KATA PENGANTAR.
Puji syukur kami
haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kuasa-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: “HEPATITIS
PADA DEWASA”.
Penulis berusaha
sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini secara sistematis, dan
mengacu pada sumber yang ada, dengan tujuan agar memudahkan mahasiswa dalam
memahami isi materi yang dijelaskan.
Penyususnan makalah ini tidak dapat
terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada teman – teman mahasiswa yang telah
ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Tulisan ini belum sempurna untuk itu
kritik dan saran sangat membangun kearah penyempurnaan Makalah ini, kami terima
dengan senang hati. Kami sadar bahwa segala bantuan yang diterima tidak dapat
kami balas, oleh karena itu dengan rendah hati kami serahkan semuanya kepada
Yang Maha Kuasa. Semoga segala budi baik mereka mendapat rahmat yang melimpah.
Penulis
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati yang
memberikan gejala lemah badan, mual, kencing seperti air teh disusul dengan
mata dan badan menjadi kuning.
Hepatitis virus merupkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer,2oo1), Telah ditemukan
lima kategori virus yang menjadi agen penyebab:
1.
Virus Hepatitis A (HAV)
2.
Virus Hepatitis B (HBV)
3. Virus Hepatitis C (HCV)
4. Virus Hepatitis D (HDV)
ü
Virus Hepatitis E (HEV)
Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah HAV
(Hepatitis A) dan HBV (Hepatitis B). Kedua istilah ini lebih disukai daripada
istilah lama, yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab penyakit
ini dapat ditularkan secara parenteral dan nonparental.
B. ETIOLOGI
1.
Virus (penyebab terbanyak):
Ø
Type A: melalui darah, feses, saliva.
Ø
Type B: melalui darah, saliva, semen, sekresi
vagina.
Ø
Type C: terutama melalui darah.
Ø
Type D: melalui darah.
Ø
Type E: melalui darah, feses, saliva.
2.
Bakteri (Salmonella
typi)
3.
Obat-obatan: menyebabkan toksik untuk hati, sehingga
sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
4.
Racun (hepatoksik)
5.
Alkohol: menyebabkan alcohol hepatitis dan selanjutnya
menjadi alcohol sirosis.
C. MANIFESTASI KLINIS
1.
Ikterus
2.
Urine kecoklatan
3.
Kehilangan selera makan
4.
Mual dan
muntah
5.
Demam
6.
Lelah
7.
Sakit kepala
8.
Nyeri pada kuadran kanan atas
9.
Feses (warna tanah liat)
D. PATOFISIOLOGI
(narasi)
Virus hepatitis yang menyerangi hati menyebabkan
peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini
menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati. Respon peradangan
menyebabkan pembengkakan dalam memblokir system drainase hati.sehingga terjadi
destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi status empedu (biliary) dan empedu
tidak dapat diekresikan kedalam kantung empedu bahkan kedalam usus. Sehingga
meningkatkan darah sebagai Hiperbilirubinemia. Dalam urin sebagai urobilinogen
dan kulit Hepaticeluler Jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampai dengan
timbulnya sakit dengan gejalah ringan. Sel hati mengalami degenerasi yang
komplit. Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya
gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik dan akut sebagai karir
penyakit dan resiko berkembangbiak menjadi penyakit kronik hati atau kangker
hati
F. KOMPLIKASI
Tidak semua
pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang lengkap.
Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1 %) memperlihatkan kemunduran klinis yang
cepat setelah awitan ikterus akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati
massif.
1.
Hepatitis fulminan
Dicirikan oleh
tanda dan gejala gagal hati akut, penciukan hati, kadar bilirubin serum
meningkat cepat, pemajangan waktu protrombin yang sangat nyata dan koma
hepatic.
2.
Hepatitis kronik persisten
Komplikasi
hepatitis virus yang paling sering dijumpai di mana perjalanan penyakit
memanjang hingga 4 – 8 bulan, namun pasien akan sembuh kembali.
3.
Hepatitis virus akut
Pasien mengalami
kekambuhan setelah serangan awal yang biasanya dihubungkan dengan minum alkohol
atau aktivitas fisik yang berlebihan.
4.
Hepatitis agresif atau kronik aktif
Di mana terjadi
kerusakan hati seperti digerogoti (piecemeal) dan perkembangan sirosis.
5.
Karsinoma hepatoseluler
Merupakan
komplikasi lanjut hepatitis yang cukup bermakna yang disebabkan oleh dia faktor
yang berkaitan dengan patogenesisnya yaitu infeksi HBV kronik dan sinosis
terkait.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi
diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau
tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian,
letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium
yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah
tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini
adalah obat-obat yang dapta digunakan :
- Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan).
- HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran).
- Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Dasar
Data Pengkajian
Data tergantung
pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.
Ø
Aktivitas/istirahat
·
Kelemahan
·
Kelelahan
·
Malaise
Ø
Sirkulasi
·
Bradikardi (hiperbilirubin berat)
·
Ikterik pada sclera kulit, membran mukosa
Ø
Eliminasi
·
Urine gelap
·
Diare feses warna tanah liat
Ø
Makanan dan cairan
·
Anoreksia
·
Berat badan menurun
·
Mual dan muntah
·
Peningkatan oedema
·
Asites
Ø
Neurosensori
·
Peka terhadap rangsangan
·
Cenderung tidur
·
Letargi
·
Asteriksis
Ø
Nyeri/ kenyamanan
·
Keram abdomen
·
Nyeri tekan pada kudran kanan
·
Mialgia
·
Atralgia
·
Sakit kepala
·
Gatal (pruritus)
Ø
Keamanan
·
Demam
·
Urtikaria
·
Lesi makulopopuler
·
Eritema
·
Splenomegali
·
Pembesaran nodus servikal posterior
Ø
Penyuluhan/pembelajaran
·
Riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus,
bakteri atau toksin.
Ø
Pertimbangan: DRG menunjukkan rerata lama
dirawat: 6 – 7 hari
Ø
Pemeriksaan diagnostik
·
SGOT :
> 20 x nilai normal (6 – 30 u/l)
·
SGPT : 20
– 50 x nilai normal (7 – 32 u/l)
·
GGT :
meningkat dari nilai normal
-
Normal laki-laki: 8 – 35 u/l
-
Normal perempuan: 6 – 25 u/l
·
Biliurin direk meningkat dari nilai normal (£ 0,25
mg/dl)
2. Pengelompokan Data
Ø
Data Subjektif:
·
Kelemahan, kelelahan, malaise
·
Anoreksia, penurunan berat badan, atau
peningkatan berat badan (edema)
·
Mual, muntah
·
Kram abdomen
·
Nyeri tekan pada kuadran kanan atas
·
Sakit kepala
·
Gatal
Ø
Data Objektif:
·
Bradikardia
·
Ikterik pada sklera, kulit, membran mukosa
·
Urine gelap
·
Diare/konstipasi, feses warna tanah liat
·
Asites
·
Peka rangsang, letargi
·
Gelisah
·
Demam
·
Urtikaria
3. Analisa
Data
No.
|
Data
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Masalah
|
1.
|
DS:
-
Tidak ada nafsu makan
-
Nyeri abdomen
DO:
-
Anoreksia
-
Gangguan sensasi pengecap
|
Peradangan
hati
Mual
muntah
Anoreksia
Intake
menurun
|
Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan
|
2.
|
DS:
-
Merasa lemah
DO:
-
Penurunan kekuatan otot
-
Menolak untuk bergerak
|
Peradangan
hati
Mual
muntah
Anoreksia
Intake
menurun
|
Intoleransi aktivitas
|
A.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan:
- Kelemahan umum, penurunan kekuatan/ketahanan; nyeri
·
Mengalami keterbatasan aktivitas; depresi.
Ditandai dengan:
- Laporan kelemahan; ketidaknyamanan kerja
- Penurunan kekuatan otot
- Menolak untuk bergerak
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan:
- Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik, anoreksia, mual/muntah.
- Gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan; penurunan peristaltic, empedu tertahan.
- Peningkatan kebutuhan kalori/status hiper metabolik
Ditandai dengan:
- Enggan makan/kurang minat terhadap makanan
- Gangguan sensasi pengecap
- Nyeri abdomen/kram
- Penurunan berat badan; tonus otot buruk
3.
Kekurangan volume cairan, berhubungan dengan:
·
Kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan
diare
·
Perpindahan area ketiga(asites)
·
Gangguan proses pembekuan
Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler, nadi perifer kuat, dan huluran
urin individu.
4.
Gangguan gambaran diri: harga diri, rendah
situsional,berhubungan dengan:
·
Gejalah jengkel atau marah
·
Terkurung/isolasi
·
Sakit lama/periode penyambuhan
Ditandai
dengan:
·
Pernyataan perubahan pola hidup
·
Takut penolakan atau reaksi orang lain
·
Perasaan negative terhadap tubuh
·
Perasaan tak berdaya
5.
Gangguan rasa nyaman atau nyeri, berhubungan dengan:
·
Pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
·
Bendungan vena porta
6.
Integritas kulit atau jaringan, kerusakan yang
berhubungan dengan:
·
Akumulasi garam empedu dalam jaringan
7. .Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan:
·
Kurang terpajan atau mengingat
·
Salah interpretasi informasi
·
Tidak mengenal sumber informasi
Ditandai dengan:
- Pertanyaan; pernyataan yang salah konsepsi
- Meminta informasi
- Tidak akurat mengikuti instruksi.
C. INTERVENSI
1. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan:kelemahaan umum, penurunan kekuatan, nyeri, mengalami keterbatasan
aktivitas, depresi
Hasil yang
diharapkan: Laporan kelemahaan, ketidak nyamanan kerja, penurunan kekuatan
otot, dan menolak untuk bergerak.
ü
Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan
lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai kebutuhan
R/ Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang
digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini
menurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal kasal hati.
ü
Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan
kulit yang baik
ü
R/ Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan
tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan. Tingkatkan
aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.
R/ Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
ü
Dorong penggunaan teknik manajemen stress.
Contoh relaksasi:
R/ Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali
perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
ü
Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan
pembesaran hati.
R/ Menunjukkan kurangnya resolusi/eksasorbasi penyakit, memerlukan
istirahat lanjut. Mengganti program terapi.
Kolaborasi:
ü
Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai
indikasi tergantung pada pemajangan
R/ Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi derajat
kerusakan jaringan.
ü
Berikan obat sesuai indikasi: sedative, agen
antiansietas, contoh diazepam (valium), larozepam (artisan)
R/ Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur
ü
Awasi kadar enzim hati
R/ Membantu menentukan kadar aktivitas tepat, sebagai peningkatan
prematur pada potensial resiko berulang.
ü
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic:anoreksi, mual
muntah, gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan, peningkatan
kebutuhaan kalori.
Hasil yang diharapkan:Menunjukan
peningkatan berat badan, mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
ü
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan
makan sedikit dalam frekuensi sering.
R/ Adanya penbesaran hepar dapat menekan saluran gatrointestina dan
menurunkan kapasitasnya.
ü
Berikan perawatan mulut sebelum makan
R/ Menghilangkan rasa tidak enak Dan dapat meningkatkan nafsu makan.
ü
Anjurkan makan pada posisi tegak
R/ Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
ü
Dorong pemasukan sari jeruk. Minuman karbonat
dan permen berat sepanjang hari.
R/ Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah
dicerna/toleran bila makanan lain tidak.
ü
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui munta dan diare, perpindahan area ketiga.
Hasil yang
diharapkan:Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler, nadi perifer kuat, dan haluran
urin individu.
ü
Awasi masukan dan huluran, bandingkan dengan
berat badan harian.
R/ Memberikan informasi tentang kebutuhan
penggantian/efek terapi.
ü
Kaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian
kepiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
R/ Indikator volume sirkulasi/perkusi.
ü
Periksa asites/pembentukan udema
R/ Menurunkan kemungkinan perdarahan kejaringan.
ü
Biarkan pasien menggunakan lab katun/spon untuk
sikat gigi
R/ Menghindari trauma dan pendarahan gusi
ü
Obserfasi tanda pendarahan: contoh hematuria/melena,
ekimosis, pendarahan terus-menerus dari gusi/bekas injeksi.
R/ Kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi memanjang bila absorbs
vitamin K terganggu pada teraktus GI dan sintesis protrombin menurun karna
mempengaruhi hati.
ü
Berikan cairan IV biasanya glukosa, elektrolit.
R/ Memberikan cairan dan penggantian elektrolit
ü
Protein hidrolisat
R/ Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan
cairan dari jaringan ke system sirkulasi.
ü
Vitamin K
R/ Dapat mencegah masalah koagulasi, yang dapat terjadi bila vaktor
pembekuan/waktu protrombin di tekan.
ü
Obat-obat anti diare.
R/ Mengurangi kehilangan cairan/elektrolit darii saluran GI.
ü
Plasma beku segar
R/ Untuk menggantikan faktor pembekuan pada defek koagulasi.
4. Gangguan gambaran harga diri, rendah
situasional yang berhubungan dengan gejalah jengkel/marah, terkurung/isolasi,
sakit lama/periode penyembuhan.
Hasil
yang diharapkan: Menyatakan penerimaan diri, dan lamanya
penyembuhan/kebutuhan isolasi, mengakui diri sebagai orang yang berguna,
bertanggungjawab pada diri sendiri.
ü
Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk
mendengar.
R/ Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percayah, kesempatan
untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih
mengontrol situasi.
ü
Hindari
membuat penilaian moral tentang pola hidup.
R/ Pasien merasa marah atau kesal dan menyalahkan diri, penilaian dari
orang lain akan merusak harga diri.
ü
Diskusikan harapan penyembuhan.
R/ Proses penyembuhan mungkin lama (lebih dari 6 bulan), potensial stress
keluarga/situasi dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.
ü
Kaji efek penyakit pada factor ekonomi
pasien/orang terdekat.
R/ Masalah financial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pada
pasien keluarga/ penyembuhan lama.
ü
Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat
energy.
R/ Memampukan pasien untuk menggunakan waktu dan energy pada cara
konstruksif yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
ü
Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang
atau biru/hitam dari pada warna kuning atau hijau.
R/ Meningkatkan penampilan karena kulit kuning diperjelas oleh warna
kuning atau hijau.
Kolaborasi:
ü
Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai
kebutuhan.
R/ Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu
untuk mengatasi situasi lebih efektif.
5
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan:Menunjukan
tanda-tanda nyeri fisik dan prilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan
menangis intensitas dan lokasinya)
ü
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan
metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri.
R/ Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
karena terdapat peregangan secara kabsula hati.
ü
Tunjukan pada klien penerimaan tentang respon
klien terhadap nyeri, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang
nyerinya.
R/ Klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan
bahwa ia mengalami nyeri.
ü
Berikan informasi akurat dan tunjukan berapa
lama nyeri akan berakhir, bila diketahui.
R/ Klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri
yang sesungguhnya akan dirasakan.
Kolaborasi
ü
Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang
tak mengandung efek hepatotoksit.
R/ Kemungkinan nyeri sudah tak biasa dibatasi dengan teknik untuk
mengurangi nyeri.
6.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap okumolasi pigmen bilirubin dalam
garam empedu.
Hasil yang
diharapkan: Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
ü
Pertahankan kebersian tanpa menyebabkan kulit
kering.
R/ Kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung
saraf.
ü
Cegah penghangatan yang berlebihan dengan
pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembapan rendah, hindari pakayan terlalu
tebal.
R/ Penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan menningkatkan
sensitifitas melalui vasodilatasi.
ü
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk,
instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk
tujuan menggaruk.
R/ Pergantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak
pruritus.
ü
Pertahankan kelembapan ruangan pada 30% - 40%
dan dingin.
R/ Pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembapan kekeringan.
7.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat salah
interpretasi informasi.
Hasil
yang diharapkan: Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
pengobatan, melakukan perubahan prilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.
ü
Kaji tingkat pemahaman proses penyakit
R/ Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan atau salah informasi dan
memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan.
ü
Rencanakan memulai aktifitas sesuai toleransi
dengan periode istirahat adekuat.
R/ Bila pasien merasa lebih baik ia perlu memahami tentang perlunya
istirahat adekuat lanjutan dalam mencegah kekambuhan.
ü
Membantu pasien mengidentifikasi aktivitas
pengalih.
R/ Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menghindari
pemusatan pada penyembuhan panjang
ü
Dorong kesinambungan diet seimbang
R/ Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses
penyembuhan/regenerasi jaringan.
ü
Kaji ulang perlunya menghindari alcohol selama
6-12 bulan minimum atau lebih lama sesuai dengan toleransi individu.
R/Meningkatkan iritasi hepatic dan mempengaruhi pemulihan.
D. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan
sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan pedoman prosedur teknis yang telah ditentukan.
E. EVALUASI
Evaluasi hasil
menggunakan kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada tahap perencanaan
keperawatan, dilakukan secara periodik, sistematis terencana.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda
Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Susan, Martyn
Tucsker et al, Standar Perawatan Pasien,EGC, Jakarta, 1998.
Doenges, Marlin
E.Rencana Asuhan Keperawatan, 2000, Jakarta.
Mansjoer A.Kapita
Selekta Kedokteran volume 1, 2002, Media Aesculapius, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar