Rabu, 19 Oktober 2016

Asuhan Keperawatan Dengan Artritis Gout



BAB
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang.



Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal yaitu Gout Artritis
2.      Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan :definisi penyakit Gout Artritis,etiologi penyakit Gout Artritis,manifestasi klinik Gout Artritis,Patofisiologi penyakit Gout Artritis,komplikasi penyakit Gout Artritis,pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis,penatalaksanaan penyakit Gout Artritis,asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout Artritis.
C.    Manfaat penulisan
1)      Bagi mahasiswa keperawatan
Agar setelah mempelajari dan membahas makalah ini,diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan masaala Artritis gout.

2)      Bagi pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui gejala dan tanda penyakit artritis gout agar lebih menjaga kesehatan dengan baik.






D.    Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode:
1.      Researth Library,yaitu;pengambilan sumber dari buku-buku yang ada kaitannya dengan pembahasan atau stuudi pustaka.
2.      Web searth,yaitu;pengambilan dari sumber internet yang ada hubungannya dengan arthritis gout.

E.     Sistematika penulisan

Bab I   :     Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan manfaat  penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II  :     Isi yang terdiri dari konsep dasar teori dan asuhan keperawatan.
Bab III      :           Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 













BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    KONSEP DASAR MEDIK
1.      Pengertian
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempengaruhi gambaran klinis yang mempunyai gambaran khusus yaitu arthritis akut. Arthritis Gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopous (Mansjoer,2000).
Arthritis Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetick pada metabolism purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan sekresi asam urat, atau kombinasi keduanya (Brunner dan Suddarh,2001).
Artritis Gout jarang ditemukan pada perempuan, sebagian besar kasus terjadi pada laki-laki. Gout dapat ditemukan pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial dalam penyakit Gout yang mengesankan suatu dasar genetik  dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.
2.      Klasifikasi
a.       Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
b.      Tofi yang mengandung kristal urat yang dibuktikan dengan pemeriksaan kimiawi atau mikroskop polarisasi.
c.       Ditemukan 6 dari 12 fenomena klinik,aboratorium,dan sinar X yang tercantum di bawah ini :
a)      Lebih dari satu kali serangan artritis akut.
b)      Inflamasi maksimal terjadi dalam satu hari
c)      Serangan artritis pada saw sendi (monoartritis)
d)     Terlihat kemerahan pada sendi
e)      Sandi Metatarsofalang I nycri dan bc:ngkak
f)       Serangan satu sisi termasuk MTP I
g)      Serangan satu sisi termasuk sendi tarsal
h)      Kecurigaan adanya tofi
i)        Hiperurisemia
j)        Pembengkakan asimetrik pada satu sendi (dengan sinar X)
k)      Kista subkortikal tanpa erosi (sinar X)
l)        Tidak ditemukan kuman pada saat serangan dan inflamasi.
Dengan adanya berbagai kriteria tersebut diharapkan para
dokter dapat mengurangi penyimpangan diagnosis dari berbagai
penyakit reumatik sehingga pengobatan dan pencegahan ter-
hadap disabilitas dapat lebih terarah.
3.      Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia.Hiperuresemia terjadi karena ;
a.       Pembentukan asam urat berlebihan
1.      Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
2.      Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
b.      Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
1.      Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
2.      Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
c.       Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:Sickle cell anemia,Kanker maligna,Penyakit ginjal.
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.



3.      Patofisiologi
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses.
 Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan antara lain :Penurunan PH cairan ekstraseluler,Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat,Trauma jaringan,Peningkatan kadar asam urat dari diet.
Biasanya menyerang satu persendian, terjadi secara tak terduga, terjadi pada malam hari yang dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada level ini asam urat di dalam persendian menimbulkan respon inflamasi, selanjutnya leukosit Poli Morfo Nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-kristal urat yang menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim lisosom serta mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan.
Hal ini menyebabkan sendi yang terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal tumit, sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut, jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai keluhan demam serta peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen rate.Serangan akut gout ini dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Hampir 60% penderita mengalami serangan ulang setelah satu tahun.


4.      Manifestasi klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal. Yang penting diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada metatarsofalangeal digiti I, dan sebagainya.
Pada telinga misalnya, karena permukaannyayang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin, kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis, kalkaneus, dan sebagainya karena sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdirri dari kristal-kristal urat yang diklilingi oleh benda-benda asing yang meradang, termasuk sel-sel raksasa. Serangan seringkali terjadipada malam hari. Biasanya sehari sebelum pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah malam terbangun karena rasa sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan, daan nyeri sekali bila disentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu, lalu menghilang. Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit, tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan tempat predileksi kedua untuk serangan ini.
Tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa dan jaringan lunak. Sering timbul tulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan menifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut pertama.


Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
a)      Mikrotofi, dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nekrosis
b)      Pielonefritis kronis
c)      Tanda-tanda arterosklerosis dan hipertensi
d)     Tidak jarang ditemukan pada pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah, Nefrolitiasis karena endapan asam urat tanpa adanya riwayat gout, yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uaratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari ini dan kemudian terbentuknya batu asam urat di ginjal.
5.      Pemeriksaan Penunjang
1)      Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2)      Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 – 10.000/mm3.
3)      Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.



4)      Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5)      Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6.      Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.







7.      Penatalaksanaan
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.
8.      Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a)      Deformitas pada persendian yang terserang
b)      Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
c)      Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
9.      Pronogsis
Tanpa terapi yang adekuat, serangan dapat berlangsung berhari-hari, bahkan beberapa minggu. Periode asimptomatik akan memendek apabila penyakit menjadi progresif. Ssemakin muda usia pasien pada saat mulainya penyakit, maka semakin besar kemungkinan menjadi progresif. Arthritis tofi kronik terjadi setelah serangan akut berulang tanpa terapi yang adekuat. Pada pasien gout ditemukan peningkatan insidens hipertensi, penyakit ginjal, diabetes,mellitus, hipertrigeseridemia,dan aterosklerosis. Penyebabnya belum diketahui.































B.     KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a)      Data Subyektif
1)      Pada episode akut keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
2)      Tanyakan pada pasien tentang pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
3)      Adakah peningkatan berat badan?
4)      Adakah riwayat gout artritis di dalam keluarga?
5)      Apakah pasien memakai obat untuk mengatasi gout?
b)      Data obyektif
1)      Pasien tidak tahan terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
2)      Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau siku).
3)      Adanya peningkatan suhu tubuh.
4)      Adanya penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub kutan di daerah sendi atau pada tulang rawan di helix telinga
c)      Data psikososial:
Gout sering, menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat nyeri yang timbul pada persendian. Cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas. Merasakan dirinya tidak melakukan mobilitas seperti sebelum sakit. Perawat dapat mengkaji masalah-masalah psikologis tersebut yang mungkin dihadapinya.








d)     Pemeriksaan Diagnostik:
1)      Peningkatan kadar asm urat serum (hiperuricemia)
2)      Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam.
3)      Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
4)      Kecepatan waktu pengendapan
5)      Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak.
6)      Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut).
a)      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
b)      Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
c)      Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
d)     riwayat gout artritis di dalam keluarga
e)      obat untuk mengatasi gout
2.      Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
3.      Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah .
4.      Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
5.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.



3.      Intervensi
a.       Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
HYD : Klien dapat menyatakan secara verbal bahwa nyeri berkurang, pasien tampak rileks dan nyeri terkontrol.
Intervensi :
1)      Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
Rasional:
Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
2)      Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.
Rasional:
Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit.Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan menempatkan stress pada sendi yang sakit.
3)      Berikan kompres hangat atau dingin.
Rasional:
Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.


4)      Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras.
Rasional:
Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada luka.
5)      Berikan masase lembut.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
6)      Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.
Rasional:
Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
7)      Ajarkan penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, dan pengendalian nafas.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
8)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin)
Rasional :
menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.


b.      Hambatan mobilitas berhubungan dengan nyeri persendian
HYD : pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
Intervensi :
1)      Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
      Rasional:
Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses
inflamasi.
2)      Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.
Rasional:
Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
3)      Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
Rasional:
Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
4)      Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
Rasional:
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh..
5)      Kolaborasi Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
Rasional:
Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
c.       Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pengobatan dan perawatan di rumah .
HYD :Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan
dirumah.
Intervensi :
1)      Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh dokter atau perawat.
Rasional :
mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima informasi.
2)      Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping
Rasional:
Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang teratur.
Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.
Rasional:
Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.
3)      Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.
Rasional:
Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.
4)      Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
Rasional :
Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.
5)      Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit
Rasional:
Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.
6)      Kolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.
Rasional :
Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.
d.      Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan   perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
HYD :Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.Menyusun rencana realistis untuk masa depan.



Intervensi ;
1)      Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
Rasional;
Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)
2)      Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
Rasional;
Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)
3)      Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
Rasional ;
Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi)
4)      Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.
Rasional ;
Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)




e.       Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
HYD  :
1.      Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.
2.      Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
3.      Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Intervensi :
1)      Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
Rasional ;
Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).
2)      Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional ;
Mendukung kemandirian fisik/emosional)
3)      Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional ;
Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)
4)      Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasonal ;
Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)







4.      Implementasi
Sesuai intervensi
5.      Evaluasi
Sesuai implementasi




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
           
            Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
            Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
B.     Saran
            Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
a)      Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan arthritis gout, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
b)      Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan arthritis gout maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.


DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi.Vol 2.EGC:Jakarta
Doenges, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3 . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arief.2000.Kapita Selekta Kedokteran.EGC:Jakarta



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar