muda (12 – 35 tahun)       insiden tertinggi wanita (14 – 17 tahun), pria (16 – 19 tahun) (Clark, 1993)         fungsi kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea dan mencapai puncaknya pada usia tersebut.

1.2. Tujuan
1.         Tujuan Umum
Mampu memahami dan membuat Asuhan Keperawatan dengan gangguan Agne vulgaris
2.        Tujuan Khusus
1)        Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan Agne vulgaris
2)        Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
3)        Mengidentifikasi Intervansi Keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
4)        Mengidentifikasi Implementasi pada klien dengan Agne vulgaris
5)        Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
1.3. Manfaat
Agar kita mampu memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan Agne vulgaris dan mampu melakukan Asuhan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
1.      Akne Vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat peradangan folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinik berupa komedo, papula, pustule, node dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer,dkk.2000)
2.      Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebase (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komando terbuka (black head), papula, pustule, nodus, dan kista (Brunner & Suddarth, 2001)

2.2. Etiologi
Ø  Sebum
Ø  Bakterial
Ø  Herediter
Ø  Hormon
Ø  Iklim
Ø  Psikis
Ø  Kosmetika

2.3. Klasifikasi Akne Vulgaris
1.      Jerawat (Acne) Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori – pori yang tersumbat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo yang terbuka disebut juga sebagai blackhead, terlihat seperti pori – pori yang membesar dan menghitam (yang berwarna hitam itu bukan kotoran: sebenarnya itu adalahpenyumbatan pori yang berubah warna karena teroksidasi dengan udara). Komedo yang tertutup atau whitehead, memiliki kulit yang tumbuh diatas pori-pori yang tersumbat; makanya terlihat seperti tonjolan putih kecil-kecil dibawah kulit.Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila anda tidak mengexfoliate (biasanya dengan scrub, cuci muka dengan waslap, memakai sabun muka mengandung salicylic acid atu yang mengandung AHA/BHA, dll) kulit wajah secara berkala, sel-sel kulit mati menumpuk dikulit; minyak dipermukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit, terjadilah penyumbatan. Make’up dan produk penatan rambut yang mengandung minyak dapat memperparah keadaan.Berkeringat dan udara yang panas dan lembab dapat memparah keadaan.Berkeringat dan udara yang panas dan lembab dapat juga menyumbat pori-pori.

2.      Jerawat Biasa
Jenis jerawat “Klasik” ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi dengan bakteri.Bakteri ini bisa yang terdapat dipermukaan kulit, bisa juga dari waslap.Kuas mak’up, jari tangan juga telepon.Stress, hormone dan udara yang lembab dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat, karena menyebabkan kulit memproduksi minyak, yang merupakan tempat berkembang biaknya bakteri.Jerawat yang disebabkan oleh hormone biasanya muncul disekitar rahang dan dagu, menurut seorang ahli kulit, yang merekomendasikan pemakaian pil KB yang rendah estrogen, seperti Orthotricyclen, Orthocept dan Alesse. (Untungnya, menurut penelitian ternyata coklat dan French fries tidak mempunyai pengaruh pada berkembang biaknya jerawat).

3.      Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)
Sering disebut sebagai jerawat segede jagung.Bila anda merasa muka anda seperti pizza yang penuh topping.Nah inilah cystic-acne; jerawat yang besar, dengan tonjolan-tonjolan yang meradang hebat, berkumpul diseluruh muka (berbeda dengan jerawat biasa yang berkumpul disalah satu bagian muka).Inilah godfather’nya jerawat, yang paling merusak tidak hanya secara fisik, tapi juga kepercayaan diri.
Penderita cystic-acne biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita jerawat jenis ini; secara genetic penderitanya memiliki:
1).    Kelenjar minyak yang over-aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak,
2).    Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi secepat kulit normal dan,
3).    Memiliki respons yang berlebihan terhadap peradangan sehingga meninggalkan bekas dikulit.

2.4. Gejala Klinis
Ø  Gejala local termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (renderness)
Ø  Biasanya tidak ada gejala sistematik pada ance vulgaris
Ø  Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule, nodus atau kusta dapat disertai rasa gatal

2.5. Patofisiologi
Acne (jerawat) adalah penyakit peradangan kelenjar, sebase yang sering dijumpai dan berkaitan dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Terdapat dua jenis acne: meradang dan tidak meradang.Kedua jenis acne tersebut ditandai oleh pembentukan sebum yang berlebihan tersebut tertimbun di folikel sehingga folikel membengkak.Pada akne yang meradang/folikel tersebut oleh sebuah dan bakteri yang berpoliferasi dikanal yang disebut propionibacteriun acnes. Akhirnya, folikel mengalamirupture dan sebum serta bakteri keluar ke dermis dan menyebabkan peradangan jaringan dermis. Pada acne non radang folikel tidak pecah tetapi tetap berdilatasi.Sebum mengalirkepermukaan kulit (blackhead, komedo terbuka) atau konalis tetap tersumbat (whitehead, komedo tertutup).
Acne sering dijumapai pada remaja dan dewasa muda, dan berawal pada masa pubertas.Walaupun anak laki-laki dan perempuan dapat mengidapnya, acne biasanya lebih sering dan parah pada anak laki-laki.Orang dewasa terutama wanita dapat mengalami acne rekurer.

2.6. Komplikasi
1.      Jaringan parut dapat terbentuk pada kasus yang parah.
2.      Rasa percaya diri dapat terganggu, mesti kondisi tidak terlalu buruk.
3.      Pada acne rosasea, rinofima dapat muncul.

2.7. Penatalaksanaan
Ø  Obat-obat topical misalnya bensoil peroksida dan asora retinoat (vitamin A dan retin A) digunakan untuk mengeringkan dan mengelupas kulit. Hal ini meningkatkan penggantian kulit dan membuka folikel serta mempermudah keluarnya sebum ke permukaan kulit kepermukaan kulit.
Benzoil peroksida juga bekerja mengeliminasi acne. Retin A dapat menyebabkan kekeringan dan kemerahan pada kulit dan individu yang menggunakannya harus menghindari pajanan kesinar matahari. Wanita hamil tidak disarankan menggunakan retin A.
Ø  Sabun anti bakteri dapat mengurangi kontaminasi bakteri dikulit.
Ø  Terapi antibiotic sering diberikan dengan kombinasi benzoil peroksida dan dapat diserapkan satu atau dua kali perhari. Antibiotic (biasanya tetrasiklin, eritromisin, atau klindomisin) dapat diberikan untuk mengurangi poliferasi P. acne. Terapi antibiotic memerlukan waktu sekurang-kurangnya 4 minggu untuk menunjukan hasil normal.
Ø  Terapi antibiotic dosis rendah oral (contoh tetrasiklin, doksisiklin) dapat diberikan untuk mengurangi proliferasi bakteri pada folikel. Terapi antibiotic memrlukan waktu beberapa minggu agar efektif dan dapat menginduksi fotosensivitas. Tetrasiklin merusak gigi yang sedang tumbuh, merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil atau wanita yang berencana hamil. Tetrasiklin juga merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi acne rosasea
Ø  Pil antihamil yang mengandung estrogen dapat menekan pembentukan sebum dan dapat digunakan untuk mengobati acne pada gadis dan wanita.
Ø  Asam L3 retinoat (isotretinoin) sistemik dapat diberikan pada kasus yang parah (acne kristik nodular). Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir yang parah dan tidak boleh digunakan pada wanita muda yang sedang atau hamil. Pria sebaliknya tidak berhubungan intim dengan pasangan jika menggunakan obat ini.

2.8.Pemeriksaan Diagnostik
a.       Pemeriksaan Laboratorium
Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnostic klinis
Ø  Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmennorhea) atau histutisme, evaluasi hormonal sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization haruslah diukur kadar testosterone totalnya. Banyak ahli juga mengukur kada free testosterone. DHEA-S, luteinizing hormone (LH), dan kadar follicle – stimulating hormone (FSH)
Ø  Kultur lesi untuk me-rule out gram-folliculitis amat diperlukan ketika tidak ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan tidak tercapai.


b.      Pemeriksaan Histopatologi
Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi dengan a plug of loosey arranged keratin. Seiring kemajuan (progression) penyakit, pembukaan folikular menjadi dilatasi dan menghasilkan suatu komedo terbuka (open comedo).Dinding follicular tipis dan dapat robek (rupture). Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau tanpa follicular rupture. Follicular rupture disertai reaksi badan asing (a foreign body reaction). Peradangan padat ( dense inflammation) menuju dan melalui dermis dapat berhubungan dengan fibrosis dan jaringan parut.

2.9. Progonis
Ø  Pada pria, akne biasanya menghilang pada usia dewasa muda. Lima persen pria masih memiliki akne pada usia 25 tahun
Ø  Pada wanita 12 % masih memiliki akne di usia 25 tahun, sedangkan 5 % masih memiliki akne di usia 45 tahun
Ø  Rata – rata progonis orang dengan akne adalah baik












BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1   Pengkajian
a.       Identitas klien
b.      Keluhan utama
c.       Riwayat penyakit
d.      Data subjketif
1.      Pasien mengeluh gatal pada wajah
2.      Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
3.      Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4.      Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5.      Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
e.       Data objektif
1.      Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas
2.      Terdapat pus
3.      Terdapat darah
4.      Pasien tampak cemas
5.      Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
6.      Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
f.       Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada distribusi sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan apapun. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan atas juga sering terkena jerawat juga.
¬  Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo (comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi peradangan (inflammatory lesions)
¬  Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan adanya komedo dan papula peradangan.
¬  Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki komedo, papula peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan.
¬  Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut (scarring)

3.2   Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2.      Nyeri b/d proses peradangan
3.      Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4.      Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5.      Ansientas b/d kecatatan
6.      Kerusakan intergritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

3.3  Intervensi Keperawatan
a.       Dx 1
Intervensi :
1.      Observasi keadaan luka pasien
R/ Mengetahui  keadaan luka pasien
2.      Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
R/ Mencegah terpajam organisme infeksius
3.      Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang dengan pasien
R/ Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4.      Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi



b.      Dx 2
Intervensi  :
1.      Observasi tingkat nyeri pasien ( skala 0 -10)
R/ Mengetahui derajat nyeri pasien

2.      Ajarkan pasien tehnik distraksi, relaksasi
R/ Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri

3.      Beri posisi yang nyaman
R/ Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan

4.      Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien

c.       Dx 3
Intervensi :
1.      Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
R/ Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya

2.      Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
R/ Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses penyembuhan

3.      Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan.
R/ Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat





d.      Dx 4
Intervensi :
1.      Diskusikan tentang perawatan kulit, contoh : penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahri
R/ Meningkatkan perawatan diri setelah pualng dan kemandirian

2.      Berikan HE tentang hygiene, pencegahan dan pengobatan penyakitnya
R/ Meningkatkan pengetahuan pasien

3.      Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
R/ Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal

e.       Dx 5
Intervensi :
1.      Observasi derajat ansietas pasien
R/ Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat

2.      Informasikan pasien bahwa perasaanya normal
R/ Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan control emosi

3.      Berikan kenyamanan fisik, lingkungan tenang dan istirahat
R/ Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan ansietas









f.       Dx 6
Intervensi :
1.      Observasi atau catat ukuran, warna dan keadaan kulit di ara sekitar luka
R/ Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya

2.      Ubah posisi dengan sering
R/ Memperbaiki sirkulasi darah

3.      Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
R/ Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan

3.4   Implementasi
Sesuai dengan intervensi

3.5   Evaluasi
Sesuai dengan KH












BAB IV
PENUTUP

4.1.      Kesimpulan
Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebase (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas.Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komando terbuka (black head), papula, pustule, nodus, dan kista.

4.2.      Saran
Setelah penyelesaikan makalah ini, diharapkan kepada mahasisw / i agar dapat lebih cermat dan teliti dalam menghadapi dan merespon keluhan – keluhan yang diungkapkan oleh pasien dan segera melakukan tindakan keperawatan sesuai apa yang telah diketahui dan direncanakan dalam proses keperawatan.












DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta














Tidak ada komentar:

Posting Komentar