BAB
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perubahan
– perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout
akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia
50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn
mereka mencapai usia remaja.
Gout
Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin
juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut
mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan
stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu
jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang.
Dengan
semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya
dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang
setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal yaitu Gout
Artritis
2. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan
:definisi penyakit Gout Artritis,etiologi penyakit Gout Artritis,manifestasi
klinik Gout Artritis,Patofisiologi penyakit Gout Artritis,komplikasi penyakit
Gout Artritis,pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis,penatalaksanaan
penyakit Gout Artritis,asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien
dengan Gout Artritis.
C.
Manfaat penulisan
1) Bagi mahasiswa keperawatan
Agar setelah mempelajari dan
membahas makalah ini,diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan masaala Artritis gout.
2) Bagi pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui gejala
dan tanda penyakit artritis gout agar lebih menjaga kesehatan dengan baik.
D.
Metode penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode:
1. Researth Library,yaitu;pengambilan
sumber dari buku-buku yang ada kaitannya dengan pembahasan atau stuudi pustaka.
2. Web searth,yaitu;pengambilan dari
sumber internet yang ada hubungannya dengan arthritis gout.
E.
Sistematika penulisan
Bab I : Pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Isi yang terdiri dari
konsep dasar teori dan asuhan keperawatan.
Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan
dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
A.
KONSEP DASAR MEDIK
1. Pengertian
Artritis
Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempengaruhi gambaran klinis yang
mempunyai gambaran khusus yaitu arthritis akut. Arthritis Gout lebih banyak
terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopous (Mansjoer,2000).
Arthritis
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetick pada metabolism purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi
oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan sekresi
asam urat, atau kombinasi keduanya (Brunner dan Suddarh,2001).
Artritis
Gout jarang ditemukan pada perempuan, sebagian besar kasus terjadi pada
laki-laki. Gout dapat ditemukan pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial
dalam penyakit Gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah factor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya
hidup.
2. Klasifikasi
a. Adanya kristal urat yang khas dalam
cairan sendi.
b. Tofi yang mengandung kristal urat
yang dibuktikan dengan pemeriksaan kimiawi atau mikroskop polarisasi.
c. Ditemukan 6 dari 12 fenomena
klinik,aboratorium,dan sinar X yang tercantum di bawah ini :
a) Lebih dari satu kali serangan
artritis akut.
b) Inflamasi maksimal terjadi dalam
satu hari
c) Serangan artritis pada saw sendi
(monoartritis)
d) Terlihat kemerahan pada sendi
e) Sandi Metatarsofalang I nycri dan
bc:ngkak
f) Serangan satu sisi termasuk MTP I
g) Serangan satu sisi termasuk sendi
tarsal
h) Kecurigaan adanya tofi
i)
Hiperurisemia
j)
Pembengkakan
asimetrik pada satu sendi (dengan sinar X)
k) Kista subkortikal tanpa erosi (sinar
X)
l)
Tidak
ditemukan kuman pada saat serangan dan inflamasi.
Dengan adanya berbagai kriteria tersebut diharapkan para
dokter dapat mengurangi penyimpangan diagnosis dari berbagai
penyakit reumatik sehingga pengobatan dan pencegahan ter-
hadap disabilitas dapat lebih terarah.
Dengan adanya berbagai kriteria tersebut diharapkan para
dokter dapat mengurangi penyimpangan diagnosis dari berbagai
penyakit reumatik sehingga pengobatan dan pencegahan ter-
hadap disabilitas dapat lebih terarah.
3. Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan
oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam
kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat
yaitu hiperuresemia.Hiperuresemia terjadi karena ;
a. Pembentukan asam urat berlebihan
1. Gout primer metabolik, disebabkan
sintesis langsung yang bertambah
2. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan
asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila
diobati dengan sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
b. Kurangnya pengeluaran asam urat
melalui ginjal.
1. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak
diketahui.
2. Gout sekunder renal, disebabkan oleh
kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal
kronik
c. Perombakan dalam usus yang
berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.Tetapi beberapa kasus
menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam metabolisme purin.
Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam urat di
dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat
ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara
lain:Sickle cell anemia,Kanker maligna,Penyakit ginjal.
Penurunan fungsi renal akibat
penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan
ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia
yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin
(terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
3. Patofisiologi
Asam urat adalah produk sisa
metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan
ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari
diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses.
Serum asam urat normal dipertahankan antara
3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0
mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.Faktor-faktor yang merupakan
presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan antara lain :Penurunan
PH cairan ekstraseluler,Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat,Trauma
jaringan,Peningkatan kadar asam urat dari diet.
Biasanya menyerang satu persendian,
terjadi secara tak terduga, terjadi pada malam hari yang dapat dipicu oleh
trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada level ini asam urat di dalam
persendian menimbulkan respon inflamasi, selanjutnya leukosit Poli Morfo
Nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-kristal urat
yang menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim lisosom serta
mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan.
Hal ini menyebabkan sendi yang
terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.Sekitar 50%
serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal tumit,
sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut,
jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai
keluhan demam serta peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen
rate.Serangan akut gout ini dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu. Hampir 60% penderita mengalami serangan ulang setelah satu tahun.
4. Manifestasi
klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya
atritis, tofi, dan batu ginjal. Yang penting diketahui bahwa asam urat sendiri
tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk
dan mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga,
siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada metatarsofalangeal digiti
I, dan sebagainya.
Pada telinga misalnya, karena
permukaannyayang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin, kristal-kristal
tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis,
kalkaneus, dan sebagainya karena sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri
terdirri dari kristal-kristal urat yang diklilingi oleh benda-benda asing yang
meradang, termasuk sel-sel raksasa. Serangan seringkali terjadipada malam hari.
Biasanya sehari sebelum pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba
tengah malam terbangun karena rasa sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat
serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra. Bagian
ini tampak membengkak, kemerahan, daan nyeri sekali bila disentuh. Rasa nyeri
berlangsung beberapa hari sampai satu minggu, lalu menghilang. Sedangkan tofi
itu sendiri tidak sakit, tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan
tempat predileksi kedua untuk serangan ini.
Tofi merupakan penimbunan asam urat
yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa dan jaringan
lunak. Sering timbul tulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini
merupakan menifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis
akut pertama.
Pada ginjal akan timbul sebagai
berikut:
a) Mikrotofi, dapat terjadi di tubuli
ginjal dan menimbulkan nekrosis
b) Pielonefritis kronis
c) Tanda-tanda arterosklerosis dan
hipertensi
d) Tidak jarang ditemukan pada pasien
dengan kadar asam urat tinggi dalam darah, Nefrolitiasis karena endapan asam
urat tanpa adanya riwayat gout, yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien
demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uaratnya karena menjadi
faktor resiko dikemudian hari ini dan kemudian terbentuknya batu asam urat di
ginjal.
5. Pemeriksaan
Penunjang
1) Serum asam urat
Umumnya
meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2) Angka leukosit
Menunjukkan
peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama
periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 –
10.000/mm3.
3) Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat
selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses
inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4) Urin spesimen 24 jam
Urin
dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam
urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.
Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien
dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua
urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet
purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin
pada waktu itu diindikasikan.
5) Analisis cairan aspirasi dari sendi
yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi
menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan
radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang,
hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit,
tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area
terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
7. Penatalaksanaan
Kolkisin adalah suatu agen anti
radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk
mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan
sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg
setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau
ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn
adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien
mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini
pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar
pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan
dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout
berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap
hari cenderung memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout
terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek
samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang,
dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena
fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi
pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna
untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi
pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam
urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya
mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum
berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari
makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini
termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy
(ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar,
terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.
8. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi
akibat gout arthritis antara lain :
a) Deformitas pada persendian yang
terserang
b) Urolitiasis akibat deposit kristal
urat pada saluran kemih
c) Nephrophaty akibat deposit kristal
urat dalam interstisial ginjal
9.
Pronogsis
Tanpa
terapi yang adekuat, serangan dapat berlangsung berhari-hari, bahkan beberapa
minggu. Periode asimptomatik akan memendek apabila penyakit menjadi progresif.
Ssemakin muda usia pasien pada saat mulainya penyakit, maka semakin besar
kemungkinan menjadi progresif. Arthritis tofi kronik terjadi setelah serangan
akut berulang tanpa terapi yang adekuat. Pada pasien gout ditemukan peningkatan insidens hipertensi, penyakit
ginjal, diabetes,mellitus, hipertrigeseridemia,dan aterosklerosis. Penyebabnya
belum diketahui.
B.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a)
Data
Subyektif
1) Pada episode
akut keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
2) Tanyakan pada
pasien tentang pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau
mengurangi serangan.
3) Adakah
peningkatan berat badan?
4) Adakah riwayat
gout artritis di dalam keluarga?
5) Apakah pasien
memakai obat untuk mengatasi gout?
b)
Data obyektif
1) Pasien tidak
tahan terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
2) Sendi bengkak
dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau
siku).
3) Adanya
peningkatan suhu tubuh.
4) Adanya
penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub kutan di daerah sendi
atau pada tulang rawan di helix telinga
c)
Data psikososial:
Gout sering, menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
akibat nyeri yang timbul pada persendian. Cemas dan takut untuk melakukan
gerakan atau aktifitas. Merasakan dirinya tidak melakukan mobilitas seperti
sebelum sakit. Perawat dapat mengkaji masalah-masalah psikologis tersebut yang
mungkin dihadapinya.
d)
Pemeriksaan
Diagnostik:
1) Peningkatan
kadar asm urat serum (hiperuricemia)
2) Peningkatan
kadar asam urat pada urine 24 jam.
3) Cairan sinovial
sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
4) Kecepatan waktu
pengendapan
5) Pemeriksan
sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak.
6) Pemeriksaan sel
darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut).
a)
Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
b)
Keluhan
utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
c)
Pencegahan
penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
d)
riwayat
gout artritis di dalam keluarga
e)
obat
untuk mengatasi gout
2.
Diagnosa keperawatan
1.
Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit
2.
Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
3.
Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di
rumah .
4.
Gangguan citra tubuh./perubahan
penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
5.
Kurang perawatan diri berhubungan
dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada
waktu bergerak, depresi.
3.
Intervensi
a.
Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit
HYD : Klien dapat menyatakan secara verbal bahwa nyeri
berkurang, pasien tampak rileks dan nyeri terkontrol.
Intervensi :
1)
Kaji
keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
Rasional:
Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
2)
Berikan
posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.
Rasional:
Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan
mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit.Bantalan yang empuk/lembut akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan menempatkan stress pada
sendi yang sakit.
3)
Berikan
kompres hangat atau dingin.
Rasional:
Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.
Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.
4)
Cegah
agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang
sempit, terantuk benda yang keras.
Rasional:
Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada luka.
Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada luka.
5)
Berikan
masase lembut.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
6)
Ajarkan
klien untuk sering mengubah posisi tidur.
Rasional:
Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
7)
Ajarkan
penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan
terapeutik, dan pengendalian nafas.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
8)
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin)
Rasional :
menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping,
nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
b.
Hambatan
mobilitas berhubungan dengan nyeri persendian
HYD : pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
Intervensi :
1)
Kaji
tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
Rasional:
Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan
atau resolusi dan proses
inflamasi.
inflamasi.
2)
Ajarkan
pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.
Rasional:
Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
Rasional:
Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
3)
Pertahankan
istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan
periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
Rasional:
Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
Rasional:
Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
4)
Lakukan
ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan
yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan
toilet.
Rasional:
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh..
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh..
5)
Kolaborasi
Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
Rasional:
Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang
berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
c.
Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pengobatan dan
perawatan di rumah .
HYD :Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan
perawatan
dirumah.
Intervensi :
dirumah.
Intervensi :
1)
Kaji
kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
perawat.
Rasional :
mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam
menerima informasi.
2)
Berikan
Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek
samping
Rasional:
Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran
pasien terhadap pengobatan yang teratur.
Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan
istirahat yang teratur.
Rasional:
Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.
Rasional:
Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang kronis kompleks.
3)
Tekankan
pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.
Rasional:
Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.
Rasional:
Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.
4)
Berikan
informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
Rasional :
Rasional :
Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan
atau diinginkan.
5)
Jelaskan
pada pasien tentang asal mula penyakit
Rasional:
Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.
Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang.
6)
Kolaborasi
dengan sumber- sumber komunitas arthritis.
Rasional :
Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan
pemulihan maksimal.
d.
Gangguan citra
tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
HYD :Mengungkapkan
peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan
pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.Menyusun rencana realistis untuk
masa depan.
Intervensi ;
1)
Dorong pengungkapan mengenai masalah
tentang proses penyakit, harapan masa depan.
Rasional;
Berikan
kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan
menghadapinya secara langsung)
2)
Diskusikan persepsi pasienmengenai
bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
Rasional;
Isyarat
verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya sendiri)
3)
Akui dan terima perasaan berduka,
bermusuhan, ketergantungan.
Rasional ;
Nyeri konstan
akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi)
4)
Perhatikan perilaku menarik diri,
penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.
Rasional ;
Dapat
menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi
lebih lanjut)
e.
Kurang perawatan diri
berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan,
nyeri pada waktu bergerak, depresi.
HYD :
1. Melaksanakan
aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
2. Mendemonstrasikan
perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
3. Mengidentifikasi
sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Intervensi :
1) Diskusikan
tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan
potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
Rasional ;
Mungkin dapat
melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada
keterbatasan saat ini).
2) Pertahankan
mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional ;
Mendukung
kemandirian fisik/emosional)
3) Kaji hambatan
terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk
modifikasi lingkungan.
Rasional ;
Menyiapkan
untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)
4) Kolaborasi:
Konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasonal ;
Berguna untuk
menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang
kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk
mandi pancuran)
4.
Implementasi
Sesuai intervensi
5.
Evaluasi
Sesuai implementasi
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gejala
arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk dalam kelainan metabolik.
Asam
urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah
yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui
feses. Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria
dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk
kristal monosodium urat.
B.
Saran
Pada
kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan
yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang
akan datang, diantaranya :
a)
Dalam
melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana
keperawatan pada pasien dengan arthritis gout, pendokumentasian harus jelas dan
dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
b)
Dalam
rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan arthritis gout maka
tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang
mengalami rheumatoid artritis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner &
Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi.Vol 2.EGC:Jakarta
Doenges, Marilynn, dkk. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan, edisi 3 . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arief.2000.Kapita
Selekta Kedokteran.EGC:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar