KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN AGNE VULGARIS” dengan baik.Tujuan
penulisan makalah ini untuk membantu mahasiswa keperawatan,agar mampu
mengaplikasikan teori dengan keterampilan dasar keperawatan dengan benar.
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan
terimakasih bagi semua pihak yang telah membarikan waktu, kesempatan dan
dorongan dari awal hingga selesai tersusunnya makalah ini. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih memilikibanyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca sekalian.
Maumere,Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Epidemiologi / insiden kasus
Akne Vulgaris biasanya terjadi pada seserang antara
usia 40 tahun dan 60 tahun. Akne Vulgaris sering dialami oleh mereka yang
berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20
– 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang
mengalami serangan akne.Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi
sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooferktomi.
Akne
merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel polisabasea, yang
rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher dan badan bagian atas
ditandai : komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula,
pustule, nodul dan kista sering pada remaja dan dewasa muda (12 – 35
tahun) insiden tertinggi wanita (14
– 17 tahun), pria (16 – 19 tahun) (Clark, 1993) fungsi kelenjar endokrin tertentu yang
mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea dan mencapai puncaknya pada usia tersebut.
1.2. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mampu memahami dan
membuat Asuhan Keperawatan dengan gangguan Agne
vulgaris
2.
Tujuan Khusus
1)
Mengidentifikasi
pengkajian pada klien dengan Agne
vulgaris
2)
Mengidentifikasi
Diagnosa Keperawatan pada klien dengan Agne
vulgaris
3)
Mengidentifikasi
Intervansi Keperawatan pada klien dengan Agne
vulgaris
4)
Mengidentifikasi
Implementasi pada klien dengan Agne
vulgaris
5)
Mengidentifikasi
evaluasi keperawatan pada klien dengan
Agne vulgaris
1.3. Manfaat
Agar
kita mampu memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan Agne vulgaris dan mampu
melakukan Asuhan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
1.
Akne Vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat peradangan folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinik berupa
komedo, papula, pustule, node dan kista pada tempat predileksinya (Arif
Mansjoer,dkk.2000)
2.
Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebase
(polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher,
serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komando
terbuka (black head), papula, pustule, nodus, dan kista (Brunner &
Suddarth, 2001)
2.2. Etiologi
Ø
Sebum
Ø
Bakterial
Ø
Herediter
Ø
Hormon
Ø
Iklim
Ø
Psikis
Ø
Kosmetika
2.3. Klasifikasi Akne Vulgaris
1.
Jerawat (Acne) Komedo
Komedo adalah nama ilmiah
dari pori – pori yang tersumbat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo yang
terbuka disebut juga sebagai blackhead, terlihat seperti pori – pori yang
membesar dan menghitam (yang berwarna hitam itu bukan kotoran: sebenarnya itu
adalahpenyumbatan pori yang berubah warna karena teroksidasi dengan udara).
Komedo yang tertutup atau whitehead, memiliki kulit yang tumbuh diatas
pori-pori yang tersumbat; makanya terlihat seperti tonjolan putih kecil-kecil
dibawah kulit.Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila anda tidak mengexfoliate
(biasanya dengan scrub, cuci muka dengan waslap, memakai sabun muka mengandung
salicylic acid atu yang mengandung AHA/BHA, dll) kulit wajah secara berkala,
sel-sel kulit mati menumpuk dikulit; minyak dipermukaan kulit kemudian menutup
sel-sel kulit, terjadilah penyumbatan. Make’up dan produk penatan rambut yang
mengandung minyak dapat memperparah keadaan.Berkeringat dan udara yang panas
dan lembab dapat memparah keadaan.Berkeringat dan udara yang panas dan lembab
dapat juga menyumbat pori-pori.
2.
Jerawat Biasa
Jenis jerawat “Klasik” ini
mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.Terjadi karena
pori-pori yang tersumbat terinfeksi dengan bakteri.Bakteri ini bisa yang
terdapat dipermukaan kulit, bisa juga dari waslap.Kuas mak’up, jari tangan juga
telepon.Stress, hormone dan udara yang lembab dapat memperbesar kemungkinan
infeksi jerawat, karena menyebabkan kulit memproduksi minyak, yang merupakan
tempat berkembang biaknya bakteri.Jerawat yang disebabkan oleh hormone biasanya
muncul disekitar rahang dan dagu, menurut seorang ahli kulit, yang
merekomendasikan pemakaian pil KB yang rendah estrogen, seperti Orthotricyclen,
Orthocept dan Alesse. (Untungnya, menurut penelitian ternyata coklat dan French
fries tidak mempunyai pengaruh pada berkembang biaknya jerawat).
3.
Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat
Jagung)
Sering disebut sebagai
jerawat segede jagung.Bila anda merasa muka anda seperti pizza yang penuh
topping.Nah inilah cystic-acne; jerawat yang besar, dengan tonjolan-tonjolan
yang meradang hebat, berkumpul diseluruh muka (berbeda dengan jerawat biasa
yang berkumpul disalah satu bagian muka).Inilah godfather’nya jerawat, yang
paling merusak tidak hanya secara fisik, tapi juga kepercayaan diri.
Penderita cystic-acne
biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita jerawat jenis ini;
secara genetic penderitanya memiliki:
1).
Kelenjar minyak yang over-aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak,
2).
Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi
secepat kulit normal dan,
2.4. Gejala Klinis
Ø
Gejala local termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (renderness)
Ø
Biasanya tidak ada gejala sistematik pada ance vulgaris
Ø
Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule, nodus atau kusta dapat
disertai rasa gatal
2.5. Patofisiologi
Acne (jerawat) adalah penyakit peradangan kelenjar,
sebase yang sering dijumpai dan berkaitan dengan folikel rambut (disebut unit
pilosebasea). Terdapat dua jenis acne: meradang dan tidak meradang.Kedua jenis
acne tersebut ditandai oleh pembentukan sebum yang berlebihan tersebut
tertimbun di folikel sehingga folikel membengkak.Pada akne yang meradang/folikel
tersebut oleh sebuah dan bakteri yang berpoliferasi dikanal yang disebut
propionibacteriun acnes. Akhirnya, folikel mengalamirupture dan sebum serta
bakteri keluar ke dermis dan menyebabkan peradangan jaringan dermis. Pada acne
non radang folikel tidak pecah tetapi tetap berdilatasi.Sebum mengalirkepermukaan
kulit (blackhead, komedo terbuka) atau konalis tetap tersumbat (whitehead,
komedo tertutup).
Acne sering dijumapai pada remaja dan dewasa muda, dan
berawal pada masa pubertas.Walaupun anak laki-laki dan perempuan dapat
mengidapnya, acne biasanya lebih sering dan parah pada anak laki-laki.Orang
dewasa terutama wanita dapat mengalami acne rekurer.
2.6. Komplikasi
1.
Jaringan parut dapat terbentuk pada kasus yang parah.
2.
Rasa percaya diri dapat terganggu, mesti kondisi tidak terlalu buruk.
3.
Pada acne rosasea, rinofima dapat muncul.
2.7. Penatalaksanaan
Ø
Obat-obat topical misalnya bensoil peroksida dan asora retinoat (vitamin
A dan retin A) digunakan untuk mengeringkan dan mengelupas kulit. Hal ini
meningkatkan penggantian kulit dan membuka folikel serta mempermudah keluarnya
sebum ke permukaan kulit kepermukaan kulit.
Benzoil peroksida juga bekerja mengeliminasi acne.
Retin A dapat menyebabkan kekeringan dan kemerahan pada kulit dan individu yang
menggunakannya harus menghindari pajanan kesinar matahari. Wanita hamil tidak
disarankan menggunakan retin A.
Ø
Sabun anti bakteri dapat mengurangi kontaminasi bakteri dikulit.
Ø
Terapi antibiotic sering diberikan dengan kombinasi benzoil peroksida
dan dapat diserapkan satu atau dua kali perhari. Antibiotic (biasanya
tetrasiklin, eritromisin, atau klindomisin) dapat diberikan untuk mengurangi
poliferasi P. acne. Terapi antibiotic memerlukan waktu sekurang-kurangnya 4 minggu
untuk menunjukan hasil normal.
Ø
Terapi antibiotic dosis rendah oral (contoh tetrasiklin, doksisiklin)
dapat diberikan untuk mengurangi proliferasi bakteri pada folikel. Terapi
antibiotic memrlukan waktu beberapa minggu agar efektif dan dapat menginduksi
fotosensivitas. Tetrasiklin merusak gigi yang sedang tumbuh, merupakan
kontraindikasi bagi wanita hamil atau wanita yang berencana hamil. Tetrasiklin
juga merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi acne rosasea
Ø
Pil antihamil yang mengandung estrogen dapat menekan pembentukan sebum
dan dapat digunakan untuk mengobati acne pada gadis dan wanita.
Ø
Asam L3 retinoat (isotretinoin) sistemik dapat diberikan pada kasus yang
parah (acne kristik nodular). Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir yang parah
dan tidak boleh digunakan pada wanita muda yang sedang atau hamil. Pria
sebaliknya tidak berhubungan intim dengan pasangan jika menggunakan obat ini.
2.8.Pemeriksaan Diagnostik
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan
diagnostic klinis
Ø
Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmennorhea) atau histutisme,
evaluasi hormonal sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization
haruslah diukur kadar testosterone totalnya. Banyak ahli juga mengukur kada free
testosterone. DHEA-S, luteinizing hormone (LH), dan kadar follicle –
stimulating hormone (FSH)
Ø
Kultur lesi untuk me-rule out gram-folliculitis amat diperlukan ketika
tidak ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan tidak tercapai.
b.
Pemeriksaan Histopatologi
Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi
dengan a plug of loosey arranged keratin. Seiring kemajuan (progression)
penyakit, pembukaan folikular menjadi dilatasi dan menghasilkan suatu komedo
terbuka (open comedo).Dinding follicular tipis dan dapat robek (rupture).
Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau tanpa follicular rupture.
Follicular rupture disertai reaksi badan asing (a foreign body reaction).
Peradangan padat ( dense inflammation) menuju dan melalui dermis dapat
berhubungan dengan fibrosis dan jaringan parut.
2.9. Progonis
Ø
Pada pria, akne biasanya menghilang pada usia dewasa muda. Lima persen
pria masih memiliki akne pada usia 25 tahun
Ø
Pada wanita 12 % masih memiliki akne di usia 25 tahun, sedangkan 5 %
masih memiliki akne di usia 45 tahun
Ø
Rata – rata progonis orang dengan akne adalah baik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a.
Identitas klien
b.
Keluhan utama
c.
Riwayat penyakit
d.
Data subjketif
1.
Pasien mengeluh gatal pada wajah
2.
Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
3.
Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4.
Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5.
Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
e.
Data objektif
1.
Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan
lengan bagian atas
2.
Terdapat pus
3.
Terdapat darah
4.
Pasien tampak cemas
5.
Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
6.
Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
f.
Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan
adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada distribusi sebaceous.Komedo dapat
berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa
disertai tanda-tanda klinis dari peradangan apapun. Papula dan pustula
terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata. Wajah dapat
menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat namun dada,
punggung dan lengan atas juga sering terkena jerawat juga.
¬
Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo
(comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan komedo
tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi peradangan
(inflammatory lesions)
¬
Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan adanya
komedo dan papula peradangan.
¬
Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki
komedo, papula peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi dibandingkan
dengan acne peradangan yang lebih ringan.
¬
Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul
besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut
(scarring)
3.2 Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2.
Nyeri b/d proses peradangan
3.
Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4.
Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5.
Ansientas b/d kecatatan
6.
Kerusakan intergritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
3.3 Intervensi Keperawatan
a.
Dx 1
Intervensi :
1.
Observasi keadaan luka pasien
R/
Mengetahui keadaan luka pasien
2.
Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
R/ Mencegah
terpajam organisme infeksius
3.
Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang dengan
pasien
R/ Mencegah
kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4.
Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ Antibiotic
dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
b.
Dx 2
Intervensi :
1.
Observasi tingkat nyeri pasien ( skala 0 -10)
R/ Mengetahui derajat nyeri pasien
2.
Ajarkan pasien tehnik distraksi, relaksasi
R/ Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
3.
Beri posisi yang nyaman
R/ Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan
4.
Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Pemberian analgetik dapat membantu meringankan
derajat nyeri pasien
c.
Dx 3
Intervensi :
1.
Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
R/ Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan
control emosinya
2.
Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
R/ Dukung keluarga dan orang terdekat dapat
mempercepat proses penyembuhan
3.
Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan, manipulasi
atau tidak terlibat pada perawatan.
R/ Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan
evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
d.
Dx 4
Intervensi :
1.
Diskusikan tentang perawatan kulit, contoh : penggunaan pelembab dan
pelindung sinar matahri
R/ Meningkatkan perawatan diri setelah pualng dan
kemandirian
2.
Berikan HE tentang hygiene, pencegahan dan pengobatan penyakitnya
R/ Meningkatkan pengetahuan pasien
3.
Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
R/ Dukungan jangka panjang continue dan perubahan
terapi dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal
e.
Dx 5
Intervensi :
1.
Observasi derajat ansietas pasien
R/ Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat
memberikan HE yang tepat
2.
Informasikan pasien bahwa perasaanya normal
R/ Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu
pasien meningkatkan beberapa perasaan control emosi
3.
Berikan kenyamanan fisik, lingkungan tenang dan istirahat
R/ Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga
membantu menurunkan ansietas
f.
Dx 6
Intervensi :
1.
Observasi atau catat ukuran, warna dan keadaan kulit di ara sekitar luka
R/ Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di
sekitarnya
2.
Ubah posisi dengan sering
R/ Memperbaiki sirkulasi darah
3.
Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
R/ Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan
mempercepat kerusakan
3.4 Implementasi
Sesuai dengan intervensi
3.5 Evaluasi
Sesuai dengan KH
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel
umum yang mengenai pilosebase (polikel rambut) yang rentan dan paling sering
ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas.Akne ditandai dengan komedo
tertutup (white head), komando terbuka (black head), papula, pustule, nodus,
dan kista.
4.2. Saran
Setelah penyelesaikan makalah ini, diharapkan kepada mahasisw / i agar
dapat lebih cermat dan teliti dalam menghadapi dan merespon keluhan – keluhan
yang diungkapkan oleh pasien dan segera melakukan tindakan keperawatan sesuai
apa yang telah diketahui dan direncanakan dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.
2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC
: Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga.
Media Aesculapius. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar