KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Tidak
lupa pula kami sampaikan ucapan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
dengan caranya masing- masing telah membantu kami menyelesaikan tugas ini.
Kami
sadar makalah ini masih juah dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan,
maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarandari pembaca demi
peyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat membantu proses pembelajaran bagi mahasiswa, terutama bagi
kami penyusun.
BAB
l
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Polisitemia
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah
akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan olaeh sumsum tulang.
Penyebabnya dapat diklasifikasikan ke dalam polisitemia sekunder dan
polisitemia primer.
Peningkatan
jumlah sel darah merah bisa terjadi pada penderita penyakit paru-paru menahun
atau penyakit jantung, perokok, orang yang tinggal di daerah pegunungan.
Tanpa
pengobatan, sekitar 50 % penderita dengan gejala akan meninggal dalam waktu
kurang dari 2 tahun. Dengan pengobatan, merka hidup sampai 15-20 tahun
kemudian.
2.
Tujuan penulisan
Makalah
ini di susun sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya kalangan medis
agar kita dapat lebih memahami tentang apa itu polisitemia. Penanganan yang
objektif mengenai diagnose klinis dan laboratorium, etiologi, patofisiologi,
menentukan berat polisitemia, menilai respon terhadap pengobatan dan tatlaksana
pada umumnya.
3. Manfaat
Penulisan
1. Dapat
mengetahui penyebab dan gejala polisitemia
2. Membantu
mahasiswa untuk dapat mengklasifikasi penyakit polsitemia
3. Membantu
mahasiswa untuk memehami tentang system imun dan hematologi
4. Agar
mahasiswa dapat membuat sebuah askep
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A.KONSEP DASAR MEDIS
1.Pengertian
Polisitemia adalah:
a. Suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukkan
sel darah merah yang merah yang berlebihan oleh sumsum tulang
(http:// www.Ine
.ukm.my/wiki/index.php/polisitemia)
b. Peningkatan
konsentrasi sel darah merah
(Brunner and Suddarth, 953)
c. Bila
jumlah eritrosi, kadar Hb, dan volume eritrosit total semuanya melebihi batas
normal.
(Hb >16 gr/dl dan massa eritrosit
total >35 ml/kg)
(Bruce M. Camitta : 1720)
d. Peningkatan
jumlah dan volume sel darah merah di atas ambang batas nilai normal dalam
sirkulasi darah.
(Abdulmuthalib, 541)
2.
Etiologi
Berdasarkan klasifikasi:
a. Polisitemia
sekunder
Kelainan mieloproliferatif dimana semua
sel sumsum tulang seolah terlepas dari mekanisme kendali normal.
b. Polisitemia
sekunder
Kelebihan produksi eritropoitin.
3.
Patofisiologi
Polisitemia primer merupakan suatu
kelainan mieproliferatif dimana semua sel sumsum tulang seolah-olah terlepas dari mekanisme kendali normal yang
ditndai dengan peningkatan eritrosit maupun volume darah total. Volume plasma
biasanya normal dan terjadi vasodilatasi untuk menampung peningkatan volume
eritrosit. Peningkatan volume dan viskositas darah ( aliran darah lambat)
bersama dengan peningkatan jumlah leukosit dan fungsi trombosit abnormal
mempermudah individu mengalami thrombosis dan pendarahan.
Penyakit ini berkembang dalam waktu
10-15 tahun, selama waktu ini limpa dan membesar disebabkan oleh kongesti
eritrosit. Sumsum tulang menjadi fribosis dan akhirnya non produktif.
Polistemia sekunder terjadi saat volume
plasma yang beredar di dalam pembuluh darah berkurang (mengalami
hemokonsentrasi) tetapi volume total SDM di dalam sirkulasi normal, sehingga
dapat menyebabkan kenaikan Hb. Hipoksia ginjal menyebabkan kenaikan produksi
eritropoitin, yang merangsang produksi eritrosit.
Defek kardiovakuler yang menyangkut
pirau kanan ke kiri dan penyakit paru mengganggu oksigenasi normal merupakan
penyebab polisitemia hipoksia yang paling sering. Hidup di tempat tinggi juga
menyebabkan polisitemia hipoksia. ( Sylvia A. Price : 265 & Bruce M.
Comintta : 1720)
4. Tanda dan Gejala
Polisitemia
vera
a. Sakit
kepala
b. Pusing
c. Kelelahan
d. Pandangan
kabur
e. Hiperviskositas
f. Hepatosleno
megali
g. Tekanan
darah meningkat
Polisitemia sekunder
a.
Sianosis
b.
Hyperemia sclera dan selaput lender
c.
Jari tabuh
d.
Hiperviskositas
e.
5. Pemeriksaan
Penunjang
a.
Pemeriksaan laboratorium
a.
Eritrosit : pada hitung sel jumlah
eritrosit dijumpai > 6 juta/ ml, dan sedian apus eritrosit biasanya
normokom, normositik.
b.
Granulosit : jumlahnya meningkat
c.
Trombosit : jumlah trombosit biasanya
berkisar antara 450-800 ribu/ml
b.
Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan
ini tidak diperlukan untuk diagnostic kecuali bila ada kecurigaan terhadap
penyakit mieloproliferatif lainnya seperti sel bias dalam hitung jenis
leukosit. Sitologi sumsum tulang menunjukkan peningkatan selularitas
normoblastik.
c.
Pemeriksaan Hb
(
Abdulmuthalib : 143)
6. Penatalaksanaan
1. Polisitemia
primer
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk
menurunkan kekentalan darah yang tinggi, yaitu dengan cara:
a. Flebotomi
(mengambil darah dari vena)
Merupakan bagian terapi terpenting dan
dapat dilakukan secara berulang agar kadar hemoglobin tetap dalm batas normal.
b.
Obat fosfor radioaktif atau kemoterapi
Dapat dipakai untuk
menekan fungsi sumsum.
2. Polisitemia
sekunder
Penatalaksanaan
polisitemia sekunder mencakup penanganan masalah primernya.
Apabila penyebabnya
tidak dapat di koneksi, maka perlu di lakukan flebotomi untuk mengurangi volume
dan kekentalan darah.
Prosedur flebotomi:
a. Pada
permulaan, 250- 500 cc darah dapat dikeluarkan dengan Blood Donor Collection
pot standar setiap 2 hari. Pada pasien dengan usia lebih dari 55 tahun atau
penyakit vaskuler yang serius, flebotomi hanya boleh dilakukan dengan prinsip
isovolemik yaitu mengganti plasma darah yang dikeluarkan dengan cairan
pengganti plasma (koloid/plasma ekspander) setiap kali cegah timbulnya bahaya
iskemia jantung karena status hipovolemik.
b. Sekitar
200 mg besi dikeluarkan pada setiap 500 ml darah ( normal body iron kurang
lebih 59)
Defisiensi besi merupakan efek
samping pengobatan flebotomi berulang. Gejala defisiensi besi seperti glositis
akan cepat hilang dengan pemberian preparat besi.
7. Pendidikan
Kesehatan
a.
Menjelaskan ke keluarga klien tentang
penyakit yang dialami oleh klien
b. Menjelaskan kepada keluarga klien bahwa
satu- satunya tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala yang
dialami oleh klien untuk menurunkan keentalan darah yaitu dengan mngeluarkan
darah vena untuk dikeluarkan.
c. Menganjurkan untuk selalu mengontrol
hemoglobin
d. Diet rendah kolesterol
B. KONSEP DASAR ASKEP
1. Pengkajian
a. Umur
b. Alergi
terhadap obat, makanan tertentu
c. Riwayat
penyakit dahulu
d. Riwayat
penyakit sekarang
e. Keluhan
2. Pemeriksaan
fisik
a. Peningkatan
warna kulit
b. Gejala-gejala
kelebihan beban sirkulasi(dispneu, batuk kronis, peningkatan tekanan darah,
pusing,dan lain-lain).
c. Gejala-gejala
thrombosis ( angina), disebabkan oleh peningkatan viskositas darah
d. Splenomegali
dan hepatomegali
e. Gatal,
khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh hemolisis sel darah
yang tidak matang
f. Riwayat
pendarahan hidung
3. Diagnose
keperawatan
a. Kelebihan
volume cairan b/d kelebihan sel darah merah dan volume darah
b. Resiki
tinggi perubahan perfusi jaringan perifer b/d pembentukan thrombus sekunder.
c. Resiko
tinggi perubahan penatalaksaan pemeliharaan di rumah b/d kurang pengetahuan
tentang kondisi dan rencana tindakan, kesulitan penyesuaian terhadap kondisi
kronis.
4.
Intervensi
Dx 1:
Kelebihan volume cairan b/d kelebihan
sel darah merah dan volume cairan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan, volume cairan pada tubuh klien dalam batas normal.
Intervensi :
1.
Batasi masukan cairan bila gejala
kelebihan terjadi
R/ : untuk mencegah
kelebihan cairan lebih lanjut
2.
Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
R/: farmakoterapi
sepanjang hidup diperlukan secara efektif untuk mengontrol polisitemia vera.
Dx 2:
Resiko tinggi perubahan
perfusi jaringan perifer b/d pembentukan thrombus sekunder.
Tujuannya
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan perfusi jaringan klien
berada dalam keadaan normal.
Intervensi :
1.
Anjurkan klien untuk melakukan latihan
rentang gerak aktif
R/
: Imobilisasi memprediposisikan klien pada pembentukan thrombus
2.
Anjurkan masukan cairan bila tidak ada gejala-gejala
kelebihan beban cairan
R/
: Cairan membantu menurunkan vikositas darah
3.
Pantau hasil lab darah lengkap dan
status vaskuler perifer setiap 8 jam
R/ : Untuk
mendekteksi komplikasi dini.
Dx3:
Resiko
tinggi perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah b/d kurangnya
pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindakan,kesulitan penyesuaian terhadap
kondisi kronis.
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan agar pengetahuan klien
mengenai perubahan penatalaksanaan di rumah dapat di terpenuhi.
Intrvensi :
1.
Evaluasi pemahaman klien mengenai
kondisi dan terapi klien.
R/
: Kepatuhan ditingkatkan bila klien memahami hubungan antara kondisi dan
terapai yang mereka dapatkan.
2.
Anjurkan klien untuk mengekspresikan
perasaan tentang mengalami penyakit kronis.
R/
: Pengungkapkan perasaan memudahkan koping serta mengurangi ansietas.
3.
Instruksikan klien untuk mencari
pertolongan medis bila gejala-gejala kelebihan beban sirkulasi terjadi.
R/ : Intervensi diperlukan untuk
mencengah kerusakan jaringan permanen.
5.Evaluasi
1.Tanda-tanda vital
dalam batas normal
2.Bunyi nafas bersih
3.Penurunan berat badan
4. CRT < 2 detik
5. Lidah cyanosis
6.Akral hangat
7.Klien mampu
mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Polisitemia
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. Gejala
bervariasi tergantung dari penyebab dan komplikasi. Gejala awalnya sering kali
berupa lemah, lelah, sakit kepala, pusing, dan sesak napas. Bila terjadi
pembesaran hati dan limpa, yang menyebabkan sakit perut tumpul yang sering
hilang timbul.
B.
Saran
Untuk
lebih mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
polisitemia mahasiswa harus memahami benar tentang defenisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, serta penatalaksanaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Handayani,Wiwik. Andi
Sulistyo W.2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Pada Klien
Dengan
Gangguan Sistem Hemetologi. Salemba Medika : Jakarta
Doengoes,
Marilynn E, (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3,EGC, Jakarta
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar