KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan
yang Maha Esa, karena berkat dan Rahmat-Nya kami berhasil menyusun makalah ini.
Yang merupakan salah satu syarat bagai penulis dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya sebagai seorang mahasiswa S1 keperawatan.
Makalah ini di buat berdasarkan
hasil pemikiran kelompok kami. Makalah ini disusun berkat bantuan teman-teman
dan juga dorongan dari dosen sehingga makalah ini dapat di selesai tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata atas segala sumbangsih pikiran kami ucapkan terima
kasih.
Maumere,
Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Koagulasi
intrafaskuler diseminata {KID}Adalah salah satu kedaruratan medis.karena meni
golongkan dalam gancam nyawa dan memerlukan penanganan segera.Tetapi tidak
semua KID digolong dalam darurat medis,hanya KID Fulminan atau akut sedang KID
derajat terendah atau kompensasi atau bukan suatu keadaan darurat.Namun perlu
diwaspadai bahwa KID derajat rendah dapat berubah menjadi KID fulminan,sehingga
memerlukan pengobatan segera.
Banyak penyakit
yang sudah di kenal dan sering mencetuskan KID.akibat banyaknya penyakit yang dapat mencetuskannya gejala
klinis KID menjadi sangat berfariasi pula.Hal ini juga mungkin salah satu
penyebab mengapa banyak lstilah yang di pakai untuk KID seperti,konsumsi
koagulopati,hiperfibrinolisis,defibrinasi dan sindrom trombohemoragik,istilah
yang paling akhir ini menggambarkan gejala klinis karena di hubungkan dengan
potofiologis.istilah yang paling umum diterima sekarang ini adalah
KID.trombohemoragik menggambarkan terjadinya trombosis bersamaan dengan
perdarahan.kedua manifestasi klinis ini dapat terjadi bersamaan pada KID.Tetapi
para dokter lebih sering memperhatikan perdarahan dari pada akibat trombosis
padahal morbiditas dan mortalitas lebih banyak dipengaruhi trombosis.
- Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti kuliah tentang system
imun khususnya KID diharapkan mahaasiswa mampu memahami tentang konsep Askep
dari klien dengan KID .
2. Tujuan Khusus
a. mampu melakukan pengkajian dengan
klien KID
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
pada klien dengan KID
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan KID
d. Mampu mengimplementasikan secara benar
ASKEP klien dengan KID
e. Mampu membuat evaluasi pada klien dengan KID
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A.
Pengertian
Disseminated
Intravcaskular Koagulation[ DIC] adalah suatu keadaan dimana bekuan- bekuan
darah kecil tersebar diseluruh aliran darah, menyebsbkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya factor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan pendarahan’.
Diseminated
Intravaskular coagulation adalah suatu syndrome
yang ditandaidengan adanya
perdarahan atau kelainan pembekuan dasrah yang disebabkan oleh karena
terbentuknya plasmin yakni suatu psesifik plasma protein yang aktif sebagai
fibrinolitik yang di dapatkan dalam sirkulasi.
Secara umum
Diseminated intravascular
Coagulation didefinisikan sebagai
kelainan atau gangguan kompleks
pembekuan darah akibat stimulasi tyang berlebihan pada mekanisme
prokoagulan dan antikoagulan sebagai respon terhadap injuri.
B, Etiologi
KID merupakan mekanisme perantara
verbagai penyakit dengan gejala klinis tertentu. Berbagai penyakit dapat
mencetuskan KID fulminan atau deA\ajat rendah
seperti dibawah ini;
1.
Penyakit yang disertai KID fulminan
a.
Bidang obstetric; emvoli cairan amnion,abrupsi plasenta
,eklamsia dan abortus
b.
Bidang Hematologi; reaksi tansfusi darah ,hemolisis
berat, transfuse massif,leukemia M3 dan M4
c.
Infeksi
1.Sepit
semia,gram negative atau endotoksin,gram negative atau mikropolisakarida.
2.Viremia;HIV,hepatitis,verisela,virus
sitomagalo,demam dengue.
3.Parasit;Malaria.
4.Trauma
5.Penyakit hati
akut;gagal hati akut,ikteru obstruktif
6.Luka baker
7.Alat
prosthesis;shut leveen shunt Denver,alat
Bantu balon aorta.
8.kelainan
vaskular
2.
Penyakit di sertai KID derajat
1.Keganasan
2.Penyakit
kardiovaskular
3.penyakit
autonimun
4.penyakit
ginjal menahun
5. peradangan
6. graft versus
host disease
7. penyakit hati
menahun
C. Patofisiologi
Emboli cairan amnion yang
disertai KID sering mengancam jiwa dan dapat menyebabkan kematian. Gejaka KID
karena emboli cairan amnion yaitu gagal napas akut, dan renjatan. Pada sindrom mati janin dalam
uterus yang lebih dari 5 minggu yang ditemukan KID pada 50% kasus. Biasanya
pada permulaan hanya KID derajat rendah dan kemudian dapat berkembang cepat
menjadi KID fulminan. Dalam keadaan seperti ini nekrosis jaringan janin, dan
enzim jaringan nekrosis tersebut akan masuk dalam sirkulasi ibu dan
mengaktifkan system koagulasi dan fibronolisis, dan terjadi KID fulminan.
Pada kehamilan dengan
eklamsia ditemukan KID derajat rendah
dan sering pada organ khusus seperti ginjal dan mokrosirkulasi plasenta. Namun
perlu diingat bahwa 10-15 % KID derajat rendah dapat berkembang menjadi KID
fulminan. Abortus yang diinduksi dengan garam hipertonik juga sering disertai
KID derajat rendah sampai abortus kompleks namun kadang dapat menjadi fulminan.
Hemolisis karena
reaksi transfuse darah dapat memicu system koagulasi sehingga terjadi KID.
Akibat hemolisis, sel darah merah melepaskan adenosine difosfat atau membrane
fosfolipid SDM yang mengaktifkan system koagulasi baik sendiri maupun secara
bersamaan dan menyebabkan KID. Pada septikimia KID terjadi akibat endotoksin
atau mantel polisakarida bakteri memulai koagulasi dengan cara mengaktifkan factor
FX11 menjadi filla, menginduksi pelepasan reaksi trombosit, menyebabkan endoter
terkelupas yang di lanjutkan aktifusi F X11 men FX-Xia, dan pelepasan materi
prokoagulan dari granulosit dan semuanya ini dapat mencetuskan KID.
D
Manifestasi Klinis
Gejala klinis tergantung pada penyakit
dasar, akut / kronik, dan proses patologis yang mana lebih utama, apakah akibat
trombosis mikrofaskular atau diatesis hemoragik kedua proses patologis ini
menimbulkan gejala klinis yang berbeda dan dapat di temukan dalam waktu yang bersamaan.
Perdarahan dapat
terjadi pada semua tempat. Dapat terlihat sebagai peteki-ekimosis, perdarahan
gusi, hemopitisis, dan kesadaran yang menurun sampai koma, akibat perdarahan
otak.
Gejala akibat
trombosis microfaskular dapat berupa kesadaran menurun sampai koma, gagal
ginjal akut, gagal napas akut dan iskimea fokal, dan gangrene pada kulit.
Mengatasi
perdarahan pada KID sering lebih mudah dari pada mengobati aibat trombosis dari
pada mikrofaskular yang menyebabkan aliran darah, iskemia dan berakhir
dengan kerusakan organ yang menyebabkan
kematian.
BAB
III
KONSEP
DASAR ASKEP
- Pengkajian
- Kaji adanya factor prediposisi
a.Septikemia
b.Sindrom disns pernapasan dewasa CARDSI
c.Luka bakar berat dan luas
d.Neoplasia
e.Gigitan ular
f.Penyakit hepar
g.Bedah kardia opulmonal
h.Trauma
2.Pemeriksaan Fisik
a.Perdarahan
b.Hematuria
c.Rembesan darah dari fungsi vena dan
luka
d.Epitaksis
e.Perdarahan GI track
f.Kerusakan perfusi jaringan serebral
g.Ginjal
h.Pru-paru
i.Kulit
- Diagnosa Keperawatan
- Gangguan perfusi jaringan yang b/d perdarahan
- Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
- Resiko intervensi aktivitas b/d penurunan suplai O2
- Nyeri
- Intervensi Keperawatan
- Gangguan pervusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan
Tujuan: Setelah
di lakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan dapat adekuat
Intervensi:
a.
Pantau hasil pemeriksaan koagulasi , TTV dan perdarahan
baru
R/: Untuk
mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapakan
b.
Waspadai perdarahan
R/: untuk
meminimalkan potensial perdarahan lanjut
c.
Jelaskan tentang semua tindakan yang di programkan dan
pemeriksaan yang dilakukan
R/: Pengetahuan
tentang apa yang di harapkan membantu mengurangi ansietas.
d.
Lakukan pendekatan secara tenang dan beri dorongan
untuk bertanya dan serta berikan informasi
yang di butuhkan dengan bahasa yang jelas.
R/: Pemecahan
masalah sulit untuk orang yang cemas, karena ansietas merusak belajar dan untuk meng
e.
Kolaborasi pemberian
a). Terapi
heparin: Perhatikan pembentukan tanda-tanda antibody antitrombosit oleh penurunan
tiba-tiba dari jumlah trombosit.
b). Berikan
trasfusi darah sesuai prosedur dan efaluasi denagn ketat terhadap manifestasi reaksi tranfusi.
R/: Bila
penyakit primer diatasi tujuan tindakan tambahan adaah untuk mengontrol
perdarahan dan memperbaiki keadan factor pembekuan yang normal.
- Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
Tujuan:
Hipertensi dapat diatasi
a). Pasien
mengeluh tubuhnya tidak panas lagi
b). Suhu tubuh
normal akral tidak teraba panas
c). tidak teraba
dislensi abdomen
Intervensi dan
Rasional
Mandiri:
a). Berikan obat
penurunan panas dan non alcohol dan non kavein sesuai sesuai resep mandiri.
b). Mendeteksi
tingkat penyebab penyebaran peradangan
Rasional:
a). Dapat
mengurangi demam
b). Menurunkan
panas melalui respon penyerapan pusat.
- Resiko intoleransi aktivitas b/d penurunan suplai 02
Intervensi dan
Rasional
a). Kaji kemampuan pasien untuk melakukan
tugas
R/: Mempengaruhi pilihan intervensi
atau bantuan
b). Ausasi TD, nadi, persarafan selama dan
sesudah aktivitas
R/: Manivestasi kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah 02 adekuat ke jaringan.
c). Beringan lingkungan tenang pertahan
tirah baring bila indikasikan
R/: Meningkatkan istirahat untuk
menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.
d): Rencanakan kemajuan aktivitas dengan
pasien
R/: Meningkatkan secara bertahap
aktivitas secara normal.
- Nyeri
Tujuan:
Nyeri hilang atau terkontrol
Intervensi dan rasional
a). Kaji tingkat nyeri pasien
R/: Tingkat nyeri dapat mempengaruhi
tingkah laku pasien dan proses pengobatan
b). Mempertahan tirah baring selama baring
selama fase akut
R/: Meningkatkan relaksasi terhadap
seluruh organ yang bersangkutan.
c). Kurangi
aktifitas yang berlebihan
R/:
Aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan vascular.
d). Bantu pasien
dalam aktivitas sesuai kebutuhan
R/: Mencegah komplikasi dalam hubungan
dengan sakit kepala.
BAB
1V
PENUTUP
- Kesimpulan
Penyakit koagulasi
intravascular diseminata [KID] atau yang lebih dikenal sebagai disseminated
intravascular coagulasion [DIC] adalah suatu gangguan pembekuan darah yang
didapat berupa kelainan trombohemoragikc sistemik yang hampir selalu disertai
dengan penyakit primer yang mendasarinya. Karakteristik di tandai oleh adanya
gangguan hemostasis yangmultipel dan kompleks berupa aktivasi pembekuan darah
yang tidak terkendali dan fibrinolisis [koagulapati konsumtif]. DIC merupakan
salah satu kedaruratan medic karena mengancam nyawa dan memerlukan penganan
segera.
- Saran
Mengetahui DIC
harus sedini mungkin agar tidak menyebabkan akibat buruk seperti kematian dan
tenaga kesehatan harus member penuluhan tentang penyakit ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Gofir Abdul. 203. Diagnosa dan
Terapi kedokteran. Salemba medika: Jakarta
Suyono slamet.2001. Ilmu penyakit
dalam jilid ll edisi ketiga. Balai penerbit FKUI: Jakarta
Dianec Buughman. 1887. Keperawatan
Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Baker WF. 1888. Clinical of
disseminated intravascular coagulation syndrome. Balai penerbit FKUI; Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar