Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Ulkus Dekubitus



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kulit kehilangan sekitar satu gram kulit setiap harinya karena gesekan kuat pada baju dan aktivitas hygiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi. Dekubitus dapat terjadi setiap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lansia, khususnya pada pasien dengan mobilitas. Seseorang yang tidak imobil yang tidak berbaring di tempat tidur sampai berminggu – minggu tanpa terjadi dekubitus, karena dapat berganti posisi beberapa kali dalam sejam pergantian posisi ini. Mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama, terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat dan juga keadaan umum. Dan penderita inca dekubitus adalah satu masalah bagi populasi pasien dirawat di RS atau di rumah. Perawatan lainnya pasien – pasien tersebut memiliki resiko untuk mengalami terjadinya ulkus dekubitus. Selama perawatan, insiden dan perevelensi  terjadi luka dekubitus pada populasi ini di Amerika Serikat cukup tinggik untuk mendapatkan perhatian dan kalangan tenaga kesehatan, penderita menunjukan bahwa prevelensi luka dekubitus bervariasi, tetapi secara umum dilaporkan bahwa 5 – 11 % terjadi tatanan perawatan akut, acute care, 15 – 25 % ditatanan perawatan jangka panjang dan 7 – 12 % ditatanan perawatan rumah. Berdasarkan penelitian praktek klinik dikeluarkan oleh AHCPR, intervensi keperawatan yang digunakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus terdiri dari 3 kategori yaitu perawatan kulit dan pencegahan dini, penggunaan berbagai matras atau alas dan edukasi pasien.
Penelitian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berfokus pada objek dari berbagai matras mengurangi penekanan jaringan dan perkembangan luka dekubitus sedangkan penelitian tentang perawatan kulit dan posisi tubuh dan edukasi pasien sangat terbatas.
Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan agar lebih memperhatikan area penelitian berhubungan dengan perawatan kulit, pengaturan posisi dan edukasi pasien karena kategori intervensi keperawatan ini masih sangat terbatas diteliti. Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia di negara – negara maju persentase terjadinya dekubitus mencapai sekita 11% dan terjadi dalam 2 minggu pertama dalam perawatan. Penyelidikan menunjukkan bahwa kira – kira 28% penderita di RS mungkin terkena.





B.     Perumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari ulkus dekubitus ?
2.      Penyebab dari ulkus dekubitus ?
3.      Patofisiologi dari ulkus dekubitus ?
4.      Manifestasi klinis dari ulkus dekubitus ?
5.      Pemeriksaan diagnostik pada ulkus dekubitus ?
6.      Penatalaksanaan dari ulkus dekubitus ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan Umum      :  mahasiswa dapat memahami konsep dasar medis ulkus dekubitus.
Tujuan Khusus :
*        Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan ulkus dekubitus.
*        Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien ulkus dekubitus.
*        Mampu menentukan intervensi keperawatan pada klien ulkus dekubitus.
*        Mampu melakukan tindakan keperawatan keperawatan pada klien ulkus dekubitus.
*        Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan ulkus dekubitus.

D.    Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 3 bab yaitu :
Bab I        :       Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, perumusan masalah dan sistematika penulisan.
Bab II      :       Tinjauan Pustaka, terdiri dari Konsep Dasar Medis dan Konsep Dasar Teori.
Bab III     :       Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.       














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    KONSEP DASAR TEORI

1)      Defenisi
-    Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah (www.google.co.id).
-    Ulkus dekubitus adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis dermis dan kadang – kadang jaringan subkulit dan tulang bawanya
(Patofisiologi, Elisabeth J. Corwin, 2002).


2)      Etiologi
a.    Tekanan
Tekanan imobilisasi yang lama mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau salah satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara 2 tekanan). jaringan yang lebih dalam dekat tulang, terutama jaringan dengan suplai darah yang baik akan bergeser ke arah gradient yang lebih rendah.
b.   Kelembaban
Sementara kulit berada  pada permukaan kontak infeksi yang semakin meningkat dengan terdapatnya kelembaban. Keadaan ini menyebabkan peregangan dan unggulusi pembuluh darah., darah yang dalam serta mengalami gaya geser jaringan yang yang dalam ini akan menjadi iskemia dan dapat mengalami nekrosis sebelum berlanjut ke kulit.


c.    Gesekan
Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan dengan alas tempat tidur sehingga seakan – akan kulit tertinggal dari area tubuh lainnya. Pergerakan dari tubuh di atas alat tempatnya berbaring  dengan fiksasi kulit terutama terjadi iritasi menyebabkan terjadi lipatan – lipatan kulit terutama terjadi iritasi dapat menarik dan menutup pembuluh – pembuluh darah sehingga menyebabkan dekrosisi. Jaringan akibat lebih terganggunya pembuluh darah kapiler.

3)      Derajat Ulkus Dekubitus
-    Derajat I
Ulkus tekanan dapat dilihat berupa perubahan kulit akibat tekanan. Ulkus ditandai dengan adanya area berbatas dengan kemerahan persisten pada kulit berpigmen terang. Pada kulit gelap ulkus terlihat warna merah, biru atau keunguan.
·   Tindak Medis
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis. Kulit – kulit yang kemerahan dibersihkan secara hati – hati menggunakan air sabun/air hangat, kemudian diberikan locator, dimassase 2 – 3 kali/hari.
-    Derajat II
Ulkus tekanan ditandai dengan hilangnya kulit termasuk epidermis atau dermis. Ulkus tampak superfisial dan tampak abtasi.
·   Tindak Medis
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal, perawatan luka harus memperhatikan syarat – syarat aseptik dan antiseptik daerah yang bersangkutan di kompres dengan es ataupun air hangat untuk merangsang sirkulasi. Dapat juga diberi salep topikal.
-    Derajat III
Ulkus tekanan dicirikan dengan hilangnya kulit ketebalannya penuh termasuk kerusakan nekrosis jaringan subkular yang dapat menembus ke dalam superfisial.
·   Tindak Medis
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balutan  jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga permiabel untuk masuknya udara atau oksigen dan penguapan.
-    Derajat IV
Ulkus tekanan dicirikan dengan hilangnya kulit ketebalan penuh disertai destruksi luas, nekrosis jaringan atau kerusakan otot, tulang atau struktur peunjang misalnya kendor atau kapsul sendi.



·   Tindak Medis
Semua tindakan medis pada 1, 2, 3 tetap dilakukan dan jaringan nekrosis harus dibersihkan sebab akan mengalami pertumbuhan jaringan beberapa mempercepat adalah dengan membersihkan oksigenasi pada daerah luka.

4)      Faktor – Faktor yang Menyebabkan Ulkus Dekubitus
-    Faktor Umum
Karena adanya tekanan yang lama pada satu sisi tubuh, kelembaban kulit yang dapat menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah serta faktor gesekan dimana berlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus.
-    Faktor Pediatrik
Faktor pediatrik juga menyebabkan ulkus dimana pada masa ini lapisan dan jaringan kulit belum berfungsi sempurna. Jika mengalami tekanan pada daerah tubuh yang sama, gesekan kulit secara terus menerus rentan timbul ulkus.
-    Faktor Transcultural
Budaya yang mana anggapan masyarakat banyak orang sakit (orang sakit berat) harus bedrest dalam tahap penyembuhan dapat menjadi faktor penyebab ulkus.
-    Faktor Gerontology
Pada masa ini fungsi organ tubuh seorang mulai menurun. Begitu pula dengan lapisan kulit rentan terkena ulkus.

5)      Patofisiologi
Tekanan imobilisasi yang lama akan mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau salah satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara                      2 tekanan) jaringan yang lebih dalam dekat tulang terutama jaringan otot dengan suplai daerah yang baik akan bergeser ke daerah yanfg baik akan bergeser kearah gradient yang lebih rendah sementara kulit dipertahankan pada permukaan kontak oleh frikti yang semakin meningkat dengan terdapatnya kelembaban ini menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah daerah yang dalam serta mengalami gaya geser jaringan yang dalam ini akan menjadi iskemia dan dapat mengalami nekrosis sebelum berlanjut ke kulit.

6)      Manifestasi Klinis
-    Tanda cedera awal adalah kemerahan yang tidak menghilang apabila ditekan dengan ibu jari.
-    Pada cedera yang lebih berat dijumpai ulkus di kulit.
-    Dapat timbul rasa nyeri dan tanda – tanda sistemik peradangan termasuk demam dan peningkatan hitung sel darah putih.
-    Dapat terjadi infeksi sebagai akibat dari kelemahan dan perawatan di rumah sakit yang berkepanjangan bahkan pada ulkus kecil.

7)      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Kultur : pertumbuhan mikroorganisme turun atau sel – sel jaringan.
b.      Albumin, serum :

8)      Penatalaksanaan
*        Penatalaksanaan Medis
-    Perawatan luka dekubitus
-    Merubah posisi pasien yang sedang tirah baring
-    Menghilangnya tekanan pada kulit yang merah dan menempatkan pembalut yang bersih dan tipis apabila telah terbentuk ulkus dekubitus.
-    Sistemik
·    Antibiotik spectrum luas
·    Obat antibacterial, topika : mengontrol pertumbuhan bakteri
·    Salep antibiotik
*        Penatalaksanaan Non Medis
-    Kurangi tekanan yang lama pada daerah yang sama
-    Hindarkan dari kelembaban
-    Sering membersihkan kulit apabila muncul lesi di kulit











 
Intake inadekuat










Koping individu
inefektif
 

Inefektif penatalaksanaan perawatan
 
 






SKOR NORTON

 
ITEM
SKOR
Kondisi fisik umum

Ø  Baik
4
Ø  Lumayan
3
Ø  Buruk
2
Ø  Sangat buruk
1
Kesadaran

Ø  Baik
4
Ø  Apatis
3
Ø  Kontrius spoor
2
Ø  Stupor Koma
1
Aktivitas

Ø  Ambulan
4
Ø  Ambulan dengan bantuan
3
Ø  Hanya bisa duduk
2
Ø  Tiduran
1
Mobilitas

Ø  Bergerak bebas
4
Ø  Sedikit terbatas
3
Ø  Sangat terbatas
2
Ø  Tak bisa bergerak
1
Inkontensia

Ø  Tidak
4
Ø  Kadang
3
Ø  Sering Inkotinentia Urine
2
Ø  Sering Inkontinentia urine dan alvi
1


Resiko Ulkus Dekubitus apabila Skor Norton kurang dari14



























B.     KONSEP DASAR ASKEP
1)      Pengkajian
a.       Aktivitas
Tanda :  Penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan tentang gerak pada klien yang sakit misalnya perubahan tonus otot.
b.      Sirkulasi
Tanda :  Hipoksia, penurunan Penurunan nadi perifer distal pada ekstermitas yang cidera, kulit putih dan dingin, pembentukan edema jaringan.
c.       Eliminasi
Tanda :  Haluaran urine menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna mungkin hitam kemerahan, bila terjadi mengidentifikasi kerusakan otot.
d.      Makanan/Cairan
Tanda :  Edema jaringan umum, anoreksia, mual muntah.
e.       Makrosumsum
Tanda :  area bekas/kesemutan.
f.       Pernapasan
Tanda :  Menurunnya medulla spinalis, edema medulla kerusakan neorologi, paralisisi abdominal dan otot pernapasan.
g.      Integritas Ego
Gejala :  Masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda  :  Ansietas, menangis, ketergantungan, menarik diri, marah.
h.      Keamanan
Tanda :  Adanya faktor akibat dislokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot).

2)      Diagnosa Keperawatan
1.    Kerusakan integritas jaringan b/d dekstruksi mekanis jaringan sekunder terhadap tekanan gesekan dan friksi
2.    Kerusakan mobilitas fisik b/d pembatasan gerak yang di haruskan, satatus yang di kondisikan, kehilangan kontrol motorik akibat perubahan status mental
3.    Resiko tinggi infeksi b/d pemajanan dasar dekubitus,penekanan respon inflamasi
4.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan oral
5.    Inefektif penatalaksanaan keperawatan b/d ketidakcukupan pengetahuan tentang etiologi, pencegahan tindakan dan perawatan di rumah
6.    Gangguan bodi image b/d hilangnya lapisan kulit
7.    Koping individu inefektif b/d perubahan status kesehatan


3)      Intervensi Keperawatan
Dx. I.         :  Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan dekstruksi nekrosis jaringan sekunder terhadap tekanan, gesekan dan friksi.
Tujuan       :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan integritas jaringan membaik.           
KH            :  Destruksi jaringan sekunder berkurang, mengurangi kerusakan integritas jaringan.
Intervensi :
1.      Terapkan prinsip pencegahan luka dekubitus.
                        R/  :  Prinsip pencegahan luka dekubitus meliputi tekanan dari jaringan lunak.
2.      Atur posisi pasien senyaman mungkin.
                        R/  :  Meminimalkan terjadinya jaringan yang terkena decubitus.
3.      Balut luka dengan balutan yang mempertahankan kelembaban, lingkungan diatas dasar luka.
                        R/  :  Luka yang lembab dapat mempercepat penyembuhan.
4.      Kaji tanda - tanda infeksi.
                        R/  :  Menentukan intervensi sesuai masalah klien.
5.      Kolaborasi medis untuk pemeriksaan darah.
                        R/  : Untuk mengatasi terjadinya peradangan
Dx. II.       : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak yang diharuskan, status yang dikondisikan, kehilangan kontrol motorik akibat perubahan status mental.
Tujuan       :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan mobilitas fisik.
KH            :  Tidak terjadi pembatasan gerak, tidak terjadi kehilangan kontrol motorik, pasien tidak kaku bergerak.
Intervensi :
1.      Dukungan mobilitas tingkat yang lebih tinggi.
                        R/  :  Gerakan yang teratur menghilangkan tekanan konsisten diatas tonjolan tulang.
2.      Bantu/dorong permukaan dalam atau kebersihan, seperti mandi.
                     R/ : Meningkatkan tekanan otot dan sirkulasi meningkatkan kontrol pasien
                         Dalam situasi dan peningkatan kesehatan lingkungan.
Dx. III.      :  Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemajanan dasar dekubitus, penekanan respon inflamasi
Tujuan       :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi berkurang.
KH            :  Tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak terjadi inflamasi.


Intervensi :
1.      Gunakan sarung tangan steril setiap menggantikan balutan.
                        R/  :  Teknik yang baik mengurangi masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam luka.
2.      Ukur tanda – tanda vital.
                        R/  :  Peningkatan suhu tubuh, takikardia menunjukkan adanya spasias.
3.      Cuci dasar luka dengan larutan NaCl 0,9 %.
                        R/  :  Dapat membuang jaringan yang mati pada permukaan kulit dan mengurangi mikroorganisme.
4.      Kaji tanda - tanda infeksi.
                        R/  :  Menentukan intervensi sesuai dengan masalah klien.
5.      Kolaborasi medis untuk pemeriksaan darah.
                        R/  :  Untuk mengatasi terjadinya peradangan

Dx IV        :  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
                  ketidakmampuan oral
Tujuan      :  Setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan kebutuhan nutrisi
                  dapat tepenuhi
KH           : Nafsu makan meningkat, tidak terjadi mual muntah
        Intervensi :
1.    Beri makan dalam jumlah kecil, sering dan dalam keadaan hangat
R/ Membantu mencegah distensi gaster/ kenyamanan
2.    Bantu kebersihan oral sebelum makan
R/ Mulut atau peralatan bersih meningkatkan nafsu makan
3.    Pertahankan kalori yang tepat
R/ Pedoman tepat untuk pemasukan kalori yang tepat
4.    Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
5.    Timbang berat badan tiap hari
 R/ Gizi yang baik dapat di tunjukkan dengan naiknya BB
6.    Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas
R/ Menurunkan kebutuhan metabolik
7.    Kolaborasi pemberian nutrisi sesuai indikasi
R/ Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/ mencegah kekurangan
    nutrisi lebih lanjut



Dx. V.       :  Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan teraplura berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang etiologi, pencegahan, tindakan perawatan di rumah.
Tujuan       :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan penatalaksanaan perawatan efektif.
Intervensi :
1.      Anjurkan tindakan untuk mencegah dekubitus.
                        R/  :  Pencegahan dekubitus lebih mudah dari pada pengobatan.
2.      Anjurkan tindakan untuk mengobati luka dekubitus.
                        R/  :  Membantu pasien dalam meningkatkan penyembuhan dan mencegah infeksi.
3.      Libatkan orang terdekat dalam program pengajaran.
                        R/  :  Menyediakan sumber – sumber tambahan untuk referensi setelah penghantar.
4.      Kaji kemampuan/pengetahuan pasien mengenai proses penyakit.
                        R/  :  Membantu memberikan penjelasan yang tepat.
4)      Implementasi
Sesuai intervensi.
5)      Evaluasi
Sesuai tujuan dan kriteria hasil.





















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi udara.
Gejalanya ulkus dekubitus adalah tanda cedera awal kemerahan yang tidak menghilang apabila ditekan dengan ibu jari, pada cedera lebih berat dijumpai ulkus di kulit, dapat timbul rasa nyeri dan tanda – tanda sistemik termasuk demam dan peningkatan hitung sel darah putih.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ulkus dekubitus adalah dengan penatalaksanaan media dan penatalaksanaan non medis.

B.     Saran
Bagi perawat yang merawat pasien ulkus dekubitus, sebaiknya setelah pasien pulang disarankan untuk melakukan beberapa hal yaitu :
  1. Melakukan penatalaksanaan medis dan non medis.
  2. Menekankan pentingnya kontrol ulang.
  3. Jelaskan terapi yang diberikan, dosis dan efeknya.
  4. Menjaga kebersihan lingkungan.

















DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8 VOLUME 3, EGC ; Jakarta.
Doenges E. Marlynn, 2000. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN EDISI 3, EGC : Jakarta.
Price A. Sylvia, 2005. PATOFISIOLOGI KONSEP KLINIS PROSES – PROSES PENYAKIT EDISI 6. EGC ; Jakarta.
www.google.com.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar