KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulisan dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, dalam makalah ini penulis menyajikan konsep dasar
asuhan keperawatann pada klien “GAGAL JANTUNG KIRI”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis dibantu
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, teman – teman serta semua pihak yang dengan carqanya masing –
masing telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia yang lemah, menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak serta pembaca, penulis terima dengan
lapang dada.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
berguna bagi mutu pendidikan kita.
Maumere, April
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
BAB
I. Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................ 2
1.2
Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.2.1
Tujuan Umum..................................................................... 2
1.2.2.
Tujuan Khusus................................................................... 2
1.3
Manfaat........................................................................................... 2
1.4
Metode Penulisan .......................................................................... 2
1.5
Sistematika Penulisan..................................................................... 3
BAB
II. Tinjuan Teori................................................................................... 4
2.1
Pengertian....................................................................................... 4
2.2
Etiologi........................................................................................... 4
2.3
Patofisiologi.................................................................................... 4
2.4
Manifestasi Klinis........................................................................... 7
2.5
Penatalaksanaan.............................................................................. 8
2.6
Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 9
2.7
Komplikasi ..................................................................................... 9
2.8
Patway............................................................................................ 10
BAB
III. Konsep Dasar Askep..................................................................... 11
A.
Pengkajian........................................................................................ 11
B.
Diagnosa Keperawatan.................................................................... 11
C.
Implementasi dan Intervensi............................................................ 15
D.
Evaluasi ........................................................................................... 15
BAB
IV. Penutup.......................................................................................... 16
3.1
Kesimpulan .................................................................................... 16
3.2
Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal
jantung atau payah jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan data dan gejala)
dilandasi oleh sesak napas dan mudah lelah (fasigus). Baik pada saat istirahat
atau saat aktivitas yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung
yang mengganggu kemampuan ventikel (bilik jantung) untuk mengisi dan
mengeluarkan darah ke sirkulasi. Gagal jantung konsestif merupakan suatu
sindrom klinis yang ditandai dengan adanya abnormalistas fungsi ventikel kiri
dan kelainan neurohormonal disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis
rotensi cairan.
Penyebab
reversible dan gagal jantung antara lain : artimia (misalnya atrial
fibrillation). Amboli paru – paru (pulmonary embolism) hipertensi maligna atau
accelerated, penyakit tiroid (hipertirodisme) volvular heart disease unstable
angin, high output faitutre, permasalahan yang ditimbulkan oleh pengobatan,
garam yang tinggi atau anorma horat.
Kongesti
paru menonjol pada gagal venntirikel kiri karean ventrikel kiri tidak memompa darah
pada gagal yang darung dari paru – paru, mekanisme kompensasi jantung dalam
merespon keadaan yang menyebabkan kegagala jantung dengan mekanisme
frank-staring, aktivasi neuhormonas dan dengan hiperofi otot jantung untuk
mempertahankan. Cardiac output dan dalam memenuhi suplay oksigen.
Penatalaksanaan perlu diberikan sedini mungkin agar tidak terjadi komunikasi
yang lebih parah seperti gagal jantung konsetif atau syok kardiogenik.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan
Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah agar
mahyasiswa – mahasiswi dapat membuat asuhan pekerawatan pada pasien gagal
jantung kiri
1.2.2 Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah
agar mahasiswa – mahasiswi :
a.
Dapat memahami
konsep askep gagal jantung kiri
b.
Dapat melakukan
pengkajian terhadap pasien melalui analisis data
c.
Dapat membuat
diagnose keperawatan berdasakan
prioritas masalah
d.
Dapat
merencanakakn tindakan keperawatan
e.
Dapat melakukan
tindakan keperawatan
f.
Melakukan
evaluasi
g.
Dapat
mendokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dibuat makalah ini adalah :
a.
Mempermudah
mahasiswa – mahasiswi dalam memberikan qasuhan keperawtan pada klien gagal
jantung kiri
b.
Meningkatkan
pengetahuna mahasiswa – mahasiswi khusunya mengenai konsep dasar teori dan
asuhan keperawatan gagal jantung kiri
1.4 Metode Penulisan
Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan metode pustaka, dimana penulis
merangkum dari beberapa buku sumber yang berhubungan dengan askep serta
mengaksesnya dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini adalah dalam bentuk bab dan sub bab yaitu :
BAB I :
Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat
Penulisan, Metode dan Sistematika Penulisan
BAB II : Konsep
Dasar Teori yang terdiri dari: Pengertiaqn, Etiologi, Manifestasi Klinis,
Patofisiologi, Komplikasi, Pemeriksaa Diagnostik, Penatalaksanaan.
BAB III : Konsep
Dasar Askep yang terdiri dari : Pengkajian, Diagnose, Intervensi, Implementasi
dan Evaluasi
BAB
IV : Penutup yang yang terdiri dari :
Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJUAN TEORI
A.
Definisi
v Gagal jantung auat payah jantung adalah : sindrom
klinis yang ditandai oleh sesak nafas (dispneu) dan mudah lelah, baik pada saat
istirahat atau saat aktifitas. Yang disebabkan oleh kelainan struktur atau
fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel (bilik jantung) untuk
mengisi dan mengeluarkan darah ke sirkulasi.
v Gagal jantung kongestif merupakan suatu sindrom
klinis yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan
kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja
fisisretensi cairan dan memendeknya umur hidup.
v Gagal jantung adalah suatu keadaan yang mana jantung
tidak dapat menghantar curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolic tubuh.
B.
Etiologi
Penyebab reversible dari gagal jantung antara lain :
1.
Aritmia
2.
Emboli paru
3.
Hipertensi
Arterial
4.
Penyakit Tiroid
5.
Gagal Ginjal
6.
Intake (asupan)
garam yang tinggi dan anemia berat.
Menurut cowik MR. Dar O (2008) penyebab gagal
jantung dapat diklasifikasikan dalam 6 kategori.
1.
Kegagalan yang
berhubungan dengan abnormalitas miokard, dapat disebabkan oleh hilangnya
miosit, kontruksi yang tidak terkoordinasi, berkurangnya kontraktilitas.
2.
Kegagalan yang berhubungan
dengan overload (hipertensi)
3.
Kegagalan yang
berhubungan dengan abnormalitas katup.
4.
Kegagalan yang
disebabkan abnormalitas ritme jantung (taki kardia)
5.
Kegagalan yang
disebabkan abnormallitas perikard atau efusi perikard
6.
Kelainan
kongerital jantung.
Þ
Factor
Predisposisi dan factor pencetus.
A.
Factor
predisposisi
Dari
gagal jantung antara lain :
·
Hipertensi
·
Penyakit ateri
koroner
·
Kardiomiopati
·
Penyakit pembulu
darah
·
Penyakit
perikardinal
·
Sterosis mitral
·
Penyakit otot
degenrasi.
B.
Factor pencetus
Dari
gagal jantung antara lain :
·
Meningkatkan
intake (asupan) garam
·
Hipertensi
·
Aritmia akut
·
Infeksi
·
Demam
·
Emboli paru
·
Anemia
·
Kehamilan
·
Endokordolos
infekti
C.
Patofisiologi
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai
oleh sesak nafas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktifitas) yang
diebabkan oleh ketidak mampuan jantung memompa darah dengan kemampuan yang
cukup untuk memenihi kebutuhan jaringan atau kemempuan melalukan hal ini pada
tekanan pengisian yang meningkat.
Gagal jantung merupakan ekspresi dari final commom
patway dengan berbagai etiologi berupa kardiomiopati (dilatasi, hipertrofik,
restriktif) penyakit katup jantung (mitra dan aorta), kosumsi obat – obatan dan
alcohol dll. Jadi semua bentuk penyakit jantung (baik pada otot jantung,
pembulu darah, jantung, perikardinal, congenital, aritmia) dapat berakhir
menjadi gagal jantung.
Berbagai factor etiologi dapat berperan menimbulkan
gagal jantung yang kemudian merangsang timbulnya mekanisme kompensasi dan jika
kompensasi ini berlebihan maka dapat menimbulkan gejala – gejala gagal jantung.
Mekanisme gagal jantung tersebut berupa :
1.
Mekanisme frank
– starling
Berarti
makin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, makin besar kekuatan
kontraksi dan makin besar pula jumlah darah yang di pompa kedalam aorta atau
arteri pulmonalis.
Kontraksi
ventrikel yang menurun akan mengakibatkan pengosongan ruang yang tidak sempurna
sehingga volume darah menumpuk dalam ventrikel saat diastole (volume akhir
diastolik) lebih besar dari normal. Berdasarkan hokum frank – starling.
Peningkatan volume in akan meningkatkan pula daya kontraksi ventrikel sehingga
dapat menghasilkan curah jantung yang lebih besar.
2.
Hipertrofi
ventrikel
Peningkatan
volume akhir diastolic juga akan meningkatkan tekanan di dinding ventrikel yang
jika terjadi. Terus – menerus maka akan merangsang pertumbuhan hipetrofi
ventrikel. Berfungsi untuk mengurang tekanan dinding dan meningkatkan masa
serabut otot sehingga memelihara kekuatan kontraksi ventrikel.
Dinding ventrikel yang mengalami hipertrosi kekcikungnya (elasitas
berkurang) sehingga mekanisme kompensasi
ini selalu diikuti dengan peningkatan tekanan diastolic ventrikal yang
selanjutkan juga menyebabkan peningkatan tekanan atrium kiri :
3.
Aktivitas
Neurohornomal
Perasangan
Neurohornomal mencakup system saraf simpetik, system rennin, angiotensin,
peningkatan produksi hormone antidiuketik dan paptidu natriuretik, penurunan
curah jantung dapat merangsang beroresepton disinur carokis dan arkus aorta
sehingga terjadi perangsangan simpatis dan penghambatan para ventrikel dan
vasokontriksi vena dan arteri dan sistemik
sehingga terjadilah peningkatan curah jantung, peningatan aliran balik vena ke
jantung dan peningnkatan tahanan perifer.
Penurunan
curah jantung menyebabkan penurunan perfusi arteri renalis sehingga merangsang
reseptor sel juxtaglomenulus yang kemudian menyintesis rennin dan terjadilah
hidrolesis aniotensinogen menjadi angiotersin I dikonversi menjadi angiotensin II oleh ACE yangkemudian mengninduksi
vasokontriksi dan sekresi dosteron sehingga terjadi peningkatan alir balik vena
ke jantung sehingga terjadi peningnkatan tahanan perifer. Retensi natrium dan
air yang mengakibatkan peningkatan alir balik vena ke jantung hingga terjadilah
peningkatan curah jantung, melalui mekanisme frank-starling.
D.
Manifestasi
klinis
Tanda dominan
Meningkatnya volume intravascular
Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena
meninkatnakibat penurunan curah jantung, manivestasi kongerti dapat berbeda
tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi
Þ
Gagal jantung
kiri
Kongesti
paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa
darah yang dating dari paru. Gejala yang terjadi :
-
Disiplin
-
Batuk
-
Mudah lelah
-
Kegegelisaan dan
kecemasan
E.
Peñatalaksanaan
Þ
Terapi non
farmakologi :
-
Dukung istirahat
untuk menngurangi beban kerja jantung.
-
Mengurangi
kelebihan cairan dan garam
-
Meninngkatkan
kekuatan dan efesiensi kontrakkilitas miokarium dengan preparat farmokologi.
-
Membuang
penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi
antideurettik, dan istirahat
-
Mengurangi
stress piskis
-
Mengnhindari
rokok
-
Olahraga teratur
-
Mengurangi emak
Þ
Terapi
farmakologi
-
Glikosida
jantung
Digitalis,
meningkatkan kekuatan kontraksi otot dan memperlambat frekuensi jantung , efek
yang di hasilkan, dan peninkatan diurensi dan mengurangi edaran
-
Terapi diuretic
Diberi
untuk memacu eksresi nontrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati
karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
-
Terapi
vasodilator
Obat-obat
pasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan
darah oleh vertikel . obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehinngga tekanan pengisian ventrikel kkiri dapat
diturunkanb
-
Dukungan diet
Pembatasan
natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.
F.
Pemeriksaan
penunjang
a.
Foto torak dapat
mengungkapkan adanya pembesaran jantung,
edema atau effuse pleura yangmenegakan diagnose CHF.
b.
EKC dapat mengungkapkan adanya takhikardi,
hiperkrop bilik jantung dan iskemi
c.
Elektrolit serum
yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah
dari adanya kelebihan retensi air
G.
Kompolikasi
1.
Syok kandiogenik
2.
Episode
tromboembol
3.
Efuri dan
temponade pericardium
BAB III
KONSEP DASAR
ASKEP
A.
Pengkajian
1.
Identitas pasien
-
Nama
-
Umur
-
Jenis kelamin
-
Suku
-
Agama
-
Pendidikan
-
Alamat
2.
Riwayat penyakit
sekarang
-
Keluhan utama
-
Dispne letih
-
Lemah
-
Gelisah
-
Riwayat
kesehatan sekarang keluhan penyerta
3.
Riwayat penyakit
dahulu
-
Riwayat penyakit
kronik
4.
Riwayat penyakit
keluarga.
B.
Dignosa
keperawatan
1.
Penurunan
perfusi jaringan b/d menurunya curah jantung, hipoksemia jaringan, aridosis dan
kemungkinan tnrombus atau emboli.
2.
Gangguan
pertukaran gas b/d gangguan aliran darah ke alveo;I atau kegagalan utama paru,
perubahan membrane alveolan kapiler
3.
Pola nafas
efektif b/d ketidak seimbangan antara suplai oksigen
4.
Itoleransi
aktifitas b/d ketidak seimbangan antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan
adanya irkemik/ nekrtik jaringan miocard.
Dx I : penurunan
perfusi jaringan b/d menurunya curah jantung, hipoksemia jaringan, aridosis dan
kemunngkinan thrombus atau emboi
Tujuan : meningkatkan
kembali pola nafas yang efektif, sehingga terjadinya nggaguan atau kriteria
hasil
-
Curah jantung
kembali membaik
-
Bebas nyeri/
ketidaksamaan
-
Daerah perifer
hangat, tidak ada sianosis
Intervensi :
-
Monitor
frekuensi dan irama jantung
R/
membantu menentukan derajat dikompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan Td
takikardioa, disritmia dan trikipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi
jantung terhadap aktifitas.
-
Observasi perubahan
status mental
R/
mengetahui keadaan klien secara bertaap terhadap penyakit yang dialaminya yang
dapat merubah status mertal pasien.
-
Observasi warna
dan suhu kulit / membrane mukosa
R/
mencegah terjadinya sianosis yang menunjukan vasokontriksi atau respon tubuh
terhadap demam / menggigil yang menunjukan hipoksemia
-
Ukur haluaran
urin dan catat berat jenisnya
R/
Penurunan pemasukan / mual terus – menerus dapat mengakibatkan penurunan volume
sikrulasi yang berdampak negaif pada perfusi dan fungsi organ. Berat jenis
mengukur status hidrasi
-
Kolaborasi : Berikan
cairan IV sesuai indikasi.
R/ Pompa IV
menceah kelebihan pemberian cairan
Dx
II : Gangguan pertukaran gas b/d gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalan utama paru, perubahan memberan alveolar kapiler.
Tujuan
: klien dapat menunjukan pola nafas yang baik, tanpa ada ganggguan pada
alveolinya
Kriteria
hasil :
Ø tidak ada cuping hidung
Ø tidak memakai oksigen pasien tampak rileks
Ø tak ada distensi vena parifer / vena dan edema
dependen penuh bersih dan berat badan ideal.
Intervensi
:
Ø timbang berat badan tiap hari
R/ mengurangi atau mengawasi penurunan BB
Ø kaji dan monitor fungsi pernafasan
R/ Mendeteksi tanda dan gejala gangguan ventilasi dan
perfusi
Ø monitor hasil analisa gas darah
R/ Mengindentifikasi terjadinya hipoksemia,
hiperkapiria dan menentukan perlunya bantuan ventilasi
Ø latihan napas dalam dan butuh efektif
R/ Mempermudah fentilasi dan megeluarkan recter dari
paru
Ø monitor hasil x-ray dada
R/ Mengenali perubahan yang mengambarkan terjadinya
penebalan / bendungan paru
Dx III : Pola nafas infektif b/d penurunan volume
paru, hepatomegal
Tujuan : Pola nafas efektif setelah dilakukan
keperawatan selama di ns, RR normal, tak ada bunyi nafas tambahan dan
penggunaan otot bantu pernafasan.
Kriteria Hasil :
Ø pola nafas efektif
Ø RR normal
Ø Tidak menunjukan adanya sesak nafas
Intervensi :
Ø Monitor kedalam frekuensi pernafasan, frekuensi dan
ekepansi dada
R/ membantu menentukan derajat dekompensasi jantung
dan paru
Ø Catat uapaya pernafasan termasuk penggunaan otot
bantu
R/ Takipnea dan dispnea menyertai destruksi paru,
kegagalan pernafasan lebih berat menyertai kehilangan paru unit fungsional
sedang sampai berat
Ø Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi
nafas
R/ S3ts4 atau krekels terjadi dengan dekompensasi
jantung atau beberapa obat, terjadinya bunyi suara nafas mu – mur dapat
menunjukan ketup karena nyeri dada, contoh, stenosis aorta.
Ø Tinggihnya kepala dan bantu untuk mencapai posisi
yang senyaman mungkin
R/ mengurangi beban kerja nafas dan meningkatkan
fentilasi serta pertukaran gas
Dx IV : Intoleransi aktifitas b/dd ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan adanya iskemils/necrokils ja ringan
miocard
Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien
setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di Rumah sakit
Kriteria Hasil : Frekuensi jantung 60 – 100 x /
menit dan TD 120 – 80 mmHg
Intervensi :
Ø Catat frekuensi jantung irama dan perubahan Td
selama dan sesudah aktifitas
R/ S1dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja
pompa irama gallop umum gallop umum, mur – mur dapat menunjukan inkompetensi
atau sensosis katup
Ø Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan
aktifitas sensori yang tidak berat
R/ Untuk membantu dalam penurunan persepsi atau
respon nyeri memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positif
Ø Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan
intoleransi terhadap aktifitas
R/ Untuk mencegah peningkatan kerja jantung secara
tiba – tiba memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktifitas.
C.
IMPLEMENTASI
Sesuai
dengan intervensi
D.
EVALUASI
Sesuai
dengan tujuan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penderiita
gagal jantung kiri akan mengalami sesak bnafas peningkatan denytu nadi, dispnu
akan takhipnea, kulit dingin dan pucat, distensi vena jagularis, saat di
auskultasi paru eraskles, mekanisme kompensasi jantung dalam merespon keadaan
yang menyebabkan kegagalan jantung dengan mekanisme Frank-Straling,
aktifarineurohormonal, dan dengan hipertrofi otot jantung untuk mempertahankan cardiac
output, dan dalam memenuhi suplai oksigen, penatalaksanaan perlu diberikan
sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah seperti gagal
jantung konyeksi atau syok kandiogenik, intervensi dapat diberikan secara
parmakologik maupun non farmakologik.
3.2 Saran
1.
Penderita
sebaiknya melakukan terapi non formakologi seperti diet rendah garam sensitive
terhadap garam, mengurnagi berat badan jika mengalami obesitas menghindari
lemak berlebihan, mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga
teratur.
2.
Terapi
Farmakologis yang bisa dierikan adalah blocker golongan kardioselestif seperti
alcohol diuretic untuk mengurangi timbunan cairan, digitalis efek cepat untuk
meningkatkan ontraktilitas dan jika perlu diberikan golongan Ca antugonis untuk
mengurangi impils saraf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar