BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang
ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan ( kartilago) sendi dan tulang
didekatnya. Disebut juga penyakit sendi degeneratif, yang terjadi sering pada
lutut, sendi panggul, sendi sendi tangan dan tulang belakang.
Prevelensi dari osteoarthritis adalah kurang lebih 2%
pada orang yang berusia < 45 tahun.kedua 30% pada orang berusia 45 – 64
tahun. Ketiga 63-85% pada orang berusia > 65 tahun.
Hasil
pengkajian pada keluarga didapatkan masalah pada dengan keluhan lutut terasa
sakit, kaku dan pegal linudan belum pernah diperiksakan ke tenaga kesehatan dan
diobati sendiri dengan membeli obat atau jamu diwarung.Sehingga diperoleh
diagnosa keperawatan keluarga resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara atau merawat lingkungan rumah dan inefektif
pemeliharaan kesehatan berhubungan ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
Usaha untuk
menciptakan lansia yang sehat, mandiri dan produktif yaitu melalui pelayanan
kesehatan preventif, promotif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Untuk menunjang usaha tersebut, kami merencanakan akan memberikan pendidikan kesehatan tentang osteoartritis pada lansia, sehingga lansia dapat hidup dengan sehat, produktif dan mandiri.
Untuk menunjang usaha tersebut, kami merencanakan akan memberikan pendidikan kesehatan tentang osteoartritis pada lansia, sehingga lansia dapat hidup dengan sehat, produktif dan mandiri.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan
umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan
klien mengenai Osteoarthitis
secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.
2.
Tujuan
khusus
Setelah
menyelesaikam makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
·
Mengetahui pengkajian pada pasien dengan
osteoarthitis
·
Merumuskan diagnosa keperawatan pada
pasien osteoarthitis
·
Menetukan intervensi keperawatan.
·
Melakukan tindakan keperawatan pada
pasien osteoarthitis
·
Membuat evaluasi keperawatan pada pasien
osteoarthitis
·
Pendokumentasian .
BAB
II
KONSEP
DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
1.
Osteoartritis
yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal
.1087).
2.
Osteoartritis
merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang
ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di
atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi. (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
3.
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang
mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan
gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme,
fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan
sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.
(R. Boedhi Darmojo & Martono
Hadi ,1999).
B. ETIOLOGI
1.
Umur
2. Kegemukan
3. Trauma
4. Joint Mallignment
5. Akibat penyakit
radang sendi lain
6. Hormon estrogen
C. KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer (idiopatik): tanpa
kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungandengan osteoarthritis.
2.
Tipe
sekunder: seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur.
(Long,
C Barbara, 1996, hal.336)
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan
suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan
merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi
disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan
oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi.
Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran
enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk
matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan.Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat
badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis.Sendi interfalanga distal
dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian
akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa
nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena
peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi, infeksi sendi , deformitas congenital dan penyakit
peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur
pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal
dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).
Perubahan pada
struktur proteoglycan inilah yang meregulasi masuk dan keluarnya cairan
synovial dari kartilago. Tanpa regulasi tersebut menyebabkan akumulasi cairan
berlebih di kartilago sehingga berkurangnya kemampuan untuk menahan berat
badan.pada saat synovium mengalami inflamasi ujung saraf dan reseptor nyeri
mengirim sinyal ke otak kemudian otak mengirim sinyal balik yang mengakibatkan synovium akan memproduksi
cairan. Area tersebut akan dibanjiri oleh cairan, sehingga timbul rasa sakit
dan bengkak, menyebabkan kartilago mulai lunak dan pecah dan menimbulkan fisura
yang memanjang ( fibrilasi ).
E.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Rasa nyeri pada sendi
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
3. Peradangan
4. Pembengkakan Sendi
5.
Deformitas
F.
PENATALAKSANAAN
1.
Tindakan
preventif :
a.
Penurunan
berat badan.
b.
Pencegahan cedera.
c. Screening sendi paha.
2.
Farmakologi
: obat NSAID bila nyeri muncul, Asetaminophen, tramadol
3.
Terapi
konservatif : kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat
ortotik
untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
4.
Pembedahan
: artroplasti.
G.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Foto
Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi.
2.
Serologi
dan cairan sinovial dalam batas normal.
H.
PENCEGAHAN
Dengan mengetahui faktor predisposisi di atas. Sebaiknya
dilakukan hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin terserangosteoarthritis
atau membuat OA tidak kambuh yaitu dengan :
1.
Menjaga
berat badan
2.
Olah
raga yang tidak banyak menggunakan persendian
3.
Aktifitas
Olah raga sesuai kebutuhan.
4.
Menghindari
perlukaan pada persendian.
5.
Minum
suplemen sendi
6.
Mengkonsumsi
makanan sehat
7.
Memilih
alas kaki yang tepat dan nyaman
8.
Lakukan
relaksasi dengan berbagai tehnik
9.
Hindari
gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
BAB
III
KONSEP
DASAR ASKEP
A.
PENGKAJIAN
1. Biodata
meliputi ( nama, usia, jenis kelamin, suku dan kebangsaan, pendidikan,
pekerjaaan, alamat, TMR )
2. Keluhan
utama
Nyeri
pada salah satu sendi, kekakuan
3. Riwayat
penyakit sekarang
4. Riwayat
penyakit dahulu
5. Riwayat
kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit osteoarthritis?
6. Pengkajian
data dasar
a. Aktivitas/Istirahat
1)
Nyeri
sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan,
malaise.
2)
Keterbatasan
ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
b.
Kardiovaskuler
1)
Fenomena
Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego
1)
Faktor-faktor
stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan.
2)
Keputusasaan
dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
3)
Ancaman
pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan
pada orang lain.
d.
Makanan
/ Cairan
1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan
atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia.
2)
Kesulitan
untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e.
Hygiene
1)
Berbagai
kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada
orang lain.
B.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi,
distruksi sendi.
2.
Gangguan Mobilitas Fisik b/d Deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan
penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh b/d ketidakseimbangan
mobilitas.
4.
Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan musculoskeletal
5. Kurang
Pengetahuan b/d ketidaktahuan Mengenai Penyakit
C.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
1.
Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi,
distruksi sendi.
Kriteria hasil
:
a.
Menunjukkan
nyeri berkurang atau terkontrol.
b.
Terlihat
rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuan.
c.
Mengikuti
program terapi.
d.
Menggunakan
keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Tindakan
mandiri :
1. Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan
intensitas nyeri (skala 0 - 10).
R/ untuk mengevaluasi nyeri dan penghilangan dengan
analgetik pada skala 0 sampai 10
2.
Beri
matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat
klien beristirahat/tidur.
R/ memberikan
rasa nyaman dan aman bagi pasien dalam mengatasi nyeri
3.
Ajarkan pasien dalam metode
nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri
R/ untuk
mengendalikan nyeri seperti, meningkatkan relaksasi,masase.
4.
Melakukan istirahat, kompres hangat
atau dingin lokal dan peninggian sendi yang sakit bila memungkinkan
R/ membantu
mengembalikan ketidaknyamanan
5.
Instruksikan pasien dalam penggunaan
panas lembab dan hidroterapi
R/ membantu
menutunkan ketidaknyamanan jangka panjang
kolaborasi
1.
berikan
agen analgetik dan antiinflamasi sesuia program
R/
menghilangkan nyeri dan mengobati peradangan lebig lanjut
2.
Gangguan Mobilitas Fisik b/d Deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan
penurunan kekuatan otot.
Kriteria hasil
:
a.
Mempertahankan
fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktor.
b.
Mempertahankan
ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh.
c. Mendemonstrasikan teknik/perilaku
yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Tindakan mandiri :
1. Lakukan latihan
ROM untuk sendi minimal satu kali setiap perggantian tugas jaga. Tingkatkan
dari pasif ke aktif sesuai toleransi.
R/ tindakan ini
mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot.
2. Miringkan dan
atur posisi pasien setiap 2 jam pada saat pasien ditempat tidur.
R/ tindakan ini
mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan.
3. Tempatkan sendi
paha pada posisi fungsional, gunakan gulungan trokanter sepanjang paha, letakan
bantal kecil dibawah kepala.
R/ tindakan
tersebut mempertahankan sendi pada posisi fungsional dan mencegah deformitas
muskuluskeletal.
4. Letakan barang
barang pada tempat yang mudah dijangkau lengan yang tidak terkena bila satu
sisi mengalami kelemahan atau paralisis
R/ untuk
meningkatkan kemandirian pasien.
5. Pantau dan
catat setiap hari semua bukti komplikasi imobilisasi
R/ pasien
dengan riwayat penyakit atau disfungsi neuromuskular mungkin lebih cenderung
mengalami komplikasi.
6. Lakukan program
medis untuk mengelola atau mencegah komplikasi, contoh heparin, profilaktik
untuk trombosis vena.
R/ meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan pasien.
3. Gangguan Citra Tubuh b/d ketidakseimbangan
mobilitas.
Kriteria hasil :
a. Mengungkapkan peningkatan rasa
percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya
hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Tindakan
mandiri :
1. Berikan waktu
untuk pasien mengekspresikan perasaanya tentang perubahan dan penampilan dan fungsi
R/ perawat
mampu memberikan solusi yg rasional sesuai dengan kondisi pasien sehinnga mampu
meningkatkan rasa percaya diri klien
2.Identifikasi
dan tekankan kekuatan pasien serta bantu pasien menyusun tujuan realistik
R/ untuk
memudahkan adaptasi terhadap kehilangan fungsidan pemulihan.
3.Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang.
R/ kenali bahwa apa yang mungkin
tampak merupakan perubahan kecil yang bermakna bagi pasien
4. Susun batasan pada perilaku
maladaptif, bantu klien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat
membantu koping.
R/ membantu memulihkan mempertahankan koping yg efektif
dan merasakan diri mereka sebagai individu yang bergerak
4.
Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan musculoskeletal
Kriteria hasil
:
a.
Melaksanakan
aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan klien.
b.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
c.
Mengidentifikasikan
sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan.
Tindakan
mandiri :
1. Observasi
tingkat fungsional pasien setiap pergantian tugas jaga, dokumentasikan dan
laporkan setiap perubahan.
R/ melalui
tindakan ini perawat dapat menentukan tindakan yang sesuaiuntuk memenuhi
kebutuhan pasien
2. Lakukan program
penanganan,untuk kondisi penyebab gangguan muskuluskeletal. Pantau kemajuan
laporkan respon terhadap penanganan, baik respon yang diharapkan maupun yang
tidak diharapkan.
R/ mendorong
kemandirian pasien
3. Dorong pasien
untuk mengungkapkan perasaan dan keluhanya mengenai defisit perawatan diri
R/ membantu
pasien mencapai tingkat fungsional tertinggi sesuia kemampuaanya
4. Berikan waktu
yang cukup bagi pasien untuk melakukan tugas berpakaian dan berhias
R/ ketergesa
gesaan dapat menimbulkan stres yang tidak seharusnya terjad dan meningkatkan
kegagalan
5)
Kurang Pengetahuan b/d ketidaktahuan Mengenai
Penyakit
Kriteria hasil :
a.
Menunjukkan
pemahaman tentang kondisi/pragnosis dan perawatan.
b.
Mengembangkan
rencana untuk perawatan diri termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten
dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
Tindakan
mandiri :
1.
Ajarkan pasien proses penyakit
osteoarthtritis, sesuaikan penjelasan pada tingkat pemahaman klien.
R/ ekstrmitas
yang tidak bergerak mempunyai tekanan tidak cukup untuk merangsang aktivitas
osteoblastik
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam
melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang,
latihan dan istirahat.
3. Bantu dalam merencanakan jadwal
aktivitas terintegrasi yang realistis, istirahat, perawatan diri, pemberian
obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stress
D.
IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi
E.
EVALUASI
Sesuia dengan tujuan dan kriteria hasil
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Osteoarthritis (OA) atau penyakit
degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa
factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis
ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.
Tidak semua pasien dengan
degenerasi sendi merasakan gejala osteoarthritis. Tatalakasana
meliputi Disease Modifying Drugs dan
prosedur bedah untuk menkoreksi abnormalitas mekanik,
debridement sendi, dan menggantikan kartilago artikuler yang rusak
dengan implant yang menstimulasi restorasi
permukaan tulang rawan sendi.
B.
SARAN
1. Bagi
mahasiswa/i
Mahasiswa/i
diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan osteoarthritis secara benar.
Mahasiswa /i diharapkan
Dalam melakukan perawatan Osteoartritis hendaknya dengan
dengan hati-hati dan cepat mengetahui tanda-tanda dan gejala penyakit ini untuk
membantu penyembuhan.
2. Bagi
pasien osteoarthtritis
Diharapkan
mampu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam mengatasi dan mengobati OA.
DAFTAR
PUSTAKA
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Anonim, 2000, keperawatan medikal bedah, Edisi 2
,jakarta, EGC
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar