Senin, 17 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Diabetes Insipidus



ASUHAN KEPERAWATAN
“ DIABETES INSIPIDUS “


 

OLEH
RIKARDUS BAEK 
( 011100165 )



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2014


                                                                                                                   

KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang mahaEsa, karenaberkatperkenaanNyalahmakapenulisanmakalahdenganjudul; “AsuhanKeperawatanPadaKlienDengan Diabetes Insipidus”, dapat kami selesaikandenganbaikdantidakkurangsesuatuapapun.
AdapunisidariAsuhankeperawataninisecaragarisbesarmenggambarkantentang tentang perjalana penyakit.Kami sangatmenyadarisungguhbahwamateri yang kami sususninimasihsangatjauhdarisempurna, olehkarenaitu kami sangatmengharapkanberbagaikritikdan saran yang merupakanmasukanbagi kami demi penyempurnaanpenyusunanmakalahini agar dapattersajidenganlebihbaiklagi, sehinggadapatbermanfaatbagikitasekalian.











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Diabetes Insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak.
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air

B.     Tujuan Penulisan

1.      Tujuan umum
Setelah mengikuti kuliah ini , di harapkan mahasiswa mampu memahami mengenai konsep keperawatan klien dengan Diabetes Insipidus
2.      Tujuan khusus
-          Mampu membuat pengkajian pada klien dengan Diabetes insipidus
-          Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Diabetes Insipidus
-          Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan Diabetes Insipidus
-          Mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Insipidus
-          Mampu mengevaluasi dengan benar dan tepat proses keperawatan klien dengan Diabetes insipidus
Mampu mendokumentasikan secara benar proses keperawatan klien DI




BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A.    PENGERTIAN
Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak.

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air .
B.     ETIOLOGI
Ada beberapa keadaan yang mengakibatkan diabetes insipidus sentral , termasuk di dalamnya adalah tumor-tumor pada hipotalamus, tumor-tumor besar hipofisis dan menghancurkan nucleus-nukleus hipotalamik, trauma kepala, cedera operasi pada hipotalamus, oklusi pembuluh darah pada intraserebral, dan penyakit-penyakit granuomatosa.
C.     MANIFESTASI KLINIS
Diabitus insipidus dapat terjadi secara perlahan lahan atau secara cepat setelah trauma atau proses infeksi. Gejala utamanya adalah:
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Gejala dehidrasi
4. Hiperosmolar serum
5. Hipoosmolar urine
D.    PATOFISIOLOGI
Vasopresin arginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang dibuat di nucleus supraoptik, paraventrikular , dan filiformis hipotalamus, bersama dengan pengikatnya yaitu neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut dari badan-badan sel neuron tempat pembuatannya, melalui akson menuju ke ujung-ujung saraf yang berada di kelenjar hipofisis posterior, yang merupakan tempat penyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan neurofisin yang tidak aktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu. Sekresi vasopresin diatur oleh rangsang yang meningkat pada reseptor volume dan osmotic. Suatu peningkatan osmolalitas cairan ekstraseluler atau penurunan volume intravaskuler akan merangsang sekresi vasopresin. Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas epitel duktus pengumpul ginjal terhadap air melalui suatu mekanisme yang melibatkan pengaktifan adenolisin dan peningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat dan osmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya dipertahankan konstan dengan batas yang sempit antara 290 dan 296 mOsm/kg H2O.
Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan pengumpulan air pada duktus pengumpul ginjal karena berkurang permeabilitasnya, yang akan menyebabkan poliuria atau banyak kencing.
Selain itu, peningkatan osmolalitas plasma kan merangsang pusat haus, dan sebaliknya penurunan osmolalitas plasma akan menekan pusat haus. Ambang rangsang osmotic pusat haus lebih tinggi dibandingkan ambang rangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila osmolalitas plasma meningkat, maka tubuh terlebih dahulu akan mengatasinya dengan mensekresi vasopresin yang apabila masih meningkat akan merangsang pusat haus, yang akan berimplikasi orang tersebut minum banyak (polidipsia).
Secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetes insipidus sentral, dimana gangguannya pada vasopresin itu sendiri dan diabetes insipidus nefrogenik, dimana gangguannya adalah karena tidak responsifnya tubulus ginjal terhadap vasopresin.
Diabetes insipidus sentral dapat disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormone antidiuretik ADH yang merupakan kegagalan sintesis atau penyimpanan. Hal ini bisa disebabkan oleh kerusakan nucleus supraoptik, paraventrikular, dan filiformis hipotalamus yang mensistesis ADH. Selain itu, DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan ADH akibat kerusakan pada akson traktus supraoptikohipofisealis dan aksin hipofisis posterior di mana ADH disimpan untuk sewaktu-waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan.
DIS dapat juga terjadi karena tidak adanya sintesis ADH, atau sintesis ADH yang kuantitatif tidak mencukupi kebutuhan, atau kuantitatif cukup tetapi tidak berfungsi normal. Terakhir, ditemukan bahwa DIS dapat juga terjadi karena terbentuknya antibody terhadap ADH.






E.     KOMPLIKASI
a)      Dehidrasi berat
b)      Hipernatremia

F.      PENATALAKSANAAN
a)      Penatalaksanaan medis
b)      Penatalaksanaan keperawatan

G.    PEMERIKSAAN FISIK
1.Terapi cairan parenteral
2. Jika hanya kekurangan ADH, dapat diberikan obat Clorpropamide, clofibrate untuk merangsang sintesis ADH di hipotalamus.
3. Jika berat diberikan ADH melalui semprotan hidung dan diberikan vasopresin( larutan pteresine.

 








 
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP

A.    PENGKAJIAN
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguanpolaeliminasi BAK berhubungandenganpengeluaranurin yang sangatbesar (poliuri)
2.      Gangguaneliminasi BAK berhubungandenganpenurunanasmolalitasdarahdan urine yang diekskresikanbanyakdanencer (poliuria)
3.      Resikotinggikurang volume cairandanelektrolitberhubungandengandehidrasi
4.      Ansietasberhubungandenganhospitalisasi
5.      Gangguankonsepdiriberhubungandenganhargadirirendah
6.      Kurangpengetahuanberhubungandengankurangtercapainyasumberinformasi
C.     INTERVENSI
Dx 1:  Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pengeluaran urine yang sangat besar ( poliuri)
K hasil            : Klienakanmenunjukanpolaeliminasi yang normal
Tujuan : Setelahdilakukantindakankeperawatan 2 x 24 jam di harapanklienmenunjukan :
¢  Penggantianvassopressin
¢  Tidakmengeluhhaus
¢  Pengeluaran urine dalambatas normal
Intervensi :
1.         Binahubungansalingpercayaantaraperawat, kliendankeluarga
            R/        Mempermudahdalammelakukanintervensiselanjutnya
2.         Kajipolaberkemih, sepertifrekuensidanjumlah. Bandingkanhaluran urine danmasukancairandancatatberatjenis urine
            R/        Mengidentifikasikankandungkemih (misalpengosongan        kandungkemih, fungsiginjal, keseimbangancairan)
3.         Jelaskanpenyebabperubahanpolaeliminasi
            R/        Meningkatkanpengetahuanklien agar kliendapat        memahamitentangpenyakit
4.         Memonitor in take dan output
                 R/         Membandingkankeluaran output yang diantisipasidalam       evaluasiadanyaataurusaknyaginjal
5.         Kolaburasi
          -  Ambil urine untukpemeriksaankultur
                 R/         Menentukanadanya ISK yang menyebabkangejala    komplikasi
6.         Pasangkatetertetap
                       R/            Diperlukanuntukmembantualiran urine atau       pengosongankandungkemih
Dx 2: Gangguaneliminasi BAK berhubungandenganpenurunanasmolalitasdarahdan urine yang diekskresikanbanyakdanencer (poliuria)
Tujuan: setelahdilakukantindakankeperawatanselama 2 x 24 jam klienakanmenunjukantidak BAK terusmenerus
K. hasil:BAK Normal
Intervensi :
1.    Catatfrekuensidankarakteristik BAK
       R/Sebagai data dasaruntukintervensiselanjutnya
2.    Ukurdancatat urine setiap kali berkemih
       R/Untukmengetahuiadanyaperubahanwarnauntuk  mengetahui input dan output
3.    Jelaskanpenyebabgangguaneliminasi
       R/Meningkatkanpengetahuanklien agar klientidakbertanyatentangpenyakitnya
4.    Awasipengeluarandankarakteristik urine
       R/Penurunancairan urine tiba-tibadapatmengindikasiadanyaobstruksi
Dx 3: Resikotinggikurang volume cairandanelektrolitberhubungandengandehidrasi
K. hasil: klienakanmempertahankancairanelektrolit yang adekuat
Tujuan: setelahdilakukantindakankeperawatanselama 2 x 24 jam diharapkanklienakanmenunjukkan :
¢  Kulitelastis
¢  Tidakmengeluhhaus
¢  Urine dalambatas normal
¢  TTV dalambatas normal
Intervensi :
1.    Awasijumlahdantipemasukancairan, ukurhaluranurindenganadekuat
       R/      pasientidakmengkonsumsicairansamasekali    mengakibatkandehidrasiataumengganticairanuntuk          masukancairan yang berdampakpadakeseimbangan   elektrolit
2.    Pantautanda-tanda vital catatadanyaperubahan TD
      R/Hipovolemiadapatdimanifestasikanolehhipofensidan        takikardila.
     Perkiraanberatringannyahipovolemiadapatdibuat       ketikatekanandarahsistolikpasienturun> 10 mmhgdan            posisi   berbaringkeposisidudukatauberdiri
3.  Identifikasirencanauntukmeningkatkanataumempertahankankeseimbangancairan yang optimal, misalnyajadwalmasukancairan
4.   Pertahankanuntukmemberikancairan paling 2500 ml/haridalambatas yang dapatditoleransijantungjikapemasukancairanmelalui oral sudahdapatdiberikan
      R/Mempertahankandehidrasiatau volume cairan
5.   Berikancairanatauelektrolitmelaluiselangpemberianmakanan / IV
      R/Mendukungmemperbesar volume sirkulasijika       pemasukan      oral tidakadekuat



Dx 4: Ansietasberhubungandenganhospitalisasi
Tujuan: setelahmendapatkanperawatanklienmengatakanansietasberkurang
K. hasil: klientampakrileksdanatidakbingung
Intervensi :
1.   Kajitingkatkecemasanklien
      R/        Membantudalammengidentifikasiketerampilan yang       mungkinmembantupasienmengatasikeadaansekarang
2.   Berikaninformasi yang akurat
      R/        Memungkinpasienuntukmembuatkeputusan yang      didasarkanataspengetahuannya
3.   Berikankesempatanpadapasienuntukmengungkapkanmasalah yang dihadapinya
      R/        Meningkatkankopingindividuterhadapsituasi yang sedangdihadapinya

Dx 5: Gangguan konsep diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan:mengimplementasikanpolapengamananbaru
K. hasil: klienmampuuntukmengambilperawatandiriatautanggungjawabperan
Intervensi :
1.   Berikansuasana yang menerimadanmendukungklien
2.   Anjurkanposisiuntukmengekresikanperasaanansietas, takut, bingung, marahdantakberdaya
3.   Kembangkanperasaanmenghargaidirisendiridenganmenekankansegipositifdalamkehidupanklien
4.   Anjurkanuntukberkomunikasidengankeluarga yang lain danmintabantuandariprofesi lain untukmembantumasalahkliendenganperubahanemosi.

Dx  VI:  Kurang pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi.
Tujuan: setelahdiberikantindakankeperawatandiharapkanklienmenyatakanpemahamannyaterhadapkondisidanpenanganannya
K. hasil: - melaporkanpemahamanmengenaipenyakit yang dialami
               - sudahmengenalsumberinformasi
Intervensi :
1.   Kajitingkatpengetahuanpasien
      R/Mengetahuitingkatpengetahuantentangpenyakitserta         indikatordalammelakukanintervensi
2.   Berikaninformasipadapasiententangperjalananpenyakitnya
      R/Meningkatkanpemahamankliententangkondisi       kesehatan
3.    Berikanpenjelasanpadapasiententangsetiaptindakankeperawatan yang diberikan
     R/Mengurangitingkatkecemasandanmembantu          meningkatkankerjasamadalam    mendukung program             terapi yang digunakan
4.   Berikaninformasipenyakitpadakliententangkomplikasipenyakit
      R/  Membantumeningkatkanpengetahuankliententang           penyakitnya.


























BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Diabetes insipidusmerupakankelainanpadalobus posterior hipofisis yang disebabkanolehdefisiensivasopresin yang merupakanhormonantidiuretik (ADH).
 Diabetes insipidusadalahsuatukelainandimanaterdapatkekuranganhormonantidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (Polidipsi) danmengeluarkansejumlahbesar air kemih yang sangatencer (Poliuri)

B.     SARAN
 Diharapakan kepada pasien dan keluarga agar lebih terbukadalam memberikan informasi yang diperlukan serta lebih meningkatkan hubungan kerja sama terhadap tim kesehatan dan lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang dilakukan.














DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi II, Jakarta: EGC, 2000

http//www.asuhan keperawatan hernia.com (drakses pada tanggal 28 September 2011

Muscori, Mary E., 2005, Panduan Belajar Pediatrik, Edisi 3, Jakart, EGC







Tidak ada komentar:

Posting Komentar