Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Dermatitis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit(epidermis dan dermis)sebagai respon terhadap pengaruh resiko eksogen atau faktor endogen,menimbulkan kelainan klinis berupa efloserasi limorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likonifikasi) dan keluhan gatal tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (olimorgik). Dermatitis cenderung reisdif dan menjadi kronis.pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya sikumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat pula setempat, generalista, dan universalis.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, (contoh deterjen, asam, basa, oli, dan semen), fisik (sinar dan suhu/atau air), mikro-organisme (bakteri dan jamur) dan dapat pula dari dalam (endogen) misalnya :dermatitis atopik sebagian lain tidak diketahui etiologinya secara pasti.
Banyak dermatitis yang bekum diketahui dengan psti patogenesisnya terutama yang penyebabnya faktor endogen.yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak(baik tipe organic maupun iritan)

B.     TUJUAN
1)      Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang penyakit dematitis mulai dari proses penyakit sampai penatlaksanaan.
2)      Tujuan khusus
Untuk masalah ini penulis ingin mengetahui bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan dermatitis.

C.    SISTEMATIKA PENULISAN
         Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab,yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang,tujuan penulisan,sistematika penulisan dan manfaat penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Dibagi dalam 2 bagian yaitu konsep dasar medis dan konsep dasar askep dalam konsep dasar medis berisi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, jenis-jenis dermatitis, dan penatalaksanaannya atau pengobatan. Sedangkan di konsep dasar askep meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan.
BAB III PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dan saran

D.    MANFAAT PENULISAN
a)      Bagi mahasiswa/I :
Agar bisa mempelajari dan mengetahui tentang asuhan keperawatan penyakit DERMATITIS  pada seseorang
b)      Bagi perawat :
Agar perawat dapat memberikan Asuhan keperawatan yang komperhensif kepada penderita DERMATITIS
c)      Bagi para pembaca :
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit DERMATITIS  dan mengantisipasi untuk tidak terkena penyakit DERMATITIS






BAB II
KONSEP DASAR MEDIS


1.      PENGERTIAN
a)         Dermatitis adalah : Peradangan kulit (epidermis dan dermis)sebagai respon terhadap faktor endogen,menimbulkan kelainan klinis efioresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, dan skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
b)        Dermatitis adalah:epiderma-dermitis dengan gejala subyektif pruritis.

2.      ETIOLOGI
Dermatitis dapat berasal dari:
a.       Dari luar (eksogen)
1)      Bahan kimia (detrjen,asam,basa,oli,dan semen)
2)      Bahan fisik(sinar dan suhu atau air)
3)      Mikro-organisme(bakteri dan jamur)
b.      Dari dalam (endogen)
Misalnya : dermatitis atropik         terpaut pada faktor genetik banyak pada bayi dan anak-anak.

3.      MANIFESTASI KLINIS
a.    Subyektif : Radang akut,kenaikan suhu atau (kalor) kemerahan (rubor), edema, dan gangguan fungsi kulit.
b.    Obyektif : Biasanya batas kelainan tidak tegas,lesi polimorfi,yang dapat timbul secara berturut-turut pada daerah berambut,sedangakan pasta pada daerah tidak berambut.

 
4.      JENIS - JENIS DERMATITIS
a)      Dermatitis kontak
a)      Pengertian
·      Dermatitis kontak adalah:dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit.
·      Dermatitis kontak adalah:dermatitis kontakan eksternal,yang menimbulkan fenomen,sensitisansi(alergik)atau toksik(iritan)
b)      Etiologi
Sekret serangga, lipas, getah tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, soda dalam, zat - zat detergen (lisol), desinfektan, dan zat warna.
c)      Manifestasi klinis
Gambaran dermatitis mulai pad tempat terjadinya kontak dengan kulit,dapat menjadi generalisata.kontak ulang memepercepat penyebaran.
d)     Penatalaksanaan atau pengobatan
Upaya pengobatan pada dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menghindari atau mrnyingkirkan pajanan bahan iritan,baik yang bersifat mekanik,fisik,maupun kimiawi.apabila diperlukan,untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topical,misalnya:hidrokortisan atau untuk kelainan yang kronik dapat diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat.
Upaya pengobatan dermatitis kontak alergik diberikan kortikosteroid dalam jangka pendek untuk mengatasi dermatitis kontak alergik yang ditandai dengan eritema,edema vesikel, bula serta eksudatif, misalnya prednison 30 mg/hari. Sedangkan untuk dermatitis kontak alergik yang ringan atau dermatitis kontak alergik akut yang telah mereda, cukup diberikan kortikosterod atau makrolaktam secara topical.

b)      Dermatitis atopik
a.       Pengetian.
Dermatitis atopik adalah:keadaan peradangan kulit kronis dan residif,disertai gatal, yang berhubungan dengan atropi.


b.      Etiologi
Terdapat stigmata atropi(herediter)pada pasien atau anggota keluarga berupa:
a)   Rinitisalergik,asmabrokial.
b)   Alergik terhadap alergen protein(polivalen)
c)    Pada kulit:dermatitis atopik,dermatografisme putih dan kecenderungan timbulkan urtika.
d)   Reaksi abnormal terhadap perubahan suhu(hawa udara panas dingin)dan ketegangan(stress)
e)    Resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri.
f)    Lebih sensitif terhadap serum dan obat.
g)   Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis
c.       Manifestesi klinis.
Ø  Terdiri atas 3 bentuk atau fase
·         Bentuk infanti(2-3 bulan)
·         Bentuk anak(3-10 tahun)
·         Bentuk dewasa(13-10 tahun)
Ø  Manifestasi lain dapat berupa:
v  Kulit kering dan sukar berkeringat,gatal –gatal jika berkeringat.
d.      Penatalaksanaan atau pengobatan.
Pada umumnya, terutama menghindari faktor pencetus atau faktor predisposisi. Bila eksudarsi berat atau stadium akut diberi kompres terbuka, bila dingin dapat diberi krim kortikosterod ringan sedang. Pada lesi kronis dan likerifikasi dapat diberi salep kortikosteroid kuat.

c)      Neurodermatitis sirkumskripta
a.         Pengertian
Neurodermatitis kulit kronis,gatal,sirkumskrip,ditanfai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likerifikasi)menyerupai kulit batang kayu,akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karene berbagai rangsangan pruritogenik.



b.      Manifestasi klinis
Ø  Subyektif  : sangat gatal sehingga pasien suka menggaruk (dengan menggaruk,maka timbul ekskoriasi dan ingin menggaruk lagi)
Ø  Obyektif : terlihat area sirkumskripta,dengan hiperpigmentasi,likerifikasi,dan papul-papul serta biasanya bekas garukan.
c.       Penatalaksanaan atau pengobatan
Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan anti pruritis, kortikosteroid topikal atau intralesi.

d)     Dermatitis numularis
a.       Pengertian
Dermatitis numularis adalah:dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin)atau agak lonjong,berbatas tegas dengan eforesensi berupa papulovesikel,biasanya mudah pecah atau oozing sehingga basah.
b.      Manifestasi klinis.
Ø  Subyektif : sangat gatal
Ø  Obyektif : terlihat dermatitis sebesar uang logam, terdiri atas eritema, edema, kadang ada vesikel, krusta atau papul.
c.       Penatalaksanaan atau pengobatan
Cari infeksi sebagai faktor pencetus fokal atau sisitemik,dapat diberikan prednison 20 mg/hari.pengobatan topikal disesuaikan kondisi penyakit.

e)      Dermatitis statis
a.       pengertian
Dermatitis statis adalah:salah satu jenis dermatitis sirkulatorius.(biasanya dermatitis statis merupakan dermatitis varikosum,sebab kausa utamanya ialah insufiensi vena)
b.      etiologi
Semua keadaan yang menyebabkan statis peredaran darah di tungkai bawah.


c.       manifestasi klinis
ü  Subyektif :terdapat pruritis.pada permulaa tampak edema pada pergelangan kaki,terutama pada sore hari sehabis bekerja.
ü  Obyektif:bila timbul infeksi sekunder,maka teraba indurasi subkutan,dan kulit diatasnya berwarna coklat-merah.
contoh gambar dermatitis atopik

5.      PATOFISIOLOGI
Dermatitis adalah peradangan yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast.histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema.penggarukan menyebabkan rusaknya kulit.sedangakan faktor lainnya penyeabab timbulnya dermatitis adalah akibat terpajannya iritan.sel langerhans mengolah dan menyajikan suatu alergen ke sel T di dekatnya.sel T menanggapi dengan respon hipersensitivitas terhadap alergen.respon tersebut berjalan lambat yaitu memelikan waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk muncul.

6.      KOMPLIKASI
a)      Likenifikasi
b)      Fisura
c)      Skuama
d)     Mata tertutup karena edema


7.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan dilakukan patch test atau uji tempel dilakukan dengan cara ditempel dengan bahan yang dicurigai pada bagian intrascapular,kemudian ditutupi dengan bahan impermiabel

8.      PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN
a.       Sistemik
Pada kasus dermatits ringan diberi antihistamin,atau kombinasi antihistamin antisrotonin,antibradikinin,anti SRA.pada kasus akut atau berat dapat diberi kortikosteriod.
b.      Topikal
1)        Dermatitis akut atau basah harus diobati secara basah (kompres terbuka).dermatitis kering diobati dengan krim atau salep.
2)        Makin berat atau akut penyakitnya,makin rendah presentase obat spesifik
3)        Bila dermatitis akut diberi kompres.bila subakut,diberi lasio,pasta:bila kronik diberi salep.krim diberikan pada daerah berambut ,sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut.




BAB III
KONSEP DASAR ASKEP

1.      Pengkajian
a)      Identitas klien (nama,umur,jenis kelamin dan alamat)
b)      Keluhan utama (gatal dan nyeri)
c)      Riwayat penyakit (faktor penyebab)
v Riwayat makanan :telur dan ikan kering
v Riwayat alergi : terhadap penyinaran cuac,deterjen dan air.
v Riwayat keluarga:apakah ada keluarga yang menderita(pernah) penyakit yang sama ?
v Riwayat pengobatan :obat-obatan apa saja yang pernah dikonsumsi dan bagaimana  reaksi obat.
d)     Pemeriksaan fisik
a.       Kulit
v  Warna :kemerahan (rubor)
v  Tekstur:kasar,tebal dan tipis
v  Kelembaban:kering atau lembab
v  Temperatur :dingin,hangat dan panas.
b.      Sirkulasi
v Apakah ada eritema?
c.       lesi primer dan sekunder:
v Jenis
v Lokasi
v Warna
v Bentuk
v Ukuran
 
2.      Diagnosa keperawatan
1)      Nyeri b/d reaksi peradangan
2)      Kerusakan integritas kulit b/d lesi permukaan kulit.
3)      Gangguan konsep diri b/d perubahan penampilan kulit.
4)      Infeksi b/d port di entri kuman.
5)      Ansietas b/d koping individu in.efektif
6)      Kurang informasi b/d kurang terpajannya informasi

3.      Intervensi keperawatan
Dx 1: Nyeri b/d reaksi peradangan
Tujuan         : Klien menyatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang
Kreteria Hasil: Klien tampak rileks, dapat beristirahat/tidur dapat bergerak dengan normal.
Intervensi:
1.      Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10) catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda sakit nonverbal
R/. Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit.
2.      Berikan matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen-linen tempat tidur biar sesuai kebutuhan.
R/. Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan Posisi netral
3.      Mendorong pasien untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak ditempat tidur. Sokong sendi yang sakit diatas dan dibawah, hindari gerakan yang menyentak.
R/. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekuatan sendi menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi.
4.      Dorong menggunakan teknik relaksasi, contoh bimbingan imajinasi, visualisasi, latihan nafas dalam.
R/. Meningkatkan relaksasi, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
5.      Kolaborasi pemberian obat-obatan Aspirin NSAID sesuai kebutuhan.
R/. Membantu mempercepat proses penyembuhan dengan terapi.

Dx 2 : kerusakan integritas kulit b/d lesi permukaan kulit.
Tujuan : klien akan menunjukan tidak terjadinya kerusakan kulit/minimum
Kriteria hasil:kerusakan kulit berkurang dan kulit tetap utuh.
Intervensi:
1)      kaji tingkat kerusakan kulit
R/.Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya.
2)      Hindari bahan bahan iritasi.
R/.Meminimalkan iritasi
3)      Rendam bagian luka dengan air dingin atau kompres.
R/.Mempercepat proses penguapan secara berangsur-angsur dan menghilangkan gatal.
4)      Berikan lotion atau salep yang sesuai dengan instruksi dokter.
R/.Meminimalkan kerusakan kulit.

Dx 3 : Gangguan konsep diri b/d perubahan penampilan kulit.
Tujuan : klien akan dapat menerima keadaan
Kriteria hasil : dapat bersosialisasi dengan orang lain.
Intervensi:
1)      Bantu klien untuk menerima pengobatan lama.
R/.Kooperatif klien akan mempercepat proses penyembuhan
2)      Dengarkan dengan empati keluhan dari klien
R/.perhatian yang diberikan akan membuat klien lebih terbuka.
3)      Dampingi klien yang cemas untuk mengungkapkan perasaannya.
R/.perhatian yang diberikan membuat klien merasa dihargai.
4)      Berikan supoort mental.
R/.dukungan akan meningkatkan harga diri.

Dx 4 : Infeksi b/d port di entry kuman.
Tujuan:klien akan menunjukan tidak terjadinya infeksi.
Kriteria hasil:tidak tanda peradangan
Intervensi:
1)      Kaji tanda infeksi
R /.membantu dalam mengambil tindakan selanjutnya
2)      Pertahankan sterilisasi dalam merawat luka.
R/.meminimalkan iritasi/infeksi kuman
3)      Kolaborasi pemberian antibiotik
R/.membantu membunuh kuman.

DX 5.  Ansietas orang tua b.d koping inefektif
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien melaporkan ansietsnya berkurang.
Kriteria hasil : klien tampak rileks.
Intervensi :
1)      Kaji tingkat ansietas dan diskusi penyebabnya bila mungkin.
R/    Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan realitas.
2)      Kaji status emosional
R/    Ansietas merupakan reaksi yang umum terhadap perubahan.
3)      Sediakan waktu untuk mendengarkan pasien.
R/    Akan lebih membantu jika mengikuti persaan untuk diekspresikan.
4)        Kolaburasi
Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi
R/ mungkin membutuhkan bantuan yang lebih untuk memecahkan masalah.

DX 6. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman tentang penyakitnya bertambah.
Kriteri hasil : pemahaman klien tentang penyakitnya bertambah.
Intervensi :
1)        Tinjauan proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
R/ Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat keputusan berdasarkan informasi.
2)        Berikan informasi pada klien tentang perjalanan penyakitnya.
R/   Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan.
3)        Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien.
R/   Meningkatkan kerja sama dengan terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan.
4)        Berikan informasi penyakit pada klien tentang komplikasi penyakit.
R/   Membantu meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakitnya.

4.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sesuai intervensi

5.      EVALUASI KEPERAWATAN
Sesuai tujuan dan kriteria hasil.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh resiko eksogen atau endogen,menimbulkan kelainan klinis berupa efloserasi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likonifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung reisdif dan menjadi kronis pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal kelainan kulit pada stadium penyakit, batasnya sirkumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat pula setempat, generalisata, dan universalis.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen),misalnya bahan kimia, (contoh deterjen, asam, basa, oli, dan semen) fisik (sinar dan suhu atau air), mikroorganisme (bakteri dan jamur) dan dapat pula dari dalam (endogen) misalnya : dermatitis atropik sebagian lain tidak dapat ketahui etiologinya yang pasti.

B.     SARAN
1.      Bagi penderita
a.    Diharapkan agar klien selalu memenuhi pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
b.    Anjurkan klien untuk selalu makan makanan yang bergizi
2.      Bagi perawat
a.    Diharapkan untuk selalu melibatkan keluarga klien dalam pemberian asuhan keperawata dan selalu memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga sebelum pulang.
b.    Anjurkan klien untuk selalu menjaga kesehatan tubuh
c.    Beri penjelasan tentang prosedur perawatan dan pengobatan.





DAFTAR PUSTAKA


Djuanda suria, 1999, ipk dan kelamin, edisi 3, FKUI Jakarta
Brunner & Suddarth, 2001. keperawatan medikal bedah. Vol 3, edisi 8, EGC Jakarta
Doengoes Marilyn E. Rencana Asuhan keperawatan, Edisi 3, EGC Jakarta
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar