Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Angina Pektoris



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Angina pektoris adalah: suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila,  pasien menghentikan aktivitasnya.
Angina pektoris di klasifikasikan menjadi tiga yaitu: angina satabil, angina non stabil dan varian angina. Yang termasuk dalam klasifikasi angina stabil adalah: Angina Nokturnal, Angina Dekubitus dan Iskemia tersamar. Yang termasuk dalam klasifikasi angina non stabil yaitu: Angina Refrakter atau intraktabel dan Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan. Sedangkan yang termasuk dalam varian angina yaitu Angina Prinzmetal.
Angina pektoris disebabkan oleh  Arteroisklerosis dan sumbatan arteri koroner utama dan sejumlah faktor yang menimbulkan nyeri angina seperti latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat, dan stress.
Penatalaksanaan pada angina pektoris yaitu Keperawatan: istirahat (duduk adalah postur yang dianjurkan), menghindari stressor yang memicu serangan angina klasik misalnya bekerja di lingkungan dingin dan merokok. Untuk penatalaksanaan medis: di berikan aspirin untuk mencegah gejala angina, Nitrogliserin, penyekat adrenergik beta (propanolol)

B.       TUJUAN PENULISAN
1.         Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan dapat melakukan asuhan keperawatan secara profesional kepada klien dengan masalah angina pektoris dengan pendekatan bio, psiko, sosial dan spiritual.
2.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:
a.       Mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada klien dengan masalah angina pektoris.
b.      Mengidentifikasi pengkajian askep pada klien dengan masalah angina pektoris.
c.       Mengidentifikasi diagnosa pada askep  klien dengan masalah angina pektoris.
d.      Mengidentifikasi intervensi, implementasi, evaluasi  pada askep  klien dengan angina pektoris.

C.       MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1.        Menambah wawasan mahasiswa.
2.        Melatih mahasiswa keperawatan untuk berpikir kritis dan rasional
3.        Menjadikan mahasiswa lebihk reatif, inovatif dan tanggap terhadap setiap masalah  keperawatan.

D.      METODE PENULISAN
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka, dimana penulis telah merangkum dari berbagai sumber buku dan internet.

E.       SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari empat (4) bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai Latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi mengenai pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan.
BAB III KONSEP DASAR ASKEP
Berisi mengenai pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BABA IV PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      PENGERTIAN
1.         Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
2.         Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
3.         Angina pektoris adalah: suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila,  pasien menghentikan aktivitasnya. (Ilmu Penyakit Dalam, hal 1082)
4.         Angina Pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel- sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang atau ke daerah abdomen. (Elisabeth J. Corwin ,Patofisiologi, Jakarta 2000, hal 363)

B.       KLASIFIKASI
1.      Angina Stabil
Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat. Dibedakan antara lain :
1)        Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
2)        Angina Dekubitus : Angina saat berbaring
3)        Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif ischemia (seperti tes pada stress tetapi pasien tidak menunjukkan gejala)

 2. Angina Non stabil (angina prainfark, angina kresendo)
Frekwensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif. Angina non stabil di bedakan antara lain:
1)        Angina Refrakter atau intraktabel
2)        Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
3. Varian angina
Angina Prinzmetal
Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG, di duga disebabkan oleh spasme arteri koroner

C.       ETIOLOGI
1.      Arteroisklerosis dan sumbatan arteri koroner utama
2.      Sejumlah faktor yang menimbulkan nyeri angina :
Latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat, dan stress.

D.      PATOFISIOLOGI
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila oksigen meningkat pada jantung yang sehat, maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan /menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemia miokardium dan sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka sehingga menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris.
Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung  berkurang, maka suplai oksigen manjadi adekuat dan sel- sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat  maka nyeri angina pektoris mereda. Dengan demikian angina pektoris adalah suatu keadaan yang berlangsung singkat.   

E.       MANIFESTASI KLINIS
1.         Nyeri seperti diperas / tertekan di daerah perikardium / sub sternum di dada, kadang-kadang menyebar ke lengan, rahang / toraks.
2.         Pada angina stabil / tidak stabil, nyeri biasanya berkurang dengan beristirahat. Angina Prinzmetal tidak berkurang dengan beristirahat tetapi biasanya menghilang dalam 5 menit.
3.         Adanya keluhan sakit dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut :
1)      Seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau di bawah sternum ,atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri , punggung, rahang, leher atau lengan kanan.Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain seperti daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, bahu.
2)      Kwalitas sakit dada pada angina.
Pada angina sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure like), atau seperti diperas (squeezing), atau terasa panas (burning), kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort) karena pasien tidak dapat menjelaskan sakit dada tersebut dengan baik, lebih-lebih bila pendidikan pasien kurang.
3)      Hubungan dengan aktifitas
Sakit dada timbul pada waktu melakukan aktivitas , misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, mendaki atau menaiki tangga. Pada yang berat aktivitas ringan seperti mandi, menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi  dapat menimbulkan sakit dada. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien segera menghilangkan aktivitasnya.Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu malam hari.
4)      Lamanya serangan sakit dada
Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1-5 menit , walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit dada hilang. Bila sakit dada lebih dari 20 menit , mungkin pasien mendapat serangan IMA dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin.

F.        KOMPLIKASI
Komplikasi dari angina pektoris yaitu infark miokardium.


G.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.         Dapat terjadi perubahan di segmen ST pada EKG
2.         Enzim dan protein jantung mungkin diukur untuk menyingkirkan infark miokard.

H.      PENATALAKSANAAN
1.         Keperawatan: istirahat (duduk adalah postur yang dianjurkan), menghindari stressor yang memicu serangan angina klasik misalnya bekerja di lingkungan dingin dan merokok.
2.         Medis: di berikan aspirin untuk mencegah gejala angina, Nitrogliserin, penyekat adrenergik beta (propanolol)
3.         Pemberian oksigen untuk mengurangi oksigen jantung
4.         Teknik invasiv misalnya: Percuteous transluminal coronary angioplasty (PCTA), dan bedah pintas arteri koroner (transtanplasi pembuluh darah).














BAB III
KONSEP DASAR ASKEP

A.      PENGKAJIAN
1.         Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no CM, tanggal MRS.
2.         Riwayat kesehatan
1.        Keluhan utama.
2.        Riwayat kesehatan sekarang.
3.        Riwayat penyakit dahulu.
4.        Riwayat penyakit keluarga.
5.        Riwayat sosial.
3.         Pengkajian data dasar
a.         Aktivitas / istirahat
Gejala:    Pola hidup monoton, kelemahan
Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.
Nyeri dada bila kerja
Tanda:    Dispnea saat kerja
b.        Sirkulasi
Gejala:    riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda:    takikardi, disritmia
Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
Bunyi jantung: mungkin normal; S4 lambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri
Kulit/membran mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya vasokontriksi.
c.         Integritas ego
Gejala:    stressor kerja, keluarga, lain-lain.
Tanda:    ketakutan, mudah marah
d.        Makanan / cairan
Gejala:    Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan
Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras
Tanda:    ikat pinggang sesak, distensi gaster.
e.         Nyeri / kenyamanan
Gejala:   nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstermitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan).
Kualitas: macam: ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi: biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit)
Faktor pencetus: nyeri sehubungan dengan kerja fisik, atau emosi besar; seperti marah atau hasrat seksual; olaragah pada suhu eksterm; atau mungkin tak dapat di perkirakan dan/terjadi selama istirahat.
Faktor penghilang: nyeri mungkin responsif terhadapmekanisme penghilang tertentu (contoh, istirahat atau obat anti angina)
Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya, karakter atau dapat di perkirakan (contoh, tidak stabil, beervariasi,)
Tanda:   wajah berkerut, meletakan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah.
f.         Pernapasan
Gejala:    Dispnea saat kerja
Riwayat merokok
Tanda:    meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Nyeri akut b/d iskemia miokardia
2.         Curah Jantung menurun b/d iskemia miokardia
3.         Ansietas b/d krisis situasi
4.         Kurang pengetahuan b/d informasi yang kurang

5.        INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx I: Nyeri akut b/d iskemia miokardia
Tujuan: menyatakan atau menunjukan nyeri hilang.

Intervensi:
1.      Pantau / catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik.
R/: mengidentifikasi variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri
2.      Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera
R/: penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri  memerluhkan peningkatan dosis obat.
3.      Kaji frekuensi, intensitas dan lokasi dan pencetus nyeri
R/: Membantu membedakan nyeri angina stabil dan tidak stabil.
4.      Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek
R/: memundahkan pertukaran gas
5.      Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan, dan tindakan nyaman ( contoh : sprei yang kering / tak telipat, gosokan punggung ). Pendekatan pasien dengan tenang dan dengan percaya.
R/: menurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini.
6.      Bantu melakukan teknik relaksasi dan distraksi
R/: Mengurangi ketegangan otot, penurunan persepsi / respons nyeri
7.      Pantau TTV tiap 5 menit selama serangan angina.
R/: TD meningkat dan takikardia merupakan respon simpatis.
8.      Kolaborasi pemberian oksigen
R/: meningkatkan jumlah oksigen untuk pemakaian miokardia.
9.      Kolaborasi pemberian terapi :
Ø  Vasodilator ( nitrogliserin )
R/: untuk meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia
Ø  Penyekat Beta ( propanolol)
R/: menghambat efek rangsang simpatik
Ø  Penyekat saluran calcium ( verapamil )
R/: meningkatkan sirkulasi kolateral dan menurunkan pre load dan kebutuhan oksigen miokardial.
Ø  Pantau perubahan seri EKG
R/: Iskemia selama serangan angina menyebabkan depresi semen ST.

Dx II: Curah Jantung menurun b/d iskemia miokardia
Tujuan: TD,curah jantung dalam rentang normal,penurunan/tak adanya disritmia.
Intervensi:
1.         Pantau TTV
R/: Takikardia terjadi karen nyeri, cemas, hiposksemia, dan menurunnya curah jantung
2.         Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorentasi
R/: Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium
3.         Auskultasi bunyi jantung adanya murmur dan auskultasi bunyi napas
R/: S3, S4 atau krekels terjadi dengan dekompensasi jantung.
4.         Batasi aktivitas, bantu dalam melakukan perawatan diri
R/: Penghematan energi, menurunkan kerja jantung
5.         Hindari angkat berat dan mengejan saat defekasi
R/: menurunkan curah jantung
6.         Batasi asupan kafein, lemak, merokok, aktivitas yang berlebih
R/: kafein meningkatkan ferkuensi jantung. Lemak dan rokok meningkatkan plak pada arteri koronaria. Aktivitas yang berlebihan menimbulkan iskemia pada miokardia.
7.         Kolaborasi pemberian oksigen
R/: mencukupi kebutuhan oksigen pada miokardia
8.         Kolaborasi untuk pemeriksaan enzim jantung, GDA, elektrolit.
R/: enzim memantau perluasan atau perbaikan angina . Hipoksia menunjukan tambahan oksigen. Hipokalemia / hiperkalemia berpengaruh pada kontraktilitas jantung.
9.         Kolaborasi :  Test angiografi jantung .
R/: untuk mengidentifikasi area obstruksi / kerusakan, arteri koroner yang memerluhkan intervensi bedah.
Dx III: Ansietas b/d krisis situasi
Tujuan: Menunjukan strategi koping efektif / keterampilan pemecahan masalah
Intervensi:
1.         Jelaskan tujuan setiap tindakan yang akan dilakukan.
R/: Menurunkan cemas dan takut terhadap tindakan pengobatan , diagnosa dan prognosis.
2.         Anjurkan klien mengekspresikan  perasaan
R/: Mengurangi kekacauan internal
3.         Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya
R/: Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga tidak berubah
4.         Kolaborasi untuk terapi : sedatif
R/: Membantu pasien rileks dan membuat stratagikoping adekuat.
Dx IV: Kurang pengetahuan b/d informasi yang kurang
Tujuan:     -Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan Pengobatan.
- Berpatisipasi dalam program pengobatan
- Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi:
1.         Kaji ulang patofisiologi kondisi, tekankan perlunya serangan mencegah serangan angina .
R/: Klien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol.
2.         Dorong untuk menghindari faktor pencetus angina
R/: Dapat menurunkan inciden / beratnya episode iskemia
3.         Bantu klien / orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stres emosi dan diskusikan cara yang dapat mereka hindari
R/: Langkah penting pembatasan / mencegah serangan angina
4.         Dorong klien untuk mengikuti program yang ditentukan untuk menghindari kelelahan
R/: Takut terhadap pencetus serangan dapat menyebabkan klien menghindari partisispasi pada aktivitas yang telah dibuat untuk meningkatkan perbaikan (meningkatkan kekuatan miokard)
5.         Diskusikan dampak penyakit sesuai pola hidup yang diinginkan dan aktivitas      
R/: klien enggan melakukan / melanjutkan aktivitas biasanya karena takut serangan angina / kematian.
6.         Bantu klien / orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stres emosi dan diskusikan cara yang dapat mereka hindari
R/: Langkah penting pembatasan / mencegah serangan angina
7.         Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina (menghentikan aktivitas, penggunaan teknk elaksasi, pemberian obat bila perluh)
R/: Menyiapkan klien pada kejadian utnuk menghilangkan takut yang  mungkin tidak tahu apa yang harus dialkukan bila terjadi serangan.

6.        IMPLEMENTAS
Dilakukan sesuai dengan intervensi

7.        EVALUASI
Sesuai tujuan dan kriteria hasil

















BAB IV
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Angina pektoris adalah: suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila,  pasien menghentikan aktivitasnya.
Angina pektoris di klasifikasikan menjadi tiga yaitu: angina satabil, angina non stabil dan varian angina. Yang termasuk dalam klasifikasi angina stabil adalah: Angina Nokturnal, Angina Dekubitus dan Iskemia tersamar. Yang termasuk dalam klasifikasi angina non stabil yaitu: Angina Refrakter atau intraktabel dan Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan. Sedangkan yang termasuk dalam varian angina yaitu Angina Prinzmetal.
Angina pektoris disebabkan oleh  Arteroisklerosis dan sumbatan arteri koroner utama dan sejumlah faktor yang menimbulkan nyeri angina seperti latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat, dan stress.

B.       SARAN
Hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan, mahasiswa/i dapat menerapkan teori dan keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah sehingga dapat terjadi kesinambungan dan keterikatan yang erat antara teori dan praktek nyata pada pasien dan diharapkan juga agar mahasiswa/i dapat mengadakan pembaharuan melalui pendidikan tinggi keperawatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar