Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Tukak Duodenum (Ulkus Duodenum)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Gambaran klinis tukak duodenum berupa nyeri dan atau rasa tidak nyaman pada epigastrium (sindrom dyspepsia). Prevelensi tukak duodenum seumur hidup adalah 5%-10%, resiko semakin meningkat dengan pertambahan usia.
Tukak duodenum merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan dalam klinik terutama pada kelompok umur diatas 45 tahun. Pada pemeriksaan endoskopy saluran cerna bagian atas pada 1.615 pasien dengan dyspesia kronik di sub sebagian gastroenterologi Rs Pendidikan Di makasar ditemukan prevelensi tukak duodenum sebanyak 14%, umur terbanyak antara 45-65 tahun dengan kecenderungan makin tua umur prevelensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan perampuan 2:1
B.     TUJUAN
1.      Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui asupan keperawatan pada pasien dengan penyakit tukak duodenum

2.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulis makalah ini adalah
1)        Mengetahui konsep dasar penyakit ulkus duodenum dari pengertian, etiologi, patofisiologi, menifestasi klinis, pencegahan dan pengobatan.
2)        Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit ulkus duodenum mulai dari pengkajian, diagnnosa keperawatan, intervensi, impelementasi, evaluasi.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      PENGERTIAN
Ulkus duodenum secara anatomis didefenisikan sebagai suatu efek mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus muskularis mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi.
Secara klinik, suatu tukak adalah hilangnya epitel superficial atau lapisan lebih dalam dengan diameter > 5 mm yang dapat diamati secara endoskopi atau radiologis. (Akil H.A.M) 2006
B.       ETIOLOGI
1)        H. Bakteri pylori
2)        Penggunan obat-obatan anti inflamasi nonsteroid
3)        Peningkatan asam lambung
C.       PATOFISIOLOGI
H. Bakteri pylori adalah suatu bakteri gram negative yang dapat hidup dalam susunan asam didalam lambung atau duodenum (Antrum, korpus, dan bulbus). Bakteri ini berada pada lapisan mukus dan sewaktu-waktu dapat menembus sel-sel epitel, bila terjadi infeksi H pylori maka bakteri ini akan melekat pada permukaan epitel dengan bantuan adhesin, kemudian bakteri ini efektif merusak mukosa dengan melepaskan sejumlah zat seperti ensim dan sitotoksia, sehingga akan terjadi gastritis akut yang akan berlanjut menjadi gastritis kronik aktif dan berlanjut lagi ke duodenum kronik aktif.
Bila terjadi infeksi H pylori akan memberi respon untuk mengeliminasikan atau memusnakan bakteri.
2 faktor menentukan terjadinya tukak duodenum yaitu faktor-faktor agresif yang dapat merusak mukosa  dan faktor-faktor definisif yang memelihara keutuhan dan daya tahan mukosa.
Mekanisme kerja faktor-faktor yang disebabkan diatas adalah sebagai berikut:
1)      Asam lambung
Pada tukak duodenum terjadi peningkatan produksi dan pelepasan gastrin, sensivitas mukosa lambung terhadap ransangan gastrin meningkat secara berlebihan, jumlah sel parietal, pepsinogen juga meningkat
2)      Helicobakteri
H bakteri adalah bakteri gram negative infeksi extrtaseluler, ditularkan secara vecal oral atau oral-oral atau latroganik dan reservoarnya adalah manusia.
Penelitian telah memberikan bahwa infeksi h. Pylori merupakan faktor paling dominan panyabab terjadinya tukak peptik baik duodenum maupun lambung pada tukak duodenum baik dari 90% khusus H.pylori negativ positif dan pada mereka terinfeksi setelah berlangsung sekitsr 20 tahun resiko terjadinya tukak yang bergejalah 2,3 sampai 5,5 kali lebih sering dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi.
Menifestasi klinik infeksi pada H. Pylori sesorang sangat berfariasi mulai dari grastritis yang tidak bergejalah, tukak peptikum yang jelas sampai terjadinya kangker lambung. Infeksi H. Pylori dalam lambung terutama berkolonisasi dan terkonsentrasi padaantrum, sehingga menyebabkan terjadinya gastritis kronik aktif yang hampir selalu ditemukan pada tukak duodenum.
3)      Obat-obatan
Dains dan rokok menghambatproduksi postalgandin sehingga secara skunder berpengaruh terhadap sekresi mukus, dains misalnya aspirin dapat menyebabkan terjadinya inflamasi membrane limpa protein sel epitel dan merusak hubungan antara sel. Sehingga pelepasan sel epitel dan memudahkan difusi
Ø  Aliran darah mukosa atau mikromulasi yang menyangkut oksigen nutrisi dan ion-ion birkabonat berfungsi untuk memelihara kebutuhan sel epitel mukosa, pada duodenum ditemukan aliran darah mukosa berkurang dibanding dengan punya tanpa tukak. Dains dan merokok dan stres akuut dapat menekan aliran darah mukosa
D.    GAMBARAN KLINIS
Sebagai salah satu bentuk dispepsia organik adalah sindrom dispepsia berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada epigastrium. Nyeri terasa seperti rasa terbakar, nyeri rasa lapar, rasa sakit/tidak nyaman mengganggu dan tidak terlokalisasi, biasanya terjadi setelah 90 menit sampai 3 jam post prandial dan nyeri dapat berkurang sementara sesudah makan, minum susu atau minum antasida. Nyeri yang spesifik pada 75% pasien adalah Nyeri tengah malam yang membangunkan pasien. Nyeri yang muncul tiba-tiba dan menjalar kepunggung perlu diwaspadai adanya penetrosii tukak kepankreas, sedangkan nyeri yang muncul dan menetap mengenai seluruh perut dicurigai sesuatu perforasi.
E.     PENGOBATAN
Tujuan utama pengobatan
Ø Mengurangi rasa sakit
Ø Menyembukan tukak
Ø Mencegah residif dan komplikasi
F.      OBAT-OBATAN
Obat-obatan spesifik yang dewasa ini tersedia dan dianjurkan kedalam pengobatan tukak duodenum adalah
v  Antasida yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: Mampu menetralkan asam, tidak diabsorbsi oleh saluran cerna. Sedikit atau tidak mengandung natrium, dengan pemberian dosis berulang dapat ditoleransi oleh penderita dan tidak menimbulkan efek samping
G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)      Endoskopy
Dilakukan dengan pemeriksaan endoskopy saluran cerna bagian atas dan sekaligus dilakukan biopsi lambung untuk detikasi H. Pylori atau dengan pemeriksaan foto birium kontras ganda
Pemeriksaan enndoskopy pada kasus ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu:
a.    Dapat mendektesi tukak duodenum yang tidak terlihat   pada pemeriksaan radiografi dan penderita dengan deformitas yang berat serta ulkus yang samar-samar
b.    Dapat mengidentifikasi ulkus yang sangat kecil atau superfisial
c.      Bila ada perdarahan, dapat ditentukan sumbernya
d.   Pada kasus dengan kecurigaan adanya keganasan dapat dilakukan biobsi
e.      Brushing
Setelah terarah dapat di kerjakan untuk pemeriksaan sitiologi bila ada kemungkinan keganasan
2)      Sinar X
Pada pemeriksaan sinar x tukak duodenum, terlihat sebagai suatu kawah yang terpisah (diskret) dibagian proksimal bulbus duodenum. Pada kasus-kasus dengan deformitas yang berat, yang sering dijumpai pada penderita tukak duodenum kronis berulang, dapat timbul kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi adanya ulkus.









KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.      Identitas pasien
(nama, umur, jenis kelamin,, suku bangsa, agama, pekerjaan, alamat)
2.      Keluhan utama
Nyeri pada perut
3.      Keluhan lain yang menyerta
Rasa terbakar didada
4.      Riweayat keperawatan
·         Riwayat kesehatan sekarang
·         Riwayat kesehatan terdahulu
·         Riwayat kesehatan keluarga
5.      Pemeriksaan fisik
·         Kesadaran umum
·         Tanda-tanda vital
·         Inpeksi
·         Auskultasi
Pengkajian data dasar
·         Aktifitas dan istirahat
·         Sirkulasi
·         Eliminasi
·         Makan minum
·         Sensori neurol
·         Nyeri atau kenyamanan
·         Respirasi
·         Keamanan
·         Interaksi social
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Kurang pengetahuan b.d kurang terpajannya informasi tentang penyakit
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
3.      Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik,
4.      Ansietas b.d copyngin efektif
5.      Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penghancuran dinding mukosa duodenum

C.     INTERVENSI
1.      Kurang pengetahuan b.d kurang terpajannya informasi tentang penyakit
Tujuan: Pasien beserta keluarga menyatakan pemahaman mengenal proses penyakit, proogram pengobatan dan potensial komplikasi
Kriteria hasil:
1.    Mengidentifikasi prilaku/perubahan pola hidup untuk mencegah komplikasi
2.    Mengenali kebutuhan untuk kerja sama dan mengikuti perawatan
3.    Berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi:
1.    Tinjau ulang dengan pasien atau orang terdekat untuk memahami diagnosa khusus
R/Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan inform,asi
2.    Berikan informasi verbal dan tertulis sesuai indikasi
R/Membantu pasien atau orang
3.    Berikan peran aktif untuk pasien atau orang terdekat dalam proses belajar
4.    Tinjauuan ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual bebas
R/Meningkatkan kemampuan untuk mengatur keperawatan diri dan menghindari potensial, komplikasi, reaksi/interaksi obat

2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Kriteria hasil:
1.          Tidak terjadinya penurunan BB
2.          Tidak adanya mual muntah
3.          Tidak adanya penurunan nafsu makan
Intervensi
Mandiri:
1.        Pertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makananmakan dan menimbulkan mual
R/Mulutyang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa
2.        Tawarkan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi parasaan tegang pada lambung
R/Makanan dalam porsi kecil tapi sering dapat mengurangi beban saluran pencernaan
3.        Atur agar dapat nutrien agar berprotein atau kalori yang disajikan pada saat individu untuk makanan
R/Agar asupan nutrien dan kalori klien adekuat
4.        Timbang BB pasien saat ia bangun dari tidur dan setelah berkemih pertama
R/Mengetahui BB mula-mula sebelum mendapat nutrien
Kolaborasi
1.        Konsultasikan dengan ahli gizi mengenal kebutuhan kalori harian yang realitis dan adekuat
R/Agar klien mendapat nutrisi sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya
3.      Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik,
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien dapat beraktifitas
Kriteria hasil:
1.        Menunjukan peningkatan toleransi aktifitas
2.        Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi
Mandiri
1.        Berikan makanan porsi kecil dan sering
R/Dapat meningkatkan masukan makanan
2.        Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas
R/ Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dalam memudahkan  plihan intervensi
3.        Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
R/ Menurunkan stres dan ransangan yang berlebihan
4.        Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan
perlunya keseimbangan untuk aktifitas dan tidurnya
R/ Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, hemat energi untuk penyembuhan
4.      Ansietas b.d copyngin efektif
Tujuan: Kecemasan klien dapat teratasi
Kriteria hasil:
1.        Menyatakkan rentang parasaan yang tepat
2.        Klien tampak rileks
Intervensi
Mandiri
1.        Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik
R/Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kecemasan klien sehingga memudakan penanganan atau pemberiian askep selanjutnya
2.        Berikan kenyamanan dan kententraman hati
R/ Agar klien tidak terlalu memikirkan penyakitnya
3.        Berikan penjelasan mengenai prosedur perawatan, perjalanan penyakit, dan prognosisnya
R/ Agar klien mengetahui atau memahami bahwa ia benar, saat dan perlu dirawat
4.        Berikan atau tempatkan alat pemanggil yang mudah dijangkau oleh klien
R/ Agar klien merasa aman dan terlindung saat memerlukan bantuan

5.      Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penghancuran dinding mukosa duodenum
Tujuan: Nyeri terkontrol
Kriteria hasil:
1.    Ekspresi waja rileks
2.    Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan
Intervensi
1.    Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, tindakan penghilang yang digunakan
R/ Informasikan pemberian data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi
2.          Berikan tindakan kenyamanan dasar
R/ Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3.    Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, tertawa, musik, sentuhan terapeutik
R/ Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara efektif dan meningkatkan rasa kontrol

Kolaborasi
1.    Berikan analgesik sesuai indikasi
R/ Untuk mengurangi (menghilangkan rasa nyeri)

D.    IMPELEMENTASI
Implementasi sesuai dengan intervensi
E.     EVALUASI
Evaluasi sesuai dengan tujuan








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pada pengkajian ditemukan kesenjangan teori yaitu sering ditemukan adanya nyeri perut hebat
2.      Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukkan 8 diagnosa  keperawatan dan kemungkinan kasus ,nyata kadang hanya ditemukan 4 diagnosa keperawatan
3.      Pada teori intervensi keperawatan tidak disesuaikan dengan prioritas masalah dan tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan atau evaluasi, sedangkan pada kasus disesuaikan dengan prioritas masalah yang telah disusun berdasarkan SMART dan ada batas waktu.
B.     SARAN
Kepada mahasiswa saat menghadapi kasus nyata diharapkan agar memberikan pengertian tentang peran keluarga, tentang menjaga sikap keoperatifan dan tidak berperan serta dalam tidakan keperawatan yang mandiri

















DAFTAR PUSTAKA


Akil, H.A.M. Tukak duodenum. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 1V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI. Hal 345-348

Snowden FM (October 2008). “Emerging and reemerging diseases: a historical perspective”. Immunol. Rev. 225: 9-26

Smoak BL, Kelley PW, Taylor DN (March 1994). “Seroprevalence ot Helicobacter pyluri infections in a cohort of US Army recruits”. Am. J. Epidemiol. 239 (5): 513-9

1 komentar:

  1. Las Vegas Hotel And Casino: Casino & Resort Tickets | JamBase
    Upcoming Festivals · Las Vegas Summerfest · Vegas Summerfest 청주 출장안마 · Vegas Style Festivals 동두천 출장안마 · Las Vegas Fashion Show · 제천 출장마사지 Las Vegas Style Festivals · Las Vegas 인천광역 출장마사지 Style Festivals · Las 밀양 출장마사지 Vegas Style Festivals.

    BalasHapus