BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid
yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker
tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan
pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat
jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker
tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
Kanker
tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin.Gangguan ini lebih banyak terjadi
pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya
berkisar antara 5,4-30%.
Berdasarkan
usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan
folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah
faktor genetik.
Kanker
tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan
kalsitonin dalam serum.Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena
pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.
Pemeriksaan
X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor.
Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini
aman serta tepat.
CT-Scan
dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara
pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat
dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Pada
dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur
diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
1.2 TUJUAN
PENULISAN
1. Tujuan
Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya
makalah ini adalah agar mahasiswa-mahasiswi dapat membuat asuhan pekerawatan
pada pasien Ca Tyroid
2. Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus dibuatnya
makalah ini adalah agar mahasiswa-mahasiswi:
a. Dapat
memahami konsep askep Ca Tyroid
b. Dapat
melakukan pengkajian terhadap pasien melalui analisis data
c. Dapat
membuat diagnose keperawatan berdasakan
prioritas masalah
d. Dapat
merencanakakn tindakan keperawatan
e. Dapat
melakukan tindakan keperawatan
f. Melakukan
evaluasi
g. Dapat
mendokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis.
1.3 MANFAAT
PENULISAN
Adapun
manfaat dibuat makalah ini adalah :
1. Mempermudah
mahasiswa-
mahasiswi dalam memberikan qasuhan keperawtan pada klien Ca Thyroid
2. Meningkatkan
pengetahuna mahasiswa-mahasiswi
khusunya mengenai konsep dasar teori dan asuhan keperawatan Ca Tyroid
1.4 METODE
PENULISAN
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan
metode pustaka, dimana penulis merangkum
dari beberapa buku sumber yang berhubungan dengan askep serta mengaksesnya dari
internet.
BAB
II
KONSEP
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN
Kanker Tiroid
adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran
kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid
bisa disembuhkan.
Kanker Tiroid
sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan
hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga
terjadi hipertiroidisme.
2.2 KLASIFIKASI
Kanker Tiroid
secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma
berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan
penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan
kemungkinan fatal.
1. Karsinoma
papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan,
Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar
getah bening regional.
2. Karsinoma
folikuler
Tumor sangat mirip tiroid normal,
meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat
yang jauh letaknya.Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai folikel
tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif.Cara metastasis melalui
aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang.
3. Karsinoma
meduler
Sel asal neoplasma ini adalah sel C
atau sel parafolikuler.Seperti sel prekursornya, maka tumor ini sanggup
mensekresi kalsitonin.Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor
cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini.
Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati,
tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada
stadium dini. Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan
mengukur kadar kalsitonin serum
4. Karsinoma
anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan
penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk.Karsinoma ini
memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur
disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran
darah.
2.3 ETIOLOGI
Etiologi
dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler dan
folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah
factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker
anaplastik dan meduler.Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari
perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan
kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi
merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit
lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10
tahun.Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker
tiroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita
kanker tiroid dan gondok menahun.
2.4 PATOFISIOLOGI
Neoplasma
tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret.Kadang-kadang mirip
goiter noduler jinak.Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule
tersebut jinak, namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma.
Untuk
menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai faktor-faktor
resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium.
Karsinoma
tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid
normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. Nodule akan
tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang
berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan
dengan cermat massa padat dan massa kistik.
Karsinoma
tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu
nodul yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan
dengan limfadenopati satelit.
2.5 MANIFESTASI
KLINIS
1. Terdapat
pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan leher.
2. Suara
penderita berubah atau menjadi serak.
3. Bisa
terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.
2.6 PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan
Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang
membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker
meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.Pemeriksaan T3 dan T4
kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi
tiroktositosis walaupun jarang.Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan
sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik.Walaupun pemeriksaan
ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).Kadar
kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di
leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan
tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan
badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai
stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas
di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis
karsinoma pada kelenjar getah bening.Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk
survey metastasis pada pary dan tulang.Apabila ada keluhan disfagia, maka foto
barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor
solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh
adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat
prluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas
atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic
dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor
ganas.Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat.
3. Biopsi
Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi
jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari
berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.Teknik dan peralatan sangat sederhana,
biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi.Dengan mempergunakan jarum tabung
10 ml, dan jarum no.22-23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil
untuk pemeriksaan sitologi.Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi
karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma
meduler.
2.7 PENATALAKSANAAN
a.
Penatalaksanaan
medis dengan cara :
1. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar
tiroid baik sebagian (Tiroidectomi
Partial), maupun seluruhnya (Tiroidectomi
Total)
b.
Peran
perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post
Operasi
1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang
perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a) Inform Concern (Surat persetujuan
operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab
penderita
b) Keadaan umum meliputi semua system
tubuh terutama sistem respiratori dan cardiovasculer
c) Hasil pemeriksaan/data penunjang
serta hasil biopsy jaringan jika ada
d) Persiapan mental dengan suport
mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan
support mental oleh rohaniawan
e) Konsul Anestesi untuk kesiapan
pembiusan
f)
Sampaikan
hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan
terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen
hormone tiroid seumur hidup.
2. Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran
perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab
sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
3.
Penatalaksanaan
Post Operasi (di ruang sadar)
a) Observasi tanda-tanda vital pasien
(GCS) dan jaga tetap stabil
b) Observasi adanya perdarahan serta
komplikasi post operasi
c) Dekatkan peralatan Emergency Kit
atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan
d) Sesegera mungkin beritahu penderita
jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan
untuk lebih menenangkan penderita
BAB
III
KONSEP
DASAR ASKEP
3.1 PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan klien dan
keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
a. Pola makan
b. Pola tidur (klien menghabiskan
banyak waktu untuk tidur).
c. Pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan
pada waktu balita
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan
pada berbagai sistem tubuh:
a. Sistem pulmonary
b. Sistem pencernaan
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem muskuloskeletal
e. Sistem neurologik dan
Emosi/psikologis
f. Sistem reproduksi
g. Metabolik
- Pemeriksaan fisik mencakup
a. Penampilan secara umum; amati wajah
klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar
disekitar leher
b. Perbesaran jantung, disritmia dan
hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
c. Parastesia dan reflek tendon menurun
d. Suara parau dan kadang sampai tak
dapat mengeluarkan suara
e. Bila nodule besar dapat menyebabkan
sesak nafas
- Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.
- Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme.
3.2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri
a. Dapat Dihubungkan dengan:
1. Adanya desakan / pembengkakan oleh
nodule tumor
b. Kemungkinan dibuktikan dengan :
1. Adanya keluhan nyeri daerah leher,
bisa menyebar ke daerah orbital.
2.
Skala
nyeri 0 – 10
3.
Tampak
menahan nyeri
4.
Adanya
nyeri telan dan kesulitan menelan
c. Hasil yang diharapkan :
1.
Melaporkan
nyeri hilang / berkurang
2.
Skala
nyeri 0-2
3.
Tampak
relax
4. Tak ada keluhan menelan
d. Intervensi Keperawatan :
1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri
baik verbal maupun nonverbal
2. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi
3. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Bersihan Jalan
Nafas Tak Efektif
a.
Dapat
Dihubungkan dengan :
1. Obstruksi trachea akibat desakan
massa tumor
2. Spasme Laringeal
3. Penumpukan sekret
b.
Kemungkinan
dibuktikan dengan :
1.
Kesulitan
bernafas
2.
Kesulitan
mengeluarkan secret
3.
Mengeluh
sesak nafas
4.
Respirasi
diatas normal
c.
Hasil
yang diharapkan :
1. Tidak ada kesulitan pernafasan
2. Secret mudah keluar
3. Tidak mengeluh sesak nafas
4. Respirasi dalam batas normal (16-24)
d.
Intervensi
Keperawatan :
1.
Pantau
frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
2.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya ronchi
3.
Kaji
adanya dyspneu, stridor dan sianosis
4.
Perhatikan
kualitas pernafasan
5.
Latihan
nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi
6.
Selidiki
adanya penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati-hati sesuai
indikasi
7.
Kolaborasi
pemberian therapi Oksigen bila perlu
3. Kerusakan
Komunikasi Verbal
a. Dapat Dihubungkan dengan :
1. Cedera Pita suara
2. Kerusakan saraf laryngeal
3. Edema jaringan
b.
Kemungkinan
dibuktikan dengan :
1. Bicara parau /tidak dapat berbicara
2. Kerusakan artikulasi
c.
Hasil
yang diharapkan :
1.
Mampu
menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami
d.
Intervensi
Keperawatan :
1.
Kaji
fungsi bicara secara periodic
2.
Pertahankan
komunikasi sederhana
3.
Memberikan
metode komunikasi alternative yang sesuai
4.
Antisipasi
kebutuhan sebaik mungkin
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kanker
tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin.Gangguan ini lebih banyak terjadi
pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya
berkisar antara 5,4-30%.
Berdasarkan
usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan
folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah
faktor genetik.
Kanker
tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan
kalsitonin dalam serum.Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena
pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.
Pemeriksaan
X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor.
Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini
aman serta tepat.
CT-Scan
dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara
pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat
dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Pada
dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur
diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
4.2 SARAN
1. Bagi
Mahasiswa
Meningkatkan
kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar.
2. Bagi
Pendidik
Bagi
dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya
3. Bagi
Tenaga Kesehatan
Memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa keperawatan
agar mengetahui bagaimana Asuhan keperawatan pada klien Ca Thyroid
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary
Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan Keperawatan",
Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Long Barbara C, 1996, "Medical
Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M,
1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar