Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Candidiasis



BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
            Candidiasis adalah suatu infeksi dari jamur.jenis jamur yang menginfeksi adalah dari genus candida.biasanaya berupa superficial dari derah kutaneus tubuh yang lembab.infeksi yang paling sering disebabkan oleh candida albikans.infeksi ini sering menyerang kulit ,membrane mukosa mulut, dan vagina.dari jmur jamur ini jarang sekali terjadi terdapat infeksi sistemik atau endokarditis
            Kandida adalah suatu spesies yang paling uum di temukan di rongga mulut yangmerupakan flora normal.Teleh di laporkan spesies candida mencapai 40-60% dari seluruh populasi mikroorganisme di rongga mulut.terdapat lima spesies kandida yaitu  K.albikans,K.glabrata,K.parasilosis, K.krusei,K,tropikalis.dri kelima cnadida tersebut kK Albikans merupakan spesies yang paling umum menyebabkan penyakit kandidiasis.Ada pula jenis infeksi dari candida yang kronis seperti pada kelainan imunnodefisiensi seluler pada kulit dan membrane mukosacirinya adalah terdapat alergi kutaneus,dan pada beberapa kasus terjadi pla aktivitas limfosit  atau produksi factor pengahambat migrasi yang berkurang       
            Candidiasis terdapat di seluruh dunia yang dapat menyerang seluruh umur,baik laki maupun wanita.dari warga new seland dengan imun yang rendah tahun 1990 sekitar 15%nya terkena candidiasis.Namun lebih banayak terjadi pada wanita,karena terdapatnya candida sebagai flora normal dalam saluran kelamin wanita dan kenaikan PH pada wanita hamil.di mew seland dari 1009 wanita 19% terkena vaginitis.tahun 2002 terjadi kenaikan menjadi 33% ang terkena vaginitis.idak adacara mencegah candidiasis karena menyebabkan Candida menjadi kebal terhadap obat – obatan.sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga agar candida tetap seimbang
2.TUJUAN
    1. Tujuan umum
1. Untuk mendukung kegiatan belejar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah keperawatan system integument tentang “ Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan gangguan system integument (candidiasis ) ”
2. Untuk melatih mahasiswa/I agar lebih memahami mengenai penyakit candidiasis
3. untuk melatih mahasiswa/I dlam membuat makalah yang tepet secara sistemetis
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/I mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan  candidiasis yang meliputi devenisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis ,penetalaksanaan , komplikasi, pemeriksaan penunjang, serta proses keperawatan

3.RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan candidiasis
2.      Bagaimana etiologi penyakit candidiasis
3.      Bagaimana patofisiologinya candidiasis
4.      Bagaiman manifestasi klinis candidiasis
5.      Apa saja penatalaksanaan candidiasis
6.      Bagaiman komplikasi dari candidiasis
7.      Bagaiman pemeriksaan penunjang candidiasis
8.      Bagaiman konsep dasar askep candidiasis,.




















BAB II
TINJAUAN TEORI
A.KONSEP DASAR MEDIS
1.      PENGERTIAN
Candidiasis adalah infeksi yang di sebabkan oleh jamur candida.infeksi kandida menyerang kulit dan selaput mukosa  yaitu jarngan yang melapisi permukaan bagian tubuh kita misalnya, vagina( vagina candidiasis), yang sering kita kenal keputihan dan di rongga mulut(oral candidiasis ).kandida juga merupakan penyebab tersering dari paronokia yaitu infeksi kulir dan kuku dan onikkomiosis penyakit jamur kuku
2.      ETIOLOGI
Penyebab paling umum adalah jamur candida ALBIKANS.
Struktur  K.Albikans ini terdiri dari dinding sel sitoplasma nucleus membrane golgi dan endo plasmik retikuler dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan di bentuk oleh manoprotein gulkan chitin.K.Albikans dapt tumbuh pada media ang menganbung sumber karbn misalnya glukosa dan nitrogen biasanuya di gunakan ammonium atau nitrat kadang – kadang memerlukan biotin.Pertumbuhan jamur ditandai  dengan pertumbuhan ragi yang berbentuk oval atau sebagian elemen filament hyfa/pseudohyfa ( sel ragi yang memanjang )dan suatu masa filament hyfa disebut mycelium sepsis ini tumbuh pada temperature 20-40 ˚c 

3.      KLASIFIKASI BERDASARKAN TEMPAT YANG TERKENA
a.       C. oral
b.      Perleche,luka dan radang pada tepi kiri dan kanan mulut luar
c.       C. volvuvaginitis infeksi membrane mucus vagina
d.      C. intertrigo ,infeksi pada kulit
e.       Diaper candidiasis , infeksi pada daerah yang di tutupi diaper /popok bayi
f.       Congenital cutaneus candidiasis ,infeksi kronis pada kulit bayi lahir premature
g.       Per anal candidiasis ,infeksi pada kulit muara anus
h.      Candidal paronikia,infeksi pada lipatan kuku
i.        Erosion interdigitalis blastomycetica,infeksi pada kulit jari
j.        Kronik mukokutaneus candidiasis,infeksi  kronis pada kuku dan  mukuso kulit
k.      Candidiasis sistemik , infeksi yang menyebar dan menyebabkan keracunan darah khususnya pada imun yang rendah.
l.        Candidid , peradangan pada kulit tangan akibat jamur dari kaki sepertidermatophytids
m.    Antibiotic candidiasis ,dapat terjadi karena kelebihan pemakaian berbagai antibiotic (seperti oxytetrasiklin yang umumnya digunakan untuk mengontrol acne. )
4.      MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya tergantung pada daerah yang terpapar mis infeksi pada vagina manifestasinya adalah,rasa gatal yang parah pada daerah vulva,rasa terbakar ,rasa sakit,dan iritasi yang minimbulkan bercak keputihan pada atau abu- abu pada dinding vagina

5.      PATOFISIOLOGI
Kandidiasis ini sering di sebabkan oleh kandida albikans,atau kadang oleh candida glabrata,dan kandida tropikalis.jamur kandida albikans ini umumnya memang terdapat pada mulut dan vagina sebagai sporofit sampai terjadi perubahan mekanisme pertahan local sistemik yang menurunkan daya tahan tubuh.Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan.hal ini merupakan infeksi paling sering terjadi pada mulut dan vagina.penyakit ini disebabkan jamur candiad albikans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal .tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangkan waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang lama dan penggunaan obat-obatan  yang menekan system imun  serta penyakit yang menyerang system imun(AIDS)namun juga karena gangguan keseimbangan  mikroorganisme yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotic yang tidak terkontrol.sehingga ketika pertahanan tubuh /antibody dalam keadaan lemah,jamur candida albikans yang daam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol,dan menyerang system imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit Yng di sebut Candidasis
6.      PENATALAKSANAAN
1.      Sistemik
a.       Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,obat ini tidak diserap oleh usus
b.      Amfoterisin B diberiakan intravena  untuk kandidosis sistemik
c.       Untuk kandidosis vaginalis dapat di berikan kotrizo 500 mg per  vagina dosis tunggal sistemik dapat diberkan ketonazol 2x200 mg /hari atau dengan itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal
d.      Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis disis untuk dewasa 2x100 mg sehari selam 3 hari
2.      Topical
a.       Larutan unggu gentian ½ -1 untuk selaput lender 1-2% untuk kulit,dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari
b.      Nistatin : berupa krim atau bedak
c.       Amfoterisin B
d.      Grup asol antara lain
a)      Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
b)      Klotrimazol 1% berupa bedak atau larutan ,dank rim
c)      Tiokonazol ,bufonazol isokonazol
d)      Siklopirksolamin 1% larutan atau krim
e)      Anti mikotik yang lain yang berspektrum luas 1,10
3.      Khusus
a.       Kandididasis intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap kering daeng penambahan bedak nistatin topical, klotrimazol, 2x sehari.pasien dengan infeksi yang luas ditambakan dengan flukonazol oral 100 mg selam 1-2 minggu atau itrokonazl orl 100 mg 1-2 minggu.
b.      Diaper disease : mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan lembab.Pengeringan udara,sering mengganati diaper dan selalu menggunakan bedak baby atau pasta zinc oxide merupakan tindakan  pencegahan yang adekuat.terapi topikalyang efektif dengan nistatin ,amfoteristin  b , mikonazol.
c.       Paronikia :pengobatan dengan obat topical biasanya tidak efektif tetapi dpat di coba untuk paronikia yang kronis .solusio  anti fungi dapat digunakan terapi oral yang dianjurkan dangan itrakonazol atau terbinafin
Grup azole adlah obat anti mikosis sintetik yang berspektum luas.termasuk ketokonazol .mekenisme kerja dari grup ini adalah menghambat sintesis dar ergosterol mengubah cairan membransel dan nengubah kerja enzim membrane.hasilnya dapat menghambat replikasi  dan penghambatan trans formasi bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan bentuk invasive dan patogenik parasit
Niatatin dan amfoterisin adlah polyene yang aktif melawan beberapa fungi tpai hanya bekerja sedikit pada  sel mamalia dan tidak bekerja pada bakteri.obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi fungsi permeabilitas dan transport
Terbinafine adlah alimine yang merupakan funfisida jangkauan luas pada kulit pathogen .obat ini menghambat eposidase yang terlibat dlam sintesis ergosterl dari bagian dinding sel jamur.   
7.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albikans pada swab mukosa
2.      Pemeriksaan endoscopi :hanya dilakukan jika tidak dapat perbaikan dengan pemberian flokonazol
3.      Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topical dengan swab atau kumur pada oral
Bahan pemeriksaan  dapat diambil dengan beberapa cara yaitu asupan (SWAB)aatau kerokan (SCRAPING) lesi pada mukosa atau kulit juga dapat digunakan darah sputum dan urine.Selanjutnya bahan pemeriksaan tersebut diletakan pada geles objek dalam larutan potassium hydroksida (KOH),hasil akan terlihat Pseudhyphae yang tidak beraturan atau blastopora.Selain pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan kultur menggunakan agar sabouraud’s atau eosinmethylene blue pada suhu 37˚C hasilnya akan terbentuk koloni dalam waktu 24-48 jam
Pada kasus kandidiasis kronis pada umumnya dilakukan biopsy bahan pemeriksaan dapat diwarnai dengan Periodik Acid Schiff(P.A.S) hasilnya akan terlihat pseudomyselia dan hifa.disamping itu akan terlihat parakeratosis dan leukosit plimorfonuklear
8.      KOMPLIKASI
Candida yang bermetastases dapat menjalar ke ,esophagus,usus halus,usus besar dan anus,infeksisistemik, lain berupa hati dan otak.
9.      PENCEGAHAN
a.       Hindari pakian yang ketat,atau terbuat dari bahan yang tidak serap keringat .
b.      Konsumsi yogurt atau supplement yang mengandung laktobasilus akan meningkatkan tumbuhnya bakteri yang baik  daam usus dan menekan tumbuhnya kandida
c.        Hindari bergantian pasangan seks.
d.      Gunakan kondom
e.       Jaga kebersihan mulut
f.       Jaga kebersihan pada daerah vulva
g.       Hindari /hati –hati terhadap bahan kimia tertentu yang dapat merusak keseimbangan MO pada vagina dan anus
h.      Jangan minum antibiotic tanpa pengawasan dokter Karen adapt menimbulkan resistensi (kekebalan ) jamur terhadap antibiotic  tersebut di kemudian hari.   



B.KONSEP DASAR ASKEP
1. PENGKAJIAN
a.       Identitas pasien
b.      Riwayat kesehatan sekarang
c.       Riwayat penyakit dahulu
d.      Riwayat penyakit keluarga
e.       Pemeriksaan fisik
f.       Data dasar pengkajian fisik
a)      Aktivitas dan istirahat
Gejala: mudah lelah,berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,progesi    kelelahan malaise.
Tanda :   kelemahan otot.  
b)      Sirkulasi
Gejala :  proses penyembuhan luka lambat
Tanda  :  takikardi,perubahan TD
c)      Intregitas ego
Gejala : menguatirkan penampilan lasi cacat. Dan BB menurun
Tanda  : cemas depresi,takut menarik diri,
d)      Eliminasi
Gejala :diare ,sering dengan atau tanpa disertai kram  abdominal .nyeri panggul serta nyeri saat miksi.
Tanda  : lesi atau abses peri anal ,perubahan dalam jumlah warna dan karkteristik urin.
e)      Makanan/ cairan
Gejala : Tidak ada napsu makan,perubahan dalam kemampuan mengenali makan,mual  muntah,disfagia,nyeri restoternal saat menelan
Tanda :penurunan  BB yang cepat turgor kulit buruk,lesi pada rongga mulut,adanya selaput putih dan dan perubahan warna,kesehatan gigi /gusi yag buruk,aanya gig tanggal
f)       Hygiene
Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri aktivitas perawatan diri
g)      Neurosensori
Gejala : Kerusakan sensasi,atau indera posisi getaran,kelemahan otot.
Tanda : timbul rafleks yang tidak normal.
h)      Nyeri/nyaman
Gejala : nyeri, sakit dan rsa terbakar
Tanda : penurunan rentan gerak,gerak otot melingdungi bagian yang sakit
i)        Keamanan
Gejala : Rasa terbakar  luka yang lama penyembuhannya.riwayat penyakit defisiensi imun.
Tanda  :  perubahan intergitas kulitluka pda peri anal dan kulit.
j)        Seksualitas
Gejala : riwayat berperilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.aktivitasa seksual yang terlingdungi dan seks anal.penggunaan kondom yang tidak konsisten.
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Kerusakan intergitas kulit b/d patologi penyakit
2.      Nyeri acut b/d reaksi inflamasi
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan napsu makan
4.      Kekurangan volume cairan b/d pembatasan pemasukan :mual muntah
5.      Ansietas b/d perubahan kesehatan
3.intervensi
1.      DX 1 .kerusakan intergitas kulit b/d patologi penyakit

INTERVENSI
·      Kaji  kulit setiap hari, catat warna, turgor, sirkulasi, dan sensasi
R/menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibangdingkan dengan  melakukan intervensi yang tepat
·      Secara teratur ubah posisi,ganti sprei sesuai kebutuhan
R/ Meningkatkan aliran darah ke jaringan dan meningkatkan prodes penyembuhan.
·      Pertahankan sprei bersih, kering, dan tidak berkerut
R/ firksi kulit disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan iritasi dan potensial terhadap infeksi
·      Bersihkan daerah perianal dengan membersihkan veses dengan air dan mineral.hindari penggunaan tissue toilet jika timbul vesikel gunting  kuku secara teratur.
R/ mencegah miserasi yang disebabkan oleh diare dan menjaga agar lesi perianal tetap kering
·      Gunting kuku secara teratur
R/ kuku yang panjang /kasar dapat menngkatkan resiko kerusakan kulit
·      Kolaborasi
Dapatkan kultur dari lesi kulit
R/mengidentivikasi bakteri pathogen dan pilihan perawatan yang sesuai
Gunakan obat topical sistemik sesuai indikasi
R/ digunakan pada perawatan lesi kulit.jika digunakan salep multi dosis perawatan harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang.
2.      DX 2
INTERVENSI
·      Kaji keluhan nyeri perhatikan lokasi intensitasfrkwensi dan waktu.
R/ mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda –tanda perkembangan komplikasi
·      Dorong ungkapperasaan
R/ dapat mengurangi ansietas dan rasa takut sehingga mengurangi persepsi akan insenditas rasa takut
·      Berikan aktivitas hiburan mis membaca dan nonton televisi
R/ memfokuskan kembali perhatian mungkin dapat meningkatkan kemempuan untuk menanggulangi
·      Intruksikan psien untuk teknik napas dalam
R/ meningkakan teknik relaksasi dan perasaan  sehat.
·      Beriakan perawatan oral
R/ ulserasi /lesi oral mungkin menyebabkan ketidak nyaman yang sangat
·       Berikan analgesic antipiretik
·      R/memberikan  penurunan nyeri/tidak nyaman mengurangi demam
3.      DX 3
INTERVENSI
·      Kaji kemempuan untuk mengunyah,menelan,dan merasakan
R/lesi mulut tenggorokan dan esophagus,dapat menyebabkan disfagiapenurunan kemamampuan paien untuk mengolah makannan dapat mengurangi keinginana untuk makan
·      Timbang BB sesuai dengan kebutuhan
R/indicator kebutuhan nutrisi atau pemasukan yang adekuat.
·      Hilangkan rangsan lingkungan yang berbahaya atau kondisi yang memperburuk reflex.
R/  mengurangi stimulus reflex pusat muntah di medulla
·      Rencanakan diet dengan pasien atau orang terdekat
 R/ melihat pasien dalam rencana memberikan perasaan control lingkungan yang mungkin menigkatkan pemasukan
·      Kaji obat- obat tehadap efek samping nutrisi.
R/ profilatik dan obat –obat terapeutik mungkin memiliki efek samping nutirsi mis : AZT pengubah rasa mual/mutah.
·      Batasi makanan yang menyebabkan mual /muntah 
R/ mungkin kurang ditoleransioleh Pasien karena luka pada mulut/disfagia.
·      Berikan fase istirahat sebelum makan .hindari prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu makan
R/ mengurangi rasa lelah.
·      Catat pemasukan kalori
R /mengidentifikasi kebutuhan terhadap suplemen.
·      Kolaborasi
Konsultasi dengan ahli gizi
 R/ menyediakan status gizi /diet berdasarkan kebutuhan pasien
Pertahankan status puasa jika diindikasikan
R/mungkin diperlukan untuk mengurangi mual dan muntah.
Pasang NGT sesui petunjuk
R/ mungkin diperlukan untuk mengurangi mual muntah
    
DX 4
INTERVENSI
·      Pantau tanda vital R/indicator dari volume cairan sirkulasi
·      Catat tingkat suhu dan durasi demam,pertahankan pakian tetap kering,pertahan kan kenyamana suhu lingkungan R/ meningkatkan kebutuahan metabolisme dan diaphoresis yang berlebihan yang dihubungkan degnan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan.
·      Kaji turgor kulit dan membrane mukosa dan rasa haus R/  indicator tidak langsung dari status cairan
·      Timbang BB sesuai indikasi R /  meskipun kehilangan BB dapat menunjukan penggunaan otot,fluktasi tiba –tiba dan menunjukan status hidrasi.kehilangan cairan berhubungan dengan diare dapat dengan cepat menyebabkan krisis dan mengancam hidup
·      Ukur haluaran urine dn berat jenis urin R /peningkatan berat jenis urine /penurunan haluaran urine menunjukan perubahan perfusi ginjal/volume sirkulasi.
·      Pantau pemasukan oral dan memasukan cairan sedikit R/ mempertahankan keseimbangan  cairan  mengurangi rasa haus
·      Hilangkanmakanan potensial yang menimbulkan diare yakni makanan yang pedas,makanan yang berkadar lemak tinggi kacang. mengatur kecepatan dan konsentrasi R/mungkin dapat mengurangi diare
·      Kolaborasi
Berikan cairan dan elektrolit  melelui selang pemberi makan.
R/ mungkin diperlukan untuk mendukung peningkatan volume sirkulasi terutama jika pemasukan oral tak adekuat
       DX 5

·      Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu R/ memberikan penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk memecahkan masalah pada situasi yang diantisipasi
·      Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien.R/menjamin bahwa pasien tidak sendirian atau diterlantarkan menunjukan rasa menghargai dan menerima orang tersebut.membantu meningkatkan rasa percaya diri
·      Brikan informasi yang akurat dan konsisten mengenai prognosis.Hindari argumantasi mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut R/ Dapat mengurangi ansietas dan ketidakmampuan paien untuk membuat keputusan.
·      Berikan lingkunganyang terbuka dimana paien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri  utuk berbicara R/ Membantu paien untuk merasa diterima pada kondisi   sekarang
·      Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, juga dukungan orang terdekat R/ menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik dan menurunkan ansietas dan rasa takut


4.IMPLEMENTASI

5.EVALUASI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar