Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Koagulasi intrafaskuler diseminata {KID}


KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan Rahmat-Nya kami berhasil menyusun makalah ini. Yang merupakan salah satu syarat bagai penulis dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai seorang mahasiswa S1 keperawatan.
Makalah ini di buat berdasarkan hasil pemikiran kelompok kami. Makalah ini disusun berkat bantuan teman-teman dan juga dorongan dari dosen sehingga makalah ini dapat di selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata atas segala sumbangsih pikiran kami ucapkan terima kasih.










                                                                                                    


                                                                                                Maumere, Oktober  2015
                                                                                                                      
                                                                                                                 Penulis










 

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Koagulasi intrafaskuler diseminata {KID}Adalah salah satu kedaruratan medis.karena meni golongkan dalam gancam nyawa dan memerlukan penanganan segera.Tetapi tidak semua KID digolong dalam darurat medis,hanya KID Fulminan atau akut sedang KID derajat terendah atau kompensasi atau bukan suatu keadaan darurat.Namun perlu diwaspadai bahwa KID derajat rendah dapat berubah menjadi KID fulminan,sehingga memerlukan pengobatan segera.

Banyak penyakit yang sudah di kenal dan sering mencetuskan KID.akibat banyaknya  penyakit yang dapat mencetuskannya gejala klinis KID menjadi sangat berfariasi pula.Hal ini juga mungkin salah satu penyebab mengapa banyak lstilah yang di pakai untuk KID seperti,konsumsi koagulopati,hiperfibrinolisis,defibrinasi dan sindrom trombohemoragik,istilah yang paling akhir ini menggambarkan gejala klinis karena di hubungkan dengan potofiologis.istilah yang paling umum diterima sekarang ini adalah KID.trombohemoragik menggambarkan terjadinya trombosis bersamaan dengan perdarahan.kedua manifestasi klinis ini dapat terjadi bersamaan pada KID.Tetapi para dokter lebih sering memperhatikan perdarahan dari pada akibat trombosis padahal morbiditas dan mortalitas lebih banyak dipengaruhi trombosis.

  1. Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum
       Setelah mengikuti kuliah tentang system imun khususnya KID diharapkan mahaasiswa mampu memahami tentang konsep Askep dari klien dengan KID .              
2. Tujuan Khusus
    a. mampu melakukan pengkajian dengan klien  KID
    b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan KID
    c. Mampu membuat  intervensi keperawatan pada klien dengan KID
    d. Mampu mengimplementasikan secara benar ASKEP klien dengan KID
    e. Mampu membuat evaluasi  pada klien dengan KID


 




BAB II



KONSEP DASAR MEDIS


A.    Pengertian
Disseminated Intravcaskular Koagulation[ DIC] adalah suatu keadaan dimana bekuan- bekuan darah kecil tersebar diseluruh aliran darah, menyebsbkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya factor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan pendarahan’.

Diseminated Intravaskular coagulation adalah suatu syndrome  yang ditandaidengan  adanya perdarahan atau kelainan pembekuan dasrah yang disebabkan oleh karena terbentuknya plasmin yakni suatu psesifik plasma protein yang aktif sebagai fibrinolitik yang di dapatkan dalam sirkulasi.

Secara umum Diseminated intravascular  Coagulation  didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan kompleks  pembekuan darah akibat stimulasi tyang berlebihan pada mekanisme prokoagulan dan antikoagulan sebagai respon terhadap injuri.

B, Etiologi
            KID merupakan mekanisme perantara verbagai penyakit dengan gejala klinis tertentu. Berbagai penyakit dapat mencetuskan KID fulminan atau deA\ajat rendah  seperti dibawah ini;
1.      Penyakit yang disertai KID fulminan
a.       Bidang obstetric; emvoli cairan amnion,abrupsi plasenta ,eklamsia dan abortus
b.      Bidang Hematologi; reaksi tansfusi darah ,hemolisis berat, transfuse massif,leukemia M3 dan M4
c.       Infeksi
1.Sepit semia,gram negative atau endotoksin,gram negative atau mikropolisakarida.
2.Viremia;HIV,hepatitis,verisela,virus sitomagalo,demam dengue.
3.Parasit;Malaria.
4.Trauma
5.Penyakit hati akut;gagal hati akut,ikteru obstruktif
6.Luka baker
7.Alat prosthesis;shut leveen shunt Denver,alat Bantu balon aorta.
8.kelainan vaskular                  

2.      Penyakit di sertai KID derajat
1.Keganasan
2.Penyakit kardiovaskular
3.penyakit autonimun
4.penyakit ginjal menahun
5. peradangan
6. graft versus host disease
7. penyakit hati menahun

C. Patofisiologi
                  Emboli cairan amnion yang disertai KID sering mengancam jiwa dan dapat menyebabkan kematian. Gejaka KID karena emboli cairan amnion yaitu gagal napas akut, dan  renjatan. Pada sindrom mati janin dalam uterus yang lebih dari 5 minggu yang ditemukan KID pada 50% kasus. Biasanya pada permulaan hanya KID derajat rendah dan kemudian dapat berkembang cepat menjadi KID fulminan. Dalam keadaan seperti ini nekrosis jaringan janin, dan enzim jaringan nekrosis tersebut akan masuk dalam sirkulasi ibu dan mengaktifkan system koagulasi dan fibronolisis, dan terjadi KID fulminan.
Pada kehamilan dengan eklamsia ditemukan KID derajat  rendah dan sering pada organ khusus seperti ginjal dan mokrosirkulasi plasenta. Namun perlu diingat bahwa 10-15 % KID derajat rendah dapat berkembang menjadi KID fulminan. Abortus yang diinduksi dengan garam hipertonik juga sering disertai KID derajat rendah sampai abortus kompleks namun kadang dapat menjadi fulminan.
Hemolisis karena reaksi transfuse darah dapat memicu system koagulasi sehingga terjadi KID. Akibat hemolisis, sel darah merah melepaskan adenosine difosfat atau membrane fosfolipid SDM yang mengaktifkan system koagulasi baik sendiri maupun secara bersamaan dan menyebabkan KID. Pada septikimia KID terjadi akibat endotoksin atau mantel polisakarida bakteri memulai koagulasi dengan cara mengaktifkan factor FX11 menjadi filla, menginduksi pelepasan reaksi trombosit, menyebabkan endoter terkelupas yang di lanjutkan aktifusi F X11 men FX-Xia, dan pelepasan materi prokoagulan dari granulosit dan semuanya ini dapat mencetuskan KID.


D Manifestasi  Klinis
         Gejala klinis tergantung pada penyakit dasar, akut / kronik, dan proses patologis yang mana lebih utama, apakah akibat trombosis mikrofaskular atau diatesis hemoragik kedua proses patologis ini menimbulkan gejala klinis yang berbeda dan dapat di temukan  dalam waktu yang bersamaan.
Perdarahan dapat terjadi pada semua tempat. Dapat terlihat sebagai peteki-ekimosis, perdarahan gusi, hemopitisis, dan kesadaran yang menurun sampai koma, akibat perdarahan otak.
Gejala akibat trombosis microfaskular dapat berupa kesadaran menurun sampai koma, gagal ginjal akut, gagal napas akut dan iskimea fokal, dan gangrene pada kulit.
Mengatasi perdarahan pada KID sering lebih mudah dari pada mengobati aibat trombosis dari pada mikrofaskular yang menyebabkan aliran darah, iskemia dan berakhir dengan  kerusakan organ yang menyebabkan kematian.






BAB III



KONSEP DASAR ASKEP


  1. Pengkajian
    1. Kaji adanya factor prediposisi
     a.Septikemia
     b.Sindrom disns pernapasan dewasa CARDSI
     c.Luka bakar berat dan luas
     d.Neoplasia
     e.Gigitan ular
     f.Penyakit hepar
     g.Bedah kardia opulmonal
     h.Trauma   
           2.Pemeriksaan Fisik
      a.Perdarahan
      b.Hematuria
      c.Rembesan darah dari fungsi vena dan luka
      d.Epitaksis
      e.Perdarahan GI track
      f.Kerusakan perfusi jaringan serebral
      g.Ginjal
      h.Pru-paru
      i.Kulit

  1. Diagnosa Keperawatan
    1. Gangguan perfusi jaringan yang b/d perdarahan
    2. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
    3. Resiko intervensi aktivitas b/d penurunan suplai O2
    4. Nyeri
  
  1. Intervensi Keperawatan
    1. Gangguan pervusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan
Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan dapat adekuat
Intervensi:
a.       Pantau hasil pemeriksaan koagulasi , TTV dan perdarahan baru
R/: Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapakan
b.      Waspadai perdarahan
R/: untuk meminimalkan potensial perdarahan lanjut
c.       Jelaskan tentang semua tindakan yang di programkan dan pemeriksaan yang dilakukan
R/: Pengetahuan tentang apa yang di harapkan membantu mengurangi ansietas.
d.      Lakukan pendekatan secara tenang dan beri dorongan untuk bertanya dan serta berikan  informasi yang di butuhkan dengan bahasa yang jelas.
R/: Pemecahan masalah sulit untuk orang yang cemas, karena ansietas merusak belajar dan  untuk meng
e.       Kolaborasi pemberian
a). Terapi heparin: Perhatikan pembentukan tanda-tanda antibody antitrombosit oleh penurunan tiba-tiba dari jumlah trombosit.
b). Berikan trasfusi darah sesuai prosedur dan efaluasi denagn ketat  terhadap manifestasi reaksi tranfusi.
R/: Bila penyakit primer diatasi tujuan tindakan tambahan adaah untuk mengontrol perdarahan dan memperbaiki keadan factor pembekuan yang normal.

    1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
Tujuan: Hipertensi dapat diatasi
a). Pasien mengeluh tubuhnya tidak panas lagi
b). Suhu tubuh normal akral tidak teraba panas
c). tidak teraba dislensi abdomen
Intervensi dan Rasional
 Mandiri:
a). Berikan obat penurunan panas dan non alcohol dan non kavein sesuai sesuai resep mandiri.
b). Mendeteksi tingkat penyebab penyebaran peradangan
Rasional:
a). Dapat mengurangi demam
b). Menurunkan panas melalui respon penyerapan pusat.
    1. Resiko intoleransi aktivitas b/d penurunan suplai 02
Intervensi dan Rasional
   a). Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas
         R/: Mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan
   b). Ausasi TD, nadi, persarafan selama dan sesudah aktivitas
         R/: Manivestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah 02 adekuat ke jaringan.
    c). Beringan lingkungan tenang pertahan tirah  baring bila indikasikan
          R/: Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.
     d): Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien
          R/: Meningkatkan secara bertahap aktivitas secara normal.
    1. Nyeri
Tujuan:
 Nyeri hilang atau terkontrol
 Intervensi dan rasional
 a). Kaji tingkat nyeri pasien
      R/: Tingkat nyeri dapat mempengaruhi tingkah laku pasien dan proses pengobatan
 b). Mempertahan tirah baring selama baring selama fase akut
      R/: Meningkatkan relaksasi terhadap seluruh organ yang bersangkutan.

c). Kurangi aktifitas yang berlebihan
     R/: Aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan vascular.
d). Bantu pasien dalam aktivitas sesuai kebutuhan
      R/: Mencegah komplikasi dalam hubungan dengan sakit kepala.
      









BAB 1V

PENUTUP



  1. Kesimpulan
Penyakit koagulasi intravascular diseminata [KID] atau yang lebih dikenal sebagai disseminated intravascular coagulasion [DIC] adalah suatu gangguan pembekuan darah yang didapat berupa kelainan trombohemoragikc sistemik yang hampir selalu disertai dengan penyakit primer yang mendasarinya. Karakteristik di tandai oleh adanya gangguan hemostasis yangmultipel dan kompleks berupa aktivasi pembekuan darah yang tidak terkendali dan fibrinolisis [koagulapati konsumtif]. DIC merupakan salah satu kedaruratan medic karena mengancam nyawa dan memerlukan penganan segera.

  1. Saran
Mengetahui DIC harus sedini mungkin agar tidak menyebabkan akibat buruk seperti kematian dan tenaga kesehatan harus member penuluhan tentang penyakit ini.




DAFTAR PUSTAKA




Gofir Abdul. 203. Diagnosa dan Terapi kedokteran. Salemba medika: Jakarta

Suyono slamet.2001. Ilmu penyakit dalam jilid ll edisi ketiga. Balai penerbit FKUI: Jakarta

Dianec Buughman. 1887. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Baker WF. 1888. Clinical of disseminated intravascular coagulation syndrome. Balai penerbit FKUI; Jakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar