ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
“GENITALIA AMBIGUA”
OLEH
RIKARDUS BAEK
011100165
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam
menyelesaikan makalah dengan
judul”GENITALIA AMBIGUA”
ini penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah, teman-teman Kelompok , serta semua pihak
yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Sebagai
makluk yang lemah penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, penulis terima dengan lapang dada.
Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Maumere,
September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Genitilia Ambigua adalah kelainan bentuk
genitilia eksterna/fenotip yang tidak jelas laki atau permpuan.
Penanganan kasus ambiguliatal seksual
membutuhkan pengertian mengenai deferrensiasi seksual normal. Sel kelamin primitif
memiliki potensial ganda mengandung baik komponen ovarium (kortikal) dan
testikular (medular). Deferensiasi seksual selanjutnya ditentukan oleh
informasi genetic yang terkandung didalam kromosom seks dan oleh factor
hormonal.
Genitilia pada anak sebaiknya diobati
sebagai kegawatdaruratan medis dengan evaluasi diagnostik yang dialakukan
secepat mungkin.
B. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan genitilia ambigua dengan
pendekatan biopsikososial dan spiritual.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mampu mengidentifikasi pengertian,
etiologi, patofisiologi.
b.
Manifestasi klinis, penatalaksanaan
genitalia ambigua
c.
Mampu mengidentifikasi diagnose
keperawatan
d.
Mampu mengidetifikasiientervensi,
implementasi dan evaluasi
C. PERUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu genitalia ambigua?
2.
Sebutkan etiologi pada genitalia ambigua
3.
Jelaskan patofisiologo genitalia Ambigua
4.
Jelaskan manifestasi klinis pada klien
genitalia ambigua
5.
Sebut dan jelaskan komplikasi pada
genitalia ambigua
6.
Bagaimana asuhan keperawatannya
D. METODE
PENULISAN
Sebelum
menulis makalah ini penulis mennggunakan metode penulisa tinjauan pustaka
BAB II
TINJAUA N TEORITIS
A. KONSEP
DASAR MEDIS
1.
PENGERTIAN
Genitalia ambigua merupakan ambigu jika
tidak mungkin untuk, mengkategorikan jenis kelamin seorang anak berdasarkan
tampilan luarnya, berupa genotype seorang wanita yang mengalami farilisasi,
genotipe pria yang undermasculinized atau masalah deferensiasi sel kelamin (M Wiliam Schwartz,
hal.123).
Genitilia ambigua adalah kelamin bentuk
genetilia eksterna fenotip yang tidak jelas laki atau perempuan.
Anatomi alat reproduksi pria dan wanita :
a.
Organ reproduksi wanita
Genitalia pada wanita terpisah dari uretra yang
mempunyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian
yaitu :
1.
Alat genital luar (vulva)
a.
Tundun (monsveneris)
b.
Labia mayora (bibir besar)
c.
Labia monora (bibir kecil)
d.
Klitoris (klentit)
e.
Vestibulum (serambi)
f.
Himen (selaput darah)
g.
Perineum (kerampan)
2.
Alat genitiakal dalam, yaitu suatu alat
reproduksi yang berada didalam yang tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan
pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari :
a.
Vagiana (liang kemaluan)
b.
Uterus (rahim)
b.
Organ reproduksi pria :
Genitalia pada laki-laki tidak terpisah dengan
saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki.
Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian, yaitu
:
1.
Kelenjar, yang termsuk kelenjar adalah :
a.
Testis, Organ kelamin laki-laki tempat
spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk.
b.
Fisikaseminalis
c.
Prostat
d.
Burbouretralis
1.
Kelenjar duktulis :
a.
Epididimis
b.
Duktus seminali
c.
Uretra
2.
Bangun penyambung
a.
Skrotum
b.
Venikulus permastikus
c.
Penis
2.
ETIOLOGI
a.
Disgesis gonad
c.
Verilisasi wanita
d.
Hermafrodivisme
3.
MANIFSTASI KLINIS
Pada kasus genitilia ambigua terdapat gejala
seperti:
a.
Pada ;laki-laki tampak :
1)
Uriprokismus bilateral
2)
Hipospadia denagan skrotum bifidum
3)
Uritoleismus dengan hipospadia
b.
Pada wanita tampak :
1)
Klitoro megali
2)
Valva yang yang sempit
3)
Kantong hernia inguinalis berisi gonad
4.
PATOFISIOLOGI
Segala hal yang dapat mengganggu proses
perkembangan/deferansiasi seksual inrta uverinpada setiap level perkembangannya
akan berpotensi menghasilkan genitalia ambigua dengan derajat yang
bermcam-macam, meliputi :
1)
Famele pseudohermaphrodifisme (difilised
female)
2)
Male pseudohermaphrodivisme
(undervitilized male)
3)
Disgonesis gonad
4)
Embriopati congenital
5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Laboratorium
1)
Serum elektrolit
2)
Kadar gula darah
3)
17-oh progesterone
4)
LH
5)
FSH
6)
DHEA
7)
Rasio testosterone/ DHT.
b.
US/STSCAN/MRI,Karyotipe,Genitografi,Laparaskopi/biopsygonad,
Pemeriksaan
psikologi / psikiatri.
6.
PENATALAKSANAAN
a.
Medis
Penatalaksanaan genitilia ambigua
meliputi penentuan jenis kelamin(seks assessment), pola asuh seksual (seks
reasing), pengobatan hormonal, koreksi secara pembedahan dan psikologis.
Oleh karena itu pelipatan multi disiplin
ilmu harus sudah dilakukan sejak tahap awal diagnosis yang meliputi bidang :
ilmu kesehatan, bedah urologi, bedah plastic,kandungan dan kebidanan,
psikiatri, genetika klinik rehabilitasi medik, patologi klinik.
b.
Keperawatan
Secara psikologis dengan memberikan
suasana ketenangan kepada pasien genitilia ambigu.
7.
KOMPLIKASI
1)
Krisis adrenal
2)
Depresi
3)
Gangguan orientasi seksual
4)
Keganasan
B. KONSEP
DASAR ASKEP
1.
PENGKAJIAN
1)
Anamnesis
2)
Riwayat kehamilan ibu.
a.
Penggunaan progesterone atau androgen
pada awal kehamilan.
b.
Ibu yang mengalami verilisai
c.
Riwayat kematain perinatal
3)
Riwayat keluarga
a.
Adanya keluarga yang menderita genitalia
ambigua atau kelainan urologi
b.
Adanya keluarga yang mengalami
hyperplasia adrenal kongenital
c.
Perempuen yang amenorrhea atau
inferfilitas
4)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dapat menentukan
keadaan apkah ada suatu bentuk dismorfik dan keadaan kesehatan bayi. Genitelia
eksterna harus diperiksa secara teliti, dengan sistematika sebagai berikut :
a.
Tentukan teraba gonad, posisi, ukuran,
dan teksturnya.
b.
Pengukuran panjang fallus
c.
Tentukan posisi meatus dari uretra,
adanya hipospadia dan korda
d.
Tentukan pakah terdapat orifisium vagina
e.
Tentukan derajat dari fusi labioskorotal
folds
f.
Tanda-tanda lain
1)
Hiperpigmentasi, dehidrasi,
hipoglikemia, atau hipertensi
2)
Webbed neck, low hairline
3)
Kelainan congenital lainnya
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Gangguan reproduksi b.d hipospadia
b.
Gangguan citra diri b.d perubahan bentuk
genitelia
c.
Ansietas orang tua b.d koping inefektif
d.
Kurang pengetahuan orang tua b.d kurang
terpaparnya informasi
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX.I. Gangguan reproduksi b.d hipospadia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mengatakan bentuk
penis kembali normal.
Kriteria hasil : menunjukan pemahaman
peubahan anatomi/fungsi seksual.
Intervensi :
1.
Kaji informasi pasien/orang terdekat
tentang anatomi atau fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahan.
R/ Menunjukan
kesalahan informasi atau konsep yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.
Dorong pasien untuk berbagi pikiran atau
masalah dengan teman atau orang terdekat.
R/ Komunikasi
terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuain atau masalah dan meningkatkan
diskusi dan solusi.
3.
Kolaburasi dengan tim medis untuk
melakukan pembedahan
R/ Untuk
mengatasi hipospadia.
DX.II. Ganguan citra diri b.d perubahan
bentuk genitalia
Tujuan : mengimplementasikan pola
pengalaman baru.
Kriteria hasil : mulai mengembangkan
rencana prubahan pola hidup
Intervensi:
1.
Catat reaksi emosi misalnya kehilangan,
depresi, marah.
R/ Penerimaan
perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan waktu untuk membaik.
2.
Biarkan pasien menggambarkan dirinya
R/ Memberikan
kesempatan untuk mendiskusikan presepsi pasien tentang diri atau gambaran diri
dan kenyataandirinya sendiri.
3.
Cata penolakan pasien dari atau
ketidaknyamanan dalam hubungan sosial.
R/ Pengindraan
situasi sosial dan kontak dengan orang lain dapat membuat persaan tak berharga.
4.
Kolaburasi
Rujukan
kepelayanan pendukkung, contoh : konselor, sumber psikiatrik, pelayanan sosial.
R/ Peningkatan kerentanan atau masalah
sehubungan dengan penyakit ini memeluhkan sumber professional pelayanan
tambahan.
DX.III.
Ansietas orang tua b.d koping inefektif
Tujuan : setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan klien melaporkan ansietsnya berkurang.
Kriteria hasil : klien tampak rileks.
Intervensi :
1.
Kaji tingkat ansietas dan diskusi
penyebabnya bila mungkin.
R/ Identifikasi
masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya
dengan realitas.
2.
Kaji status emosional
R/ Ansietas
merupakan reaksi yang umum terhadap perubahan.
3.
Sediakan waktu untuk mendengarkan
pasien.
R/ Akan
lebih membantu jika mengikuti persaan untuk diekspresikan.
4.
Kolaburasi
Rujuk
pada sumber-sumber lain sesuai indikasi
R/ mungkin membutuhkan bantuan yang
lebih untuk memecahkan masalah.
DX.IV. Kurang pengetahuan b.d kurang
terpaparnya informasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman tentang
penyakitnya bertambah.
Kriteri hasil : pemahaman klien tentang
penyakitnya bertambah.
Intervensi :
1.
Tinjauan proses penyakit, prognosis dan
harapan masa depan.
R/ Memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat keputusan berdasarkan informasi.
2.
Berikan informasi pada klien tentang
perjalanan penyakitnya.
R/ Meningkatkan
pemahaman klien tentang kondisi kesehatan.
3.
Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
yang dilakukan pada klien.
R/ Meningkatkan
kerja sama dengan terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan.
4.
Berikan informasi penyakit pada klien
tentang komplikasi penyakit.
R/ Membantu
meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakitnya.
4.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sesuai
intervensi
5.
EVALUASI KEPERAWATAN
Sesuai
implementasi
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Genitalia ambigua merupakan ambigu jika tidak
mungkin untuk ,menkategorikan jenis kelamin seorang anak berdasarkan tampilan
luarnya, berupa genotype seorang wanita yang mengalami farilisasi, genotipe
pria yang undermasculinized atau masalah
deferensiasi sel kelamin. Penyebab penyakit ini adalah disgonesis gonad,
verilisasi wanita, dan hermafroditisme.
Segala hal yang dapat mengganggu proses
perkembangan/deferansiasi seksual inrta uverinpada setiap level perkembangannya
akan berpotensi menghasilkan genitalia ambigua.
Pada penyakit ini juga ditemukan beberapa gejala
klinis, seperti pada laki-laki tamapk kriptokismus bilateral, hipospadia dengan
skrotum bifirdum. Pada wanita tampak klioromegali, vulva yang sempit dan
kantong hernia berisi gonad.
Penanganan
dan pencegahan genitilia ambigua adalah :
1.
Dengan dilakukan tindakan pembedahan
2.
Secara psikologis memberikan suasana
ketenangan kepada pasien genitilia mambigua.
B. SARAN
Genitilia ambigua adalah kelamin bentuk genetilia
eksterna fenotip yang tidak jelas laki atau perempuan. Oleh kerena itu meleui
makalah ini penulis menyarankan bahwa seorang perawat harus mampu melekukan
tindakan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit genitilia ambiguasecara
baik dan cepat agar masalh dapat teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar