BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR
BELAKANG
Candidiasis adalah suatu infeksi
dari jamur.jenis jamur yang menginfeksi adalah dari genus candida.biasanaya
berupa superficial dari derah kutaneus tubuh yang lembab.infeksi yang paling
sering disebabkan oleh candida albikans.infeksi ini sering menyerang kulit
,membrane mukosa mulut, dan vagina.dari jmur jamur ini jarang sekali terjadi
terdapat infeksi sistemik atau endokarditis
Kandida adalah suatu spesies yang
paling uum di temukan di rongga mulut yangmerupakan flora normal.Teleh di
laporkan spesies candida mencapai 40-60% dari seluruh populasi mikroorganisme
di rongga mulut.terdapat lima spesies kandida yaitu K.albikans,K.glabrata,K.parasilosis, K.krusei,K,tropikalis.dri
kelima cnadida tersebut kK Albikans merupakan spesies yang paling umum
menyebabkan penyakit kandidiasis.Ada pula jenis infeksi dari candida yang
kronis seperti pada kelainan imunnodefisiensi seluler pada kulit dan membrane
mukosacirinya adalah terdapat alergi kutaneus,dan pada beberapa kasus terjadi
pla aktivitas limfosit atau produksi
factor pengahambat migrasi yang berkurang
Candidiasis terdapat di seluruh
dunia yang dapat menyerang seluruh umur,baik laki maupun wanita.dari warga new
seland dengan imun yang rendah tahun 1990 sekitar 15%nya terkena
candidiasis.Namun lebih banayak terjadi pada wanita,karena terdapatnya candida
sebagai flora normal dalam saluran kelamin wanita dan kenaikan PH pada wanita
hamil.di mew seland dari 1009 wanita 19% terkena vaginitis.tahun 2002 terjadi
kenaikan menjadi 33% ang terkena vaginitis.idak adacara mencegah candidiasis
karena menyebabkan Candida menjadi kebal terhadap obat – obatan.sistem
kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga agar candida tetap seimbang
2.TUJUAN
1. Tujuan umum
1. Untuk mendukung
kegiatan belejar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah
keperawatan system integument tentang “ Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan
gangguan system integument (candidiasis ) ”
2. Untuk melatih
mahasiswa/I agar lebih memahami mengenai penyakit candidiasis
3. untuk melatih
mahasiswa/I dlam membuat makalah yang tepet secara sistemetis
2. Tujuan Khusus
Agar
mahasiswa/I mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan candidiasis yang meliputi devenisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis ,penetalaksanaan , komplikasi, pemeriksaan
penunjang, serta proses keperawatan
3.RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan
candidiasis
2. Bagaimana etiologi penyakit
candidiasis
3. Bagaimana patofisiologinya
candidiasis
4. Bagaiman manifestasi klinis candidiasis
5. Apa saja penatalaksanaan
candidiasis
6. Bagaiman komplikasi dari
candidiasis
7. Bagaiman pemeriksaan penunjang
candidiasis
8. Bagaiman konsep dasar askep
candidiasis,.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.KONSEP
DASAR MEDIS
1.
PENGERTIAN
Candidiasis adalah infeksi yang
di sebabkan oleh jamur candida.infeksi kandida menyerang kulit dan selaput
mukosa yaitu jarngan yang melapisi
permukaan bagian tubuh kita misalnya, vagina( vagina candidiasis), yang sering
kita kenal keputihan dan di rongga mulut(oral candidiasis ).kandida juga
merupakan penyebab tersering dari paronokia yaitu infeksi kulir dan kuku dan
onikkomiosis penyakit jamur kuku
2.
ETIOLOGI
Penyebab paling umum adalah jamur
candida ALBIKANS.
Struktur K.Albikans ini terdiri dari dinding sel
sitoplasma nucleus membrane golgi dan endo plasmik retikuler dinding sel
terdiri dari beberapa lapis dan di bentuk oleh manoprotein gulkan
chitin.K.Albikans dapt tumbuh pada media ang menganbung sumber karbn misalnya
glukosa dan nitrogen biasanuya di gunakan ammonium atau nitrat kadang – kadang
memerlukan biotin.Pertumbuhan jamur ditandai
dengan pertumbuhan ragi yang berbentuk oval atau sebagian elemen
filament hyfa/pseudohyfa ( sel ragi yang memanjang )dan suatu masa filament
hyfa disebut mycelium sepsis ini tumbuh pada temperature 20-40 ˚c
3.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN TEMPAT YANG TERKENA
a.
C.
oral
b.
Perleche,luka
dan radang pada tepi kiri dan kanan mulut luar
c.
C.
volvuvaginitis infeksi membrane mucus vagina
d.
C.
intertrigo ,infeksi pada kulit
e.
Diaper
candidiasis , infeksi pada daerah yang di tutupi diaper /popok bayi
f.
Congenital
cutaneus candidiasis ,infeksi kronis pada kulit bayi lahir premature
g.
Per
anal candidiasis ,infeksi pada kulit muara anus
h.
Candidal
paronikia,infeksi pada lipatan kuku
i.
Erosion
interdigitalis blastomycetica,infeksi pada kulit jari
j.
Kronik
mukokutaneus candidiasis,infeksi kronis
pada kuku dan mukuso kulit
k.
Candidiasis
sistemik , infeksi yang menyebar dan menyebabkan keracunan darah khususnya pada
imun yang rendah.
l.
Candidid
, peradangan pada kulit tangan akibat jamur dari kaki sepertidermatophytids
m.
Antibiotic
candidiasis ,dapat terjadi karena kelebihan pemakaian berbagai antibiotic
(seperti oxytetrasiklin yang umumnya digunakan untuk mengontrol acne. )
4.
MANIFESTASI
KLINIS
Gejalanya tergantung pada daerah
yang terpapar mis infeksi pada vagina manifestasinya adalah,rasa gatal yang
parah pada daerah vulva,rasa terbakar ,rasa sakit,dan iritasi yang minimbulkan
bercak keputihan pada atau abu- abu pada dinding vagina
5.
PATOFISIOLOGI
Kandidiasis ini sering di sebabkan
oleh kandida albikans,atau kadang oleh candida glabrata,dan kandida
tropikalis.jamur kandida albikans ini umumnya memang terdapat pada mulut dan
vagina sebagai sporofit sampai terjadi perubahan mekanisme pertahan local
sistemik yang menurunkan daya tahan tubuh.Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi
dan menyerang jaringan.hal ini merupakan infeksi paling sering terjadi pada
mulut dan vagina.penyakit ini disebabkan jamur candiad albikans ini yang
pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal
.tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam
jangkan waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan system
imun serta penyakit yang menyerang
system imun(AIDS)namun juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme yang biasanya dihubungkan
dengan penggunaan antibiotic yang tidak terkontrol.sehingga ketika pertahanan
tubuh /antibody dalam keadaan lemah,jamur candida albikans yang daam keadaan
normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol,dan menyerang system imun manusia itu sendiri yang menimbulkan
penyakit Yng di sebut Candidasis
6.
PENATALAKSANAAN
1.
Sistemik
a.
Tablet
nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,obat ini tidak
diserap oleh usus
b.
Amfoterisin
B diberiakan intravena untuk kandidosis
sistemik
c.
Untuk
kandidosis vaginalis dapat di berikan kotrizo 500 mg per vagina dosis tunggal sistemik dapat diberkan
ketonazol 2x200 mg /hari atau dengan itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau
dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal
d.
Itrakonazol
bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis disis untuk dewasa 2x100 mg sehari
selam 3 hari
2.
Topical
a.
Larutan
unggu gentian ½ -1 untuk selaput lender 1-2% untuk kulit,dioleskan sehari 2
kali selama 3 hari
b.
Nistatin
: berupa krim atau bedak
c.
Amfoterisin
B
d.
Grup
asol antara lain
a)
Mikonazol
2% berupa krim atau bedak
b)
Klotrimazol
1% berupa bedak atau larutan ,dank rim
c)
Tiokonazol
,bufonazol isokonazol
d)
Siklopirksolamin
1% larutan atau krim
e)
Anti
mikotik yang lain yang berspektrum luas 1,10
3.
Khusus
a.
Kandididasis
intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap kering daeng
penambahan bedak nistatin topical, klotrimazol, 2x sehari.pasien dengan infeksi
yang luas ditambakan dengan flukonazol oral 100 mg selam 1-2 minggu atau
itrokonazl orl 100 mg 1-2 minggu.
b.
Diaper
disease : mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan
lembab.Pengeringan udara,sering mengganati diaper dan selalu menggunakan bedak
baby atau pasta zinc oxide merupakan tindakan
pencegahan yang adekuat.terapi topikalyang efektif dengan nistatin
,amfoteristin b , mikonazol.
c.
Paronikia
:pengobatan dengan obat topical biasanya tidak efektif tetapi dpat di coba
untuk paronikia yang kronis .solusio
anti fungi dapat digunakan terapi oral yang dianjurkan dangan
itrakonazol atau terbinafin
Grup
azole adlah obat anti mikosis sintetik yang berspektum luas.termasuk
ketokonazol .mekenisme kerja dari grup ini adalah menghambat sintesis dar
ergosterol mengubah cairan membransel dan nengubah kerja enzim
membrane.hasilnya dapat menghambat replikasi
dan penghambatan trans formasi bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan
bentuk invasive dan patogenik parasit
Niatatin
dan amfoterisin adlah polyene yang aktif melawan beberapa fungi tpai hanya
bekerja sedikit pada sel mamalia dan
tidak bekerja pada bakteri.obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi
fungsi permeabilitas dan transport
Terbinafine
adlah alimine yang merupakan funfisida jangkauan luas pada kulit pathogen .obat
ini menghambat eposidase yang terlibat dlam sintesis ergosterl dari bagian
dinding sel jamur.
7.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Laboratorium
: ditemukan adanya jamur candida albikans pada swab mukosa
2.
Pemeriksaan
endoscopi :hanya dilakukan jika tidak dapat perbaikan dengan pemberian
flokonazol
3.
Dilakukan
pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topical dengan swab atau kumur pada
oral
Bahan
pemeriksaan dapat diambil dengan
beberapa cara yaitu asupan (SWAB)aatau kerokan (SCRAPING) lesi pada mukosa atau
kulit juga dapat digunakan darah sputum dan urine.Selanjutnya bahan pemeriksaan
tersebut diletakan pada geles objek dalam larutan potassium hydroksida
(KOH),hasil akan terlihat Pseudhyphae yang tidak beraturan atau
blastopora.Selain pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan kultur
menggunakan agar sabouraud’s atau eosinmethylene blue pada suhu 37˚C hasilnya
akan terbentuk koloni dalam waktu 24-48 jam
Pada
kasus kandidiasis kronis pada umumnya dilakukan biopsy bahan pemeriksaan dapat
diwarnai dengan Periodik Acid Schiff(P.A.S) hasilnya akan terlihat
pseudomyselia dan hifa.disamping itu akan terlihat parakeratosis dan leukosit
plimorfonuklear
8.
KOMPLIKASI
Candida
yang bermetastases dapat menjalar ke ,esophagus,usus halus,usus besar dan
anus,infeksisistemik, lain berupa hati dan otak.
9.
PENCEGAHAN
a.
Hindari
pakian yang ketat,atau terbuat dari bahan yang tidak serap keringat .
b.
Konsumsi
yogurt atau supplement yang mengandung laktobasilus akan meningkatkan tumbuhnya
bakteri yang baik daam usus dan menekan
tumbuhnya kandida
c.
Hindari bergantian pasangan seks.
d.
Gunakan
kondom
e.
Jaga
kebersihan mulut
f.
Jaga
kebersihan pada daerah vulva
g.
Hindari
/hati –hati terhadap bahan kimia tertentu yang dapat merusak keseimbangan MO
pada vagina dan anus
h.
Jangan
minum antibiotic tanpa pengawasan dokter Karen adapt menimbulkan resistensi
(kekebalan ) jamur terhadap antibiotic
tersebut di kemudian hari.
B.KONSEP
DASAR ASKEP
1.
PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pemeriksaan fisik
f. Data dasar pengkajian fisik
a)
Aktivitas
dan istirahat
Gejala:
mudah lelah,berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,progesi kelelahan malaise.
Tanda
: kelemahan otot.
b)
Sirkulasi
Gejala
: proses penyembuhan luka lambat
Tanda :
takikardi,perubahan TD
c)
Intregitas
ego
Gejala
: menguatirkan penampilan lasi cacat. Dan BB menurun
Tanda : cemas depresi,takut menarik diri,
d)
Eliminasi
Gejala
:diare ,sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal .nyeri panggul serta nyeri saat miksi.
Tanda : lesi atau abses peri anal ,perubahan dalam
jumlah warna dan karkteristik urin.
e)
Makanan/
cairan
Gejala
: Tidak ada napsu makan,perubahan dalam kemampuan mengenali makan,mual muntah,disfagia,nyeri restoternal saat menelan
Tanda
:penurunan BB yang cepat turgor kulit
buruk,lesi pada rongga mulut,adanya selaput putih dan dan perubahan
warna,kesehatan gigi /gusi yag buruk,aanya gig tanggal
f)
Hygiene
Memperlihatkan
penampilan yang tidak rapi.
Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri aktivitas perawatan diri
g)
Neurosensori
Gejala
: Kerusakan sensasi,atau indera posisi getaran,kelemahan otot.
Tanda
: timbul rafleks yang tidak normal.
h)
Nyeri/nyaman
Gejala
: nyeri, sakit dan rsa terbakar
Tanda
: penurunan rentan gerak,gerak otot melingdungi bagian yang sakit
i)
Keamanan
Gejala
: Rasa terbakar luka yang lama
penyembuhannya.riwayat penyakit defisiensi imun.
Tanda :
perubahan intergitas kulitluka pda peri anal dan kulit.
j)
Seksualitas
Gejala
: riwayat berperilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang terinfeksi.aktivitasa seksual yang terlingdungi dan seks
anal.penggunaan kondom yang tidak konsisten.
2.DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Kerusakan intergitas kulit b/d
patologi penyakit
2. Nyeri acut b/d reaksi inflamasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d penurunan napsu makan
4. Kekurangan volume cairan b/d
pembatasan pemasukan :mual muntah
5. Ansietas b/d perubahan kesehatan
3.intervensi
1. DX 1 .kerusakan intergitas kulit
b/d patologi penyakit
INTERVENSI
·
Kaji kulit setiap hari, catat warna, turgor,
sirkulasi, dan sensasi
R/menentukan
garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibangdingkan dengan melakukan intervensi yang tepat
·
Secara
teratur ubah posisi,ganti sprei sesuai kebutuhan
R/
Meningkatkan aliran darah ke jaringan dan meningkatkan prodes penyembuhan.
·
Pertahankan
sprei bersih, kering, dan tidak berkerut
R/ firksi kulit
disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan iritasi dan
potensial terhadap infeksi
·
Bersihkan
daerah perianal dengan membersihkan veses dengan air dan mineral.hindari
penggunaan tissue toilet jika timbul vesikel gunting kuku secara teratur.
R/
mencegah miserasi yang disebabkan oleh diare dan menjaga agar lesi perianal
tetap kering
·
Gunting
kuku secara teratur
R/
kuku yang panjang /kasar dapat menngkatkan resiko kerusakan kulit
·
Kolaborasi
Dapatkan
kultur dari lesi kulit
R/mengidentivikasi
bakteri pathogen dan pilihan perawatan yang sesuai
Gunakan
obat topical sistemik sesuai indikasi
R/
digunakan pada perawatan lesi kulit.jika digunakan salep multi dosis perawatan
harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang.
2. DX 2
INTERVENSI
·
Kaji
keluhan nyeri perhatikan lokasi intensitasfrkwensi dan waktu.
R/
mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda –tanda perkembangan
komplikasi
·
Dorong
ungkapperasaan
R/
dapat mengurangi ansietas dan rasa takut sehingga mengurangi persepsi akan
insenditas rasa takut
·
Berikan
aktivitas hiburan mis membaca dan nonton televisi
R/
memfokuskan kembali perhatian mungkin dapat meningkatkan kemempuan untuk
menanggulangi
·
Intruksikan
psien untuk teknik napas dalam
R/
meningkakan teknik relaksasi dan perasaan
sehat.
·
Beriakan
perawatan oral
R/
ulserasi /lesi oral mungkin menyebabkan ketidak nyaman yang sangat
·
Berikan analgesic antipiretik
·
R/memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman mengurangi demam
3. DX 3
INTERVENSI
·
Kaji
kemempuan untuk mengunyah,menelan,dan merasakan
R/lesi
mulut tenggorokan dan esophagus,dapat menyebabkan disfagiapenurunan kemamampuan
paien untuk mengolah makannan dapat mengurangi keinginana untuk makan
·
Timbang
BB sesuai dengan kebutuhan
R/indicator
kebutuhan nutrisi atau pemasukan yang adekuat.
·
Hilangkan
rangsan lingkungan yang berbahaya atau kondisi yang memperburuk reflex.
R/ mengurangi stimulus reflex pusat muntah di
medulla
·
Rencanakan
diet dengan pasien atau orang terdekat
R/ melihat pasien dalam rencana memberikan
perasaan control lingkungan yang mungkin menigkatkan pemasukan
·
Kaji
obat- obat tehadap efek samping nutrisi.
R/
profilatik dan obat –obat terapeutik mungkin memiliki efek samping nutirsi mis
: AZT pengubah rasa mual/mutah.
·
Batasi
makanan yang menyebabkan mual /muntah
R/
mungkin kurang ditoleransioleh Pasien karena luka pada mulut/disfagia.
·
Berikan
fase istirahat sebelum makan .hindari prosedur yang melelahkan saat mendekati
waktu makan
R/
mengurangi rasa lelah.
·
Catat
pemasukan kalori
R
/mengidentifikasi kebutuhan terhadap suplemen.
·
Kolaborasi
Konsultasi
dengan ahli gizi
R/ menyediakan status gizi /diet berdasarkan
kebutuhan pasien
Pertahankan
status puasa jika diindikasikan
R/mungkin
diperlukan untuk mengurangi mual dan muntah.
Pasang
NGT sesui petunjuk
R/
mungkin diperlukan untuk mengurangi mual muntah
DX 4
INTERVENSI
·
Pantau
tanda vital R/indicator dari volume cairan sirkulasi
·
Catat
tingkat suhu dan durasi demam,pertahankan pakian tetap kering,pertahan kan
kenyamana suhu lingkungan R/ meningkatkan kebutuahan metabolisme dan
diaphoresis yang berlebihan yang dihubungkan degnan demam dalam meningkatkan
kehilangan cairan.
·
Kaji
turgor kulit dan membrane mukosa dan rasa haus R/ indicator tidak langsung dari status cairan
·
Timbang
BB sesuai indikasi R / meskipun
kehilangan BB dapat menunjukan penggunaan otot,fluktasi tiba –tiba dan menunjukan
status hidrasi.kehilangan cairan berhubungan dengan diare dapat dengan cepat
menyebabkan krisis dan mengancam hidup
·
Ukur
haluaran urine dn berat jenis urin R /peningkatan berat jenis urine /penurunan
haluaran urine menunjukan perubahan perfusi ginjal/volume sirkulasi.
·
Pantau
pemasukan oral dan memasukan cairan sedikit R/ mempertahankan keseimbangan cairan mengurangi rasa haus
·
Hilangkanmakanan
potensial yang menimbulkan diare yakni makanan yang pedas,makanan yang berkadar
lemak tinggi kacang. mengatur kecepatan dan konsentrasi R/mungkin dapat
mengurangi diare
·
Kolaborasi
Berikan
cairan dan elektrolit melelui selang
pemberi makan.
R/
mungkin diperlukan untuk mendukung peningkatan volume sirkulasi terutama jika
pemasukan oral tak adekuat
DX 5
·
Jamin
pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu R/ memberikan
penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk memecahkan
masalah pada situasi yang diantisipasi
·
Pertahankan
hubungan yang sering dengan pasien.R/menjamin bahwa pasien tidak sendirian atau
diterlantarkan menunjukan rasa menghargai dan menerima orang tersebut.membantu
meningkatkan rasa percaya diri
·
Brikan
informasi yang akurat dan konsisten mengenai prognosis.Hindari argumantasi
mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut R/ Dapat mengurangi ansietas
dan ketidakmampuan paien untuk membuat keputusan.
·
Berikan
lingkunganyang terbuka dimana paien akan merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menahan diri utuk
berbicara R/ Membantu paien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang
·
Berikan
informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, juga dukungan orang terdekat R/
menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik dan menurunkan ansietas dan
rasa takut
4.IMPLEMENTASI
5.EVALUASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar