MAKALAH
PERAWATAN LUKA GANGREN
O
L E H
KELOMPOK
SEMESTER
IV/D
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
PRODI
S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
NUSA NIPA
MAUMERE
MAUMERE
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat
Tuhan yg Maha Esa, Karena atas segala Rahmat dan Karunia Nya saya bisa
menyelesaikan penyususnan makalah ini.Makalah kami ini berjudul Perawatan Luka Gangren yang merupakan salah
satu persyaratan bagi kami dalam menyelasaikan tugas-tugas sebagai seorang
mahasiswa SI keperawatan.
Penyajian Materi dalam
makalah ini, kami tampilkan dalam bentuk yg mudah dipahami.Berdasarkan
Penyusunan seperti ini,kami berharap dapat memahami konsep Perawatan ini dengan mudah serta mengenal aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun Demikian kami
menyadari keterbatasan kami dalam penyususnan makalah ini.Untuk itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak,terutama dosen keperawatan
demi penyempurnaan makalah pada edisi-edisi beriukutnya.
Akhir kata, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senag hati.
Maumere, April 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gangren
adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati. Komplikasi Diabetes Mellitus (DM)
yang paling berbahaya adalah komplikasi pada pembuluh darah. Pembuluh darah
besar maupun kecil ataupun kapiler penderita DM mudah menyempit dan tersumbat
oleh gumpalan darah (angiopati diabetik)
Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai
(makroangopati diabetik) tungkai akan lebih mudah mengalami gangren diabetik,
yaitu luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Bila sumbatan
terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar, penderita DM akan merasa
tungkainya sakit sesudah ia berjalan pada jarak tertentu, karena aliran darah
ke tungkai tersebut berkurang dan disebut claudicatio intermitten.
Beberapa faktor secara bersama-sama
berperan pada terjadinya ulkus/gangren diabetes. Dimulai dari faktor pengelolaan penderita DM terhadap penyakitnya
yang tidak baik, adanya neuropati perifer dan autonom, faktor komplikasi
vaskuler yang memeperburuk aliran darah ke kaki tempat luka, faktor kerentanan
terhadap infeksi akibat respons kekebalan tubuh yang menurun pada keadaan DM
tidak terkendali, serta kemudian faktor ketidaktahuan pasien sehingga terjadi
masalah gangren diabetik.
Secara umum, gangren diabetik biasanya terjadi akibat triad
berikut :
1.
Neuropati
perifer
2.
Insufisiensi
Vaskuler Perifer (Iskemik)
3.
Infeksi
Penderita
yang beresiko tinggi mengalami gangren diabetik adalah :
1.
Lama
penyakit diabetes yang melebihi 10 tahun
2.
Usia
pasien yang lebih dari 40 tahun
3.
Riwayat
merokok
4.
Penurunan
denyut nadi perifer
5.
Penurunan
sensibilitas
6.
Deformitas
anatomis atau bagian yang menonjol (seperti bunion atau kalus)
7.
Riwayat
ulkus kaki atau amputasi
8.
Pengendalian
kadar gula darah yang buruk
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka
gangrene pada pasien/klien yg menderita luka DM.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik
aseptik pada tiap perawatan luka.
1.3
Manfaat
Perawat mampu menjadi educator bagi pasien, dan
memberi asuhan keperawatan secara holistik.
BAB II
ISI
Rangkaian yang khas dalam proses timbulnya gangren diabetik
pada kaki dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki, pembentukan fisura
antara jari-jari kaki atau di daerah kulit kering, atau pembentukan sebuah
kalus. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin bila
disentuh. Kemudian, jaringan yang mati, menghitam dan berbau busuk.
Cedera tidak dirasakan oleh pasien yang kepekaannya sudah
menghilang dan bisa berupa cedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik.
Pengeluaran nanah, pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) atau akibat
gangren biasanya merupakan tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian
penderita.
Gangren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan,
yaitu :
Tingkat
0
|
· Resiko tinggi untuk mengalami luka
pada kaki
· Tidak ada luka
|
Tingkat
1
|
· Luka ringan tanpa adanya infeksi,
biasanya luka yang terjadi akibat kerusakan saraf
· Kadang timbul kalus
|
Tingkat
2
|
· Luka yang lebih dalam, sering kali
dikaitkan dengan peradangan jaringan disekitarnya
· Tidak ada infeksi pada tulang dan
pembentukan abses
|
Tingkat
3
|
· Luka yang lebih dalam hingga ke
tulang dan terbentuk abses
|
Tingkat
4
|
· Gangren yang terlokalisasi,
seperti pada jari kaki, bagian depan kaki atau tumit
|
Tingkat
5
|
Gangren
pada seluruh kaki
|
Klasifikasi
gangren diabetik lain (gabungan dari klasifikasi Wagner dan Liverpool) :
Stadium
|
Grade
|
|||
0
|
1
|
2
|
3
|
|
A
|
· Tanpa tukak atau pasca tukak
· Kulit intak/utuh
|
Luka superficial tidak sampai
tendom kapsul sensi atau tulang
|
Luka sampai tendon atau kapsul
sendi
|
Luka sampai tulang dan sendi
|
B
|
………………………………………dengan
infeksi………………………….
|
|||
C
|
…………………………dengan
iskemia………………………………………
|
|||
D
|
…………………………dengan
infeksi dan iskemia…………………………
|
Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang
berurutan mulai dari proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan
luka. Pada gangren, tindakan debridement yang baik sangat penting untuk
mendapatkan hasil pengelolaan yang memadai. Prinsip dasar pengelolaan gangren
diabetik, adalah :
1.
Evaluasi
keadaan luka dengan cermat
a.
keadaan
klinis luka
b.
dalamnya
luka
c.
gambaran
radiologi (adakah benda asing, osteomielitis, gas subkutis)
d.
lokasi
luka
e.
vaskularisasi
luka
2.
Pengendalian
keadaan metabolik sebaik-baiknya
3.
Debridement
luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang hidup
4.
Biakan
kuman baik aerob maupun anaerob
5.
Antibiotik
yang adekuat
6.
Perawatan
luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan tingkat keadaan luka
7.
Mengurangi
edema
8.
Non
weight bearing : tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda, alas kaki khusus,
total contact casting
9.
Perbaikan
sirkulasi-vasculer surgery
10. Tindakan bedah rehabilitatif untuk
memperbaiki kemungkinan dan kecepatan penyembuhan
11. Rehabilitasi
Peran perawat dalam perawatan luka
gangren adalah mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik
aseptik pada tiap perawatan luka, selain itu perawat harus mampu menjadi
educator bagi pasien, dan memberi asuhan keperawatan secara holistik.
2.1 CARA
MERAWAT LUKA GANGREN:
2.1.1 Persiapan
Persiapan Alat dan Bahan:
1.
Pinset
anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah
2.
Gunting
Arteri 1
3.
Cucing
4.
Persegi
satu buah
5.
Kom
satu buah
6.
Bengkok
7.
Larutan
NaCl 0,9 %
8.
Sarung
tangan satu pasang
9.
Spuit
50 cc
10. Kassa
11. Alkohol 70 %
12. Metronidazole powder
13. Duoderm gel
14. Kaltostat, Aquacel
15. Pembalut Duoderm CGF
16. Duoderm Paste
17. Duk steril
2.1.2 Persiapan
Pasien
Pasien
diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien disiapkan pada
posisi yang nyaman.
2.1.3 Cara Perawatan Luka :
1.
Letakkan
cucing (dua buah), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di atas duk steril.
2.
Isi
cucing dengan kapas dan larutan NaCl
3.
Cuci
luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara lembut
dengan tangan yang terbungkus sarung tangan
4.
Jika
luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) & spuit 50
cc
5.
Keringkan
luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6.
Bersihkan
kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-5cm dari tepi luka)
7.
Taburi
dasar luka dengan metronidazole powder (500 mg) secara merata untuk mengurangi bau pada luka.
8.
Isi
rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai 1/2 kedalaman rongga luka
9.
Campurkan
Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder (500mg) dalam cucing steril.
10. Isikan ke dalam luka sampai terisi ½
kedalaman luka
11. Tutup luka dengan absorbent
dressing:
a.
Kaltostat
b.
Aquacel
12. Masukkan Kaltostat rope / Aquacel
(absorbent as primary dressing) ke dalam rongga luka (fill dead space) & di
atas luka untuk mengabsorbsi exudate yg berlebihan.
13. Sisakan 1 cm absorbent dari
tepi rongga luka.
14. Tutup dengan pembalut: Duoderm CGF
Extrathin secara tepat untuk memberikan moist environment. Jangan menarik pembalut.
15. Berikan penekanan ringan secara
merata pada pembalut selama 30 detik agar melekat rata dipermukaan kulit
16. Jika warna dasar luka merah
(granulasi) namun masih cekung beri Duoderm Paste secara merata diatas
permukaan luka.
17. Tutup absorbent jika perlu.
18. Tutup dengan Duoderm CGF secara
tepat
19. Ganti pembalut jika telah jenuh oleh
exudate.
20. Jadwal penggantian balutan dapat
ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali, tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates
2.1.4 Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka
Sebagai
educator bagi pasien, perawat memberi informasi tentang pentingnya nutrisi bagi
kesembuhan luka dan pemberian terapi antibiotik. Penderita gangren disarankan
untuk tirah baring, dan menhjaga kesehatan (terutama gula darahnya). Nutrisi
yang diberikan harus sesuai prinsip 3 J (Jumlah kalori, Jadwal diit, dan Jenis
makanan).
Pencegahan
jauh lebih disukai daripada penyembuhan. Beberapa faktor resiko untuk penyakit
vaskuler perifer pada pasien DM tidak dapat diobati, misalnya usia dan lamanya
menderita DM, tetapi banyak faktor resiko laon yang dapat ditangani misalnya
merokok, hipertensi, hiperlipidemia, hiperglikemia, dan obesitas.
Pendidikan
tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah ulserasi kaki. Perawatan kaki
dimulai dengan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan menminyakinya
(menggunakan lotion), kemudian inspeksi kaki tiap hari (periksa adanya gejala
kemerahan, lepuh, fisura, kalus atau ulserasi), memotong kuku dengan hati-hati.
Pasien disarankan untuk mengenalan sepatu yang pas dan tertutup pada bagian
jari kaki. Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya : berjalan tanpa
alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan sepat terbuka pada
bagian jarinya, memangkas kalus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyembuhan
luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari proses inflamasi,
proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren, tindakan debridement
yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang memadai
3.2 Saran
·
Merawat
Luka tersebut agar tidak terkonta minasi
·
Menghilangkan
jaringan Oleh bakteri dan benda asing yang terkontaminasi sehingga Pasien
dilindungi terhadap kemingkinan invasi bakteri.
·
Menghilangkan
jaringan yg sdh mati dalam persiapan penyembuhan luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar