BAB l
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Thalasemia
merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah di
dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (< 100 hari).
Penyebab
anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer adalah kekurangan
sintesis Hb A dan eritropoesis yang
tidak efektif yang disertai dengan penghancuran sel- sel eritrosit
intermedular. Sedangkan sekunder merupakan
penyakit karena adanya defisiensi asam float, bertambahnya volume plasma
intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh
system retikuloendotial dalam limpa dan hati.
2.
Tujuan penulisan
a. Tujuan
umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran
system imun dan hematologi diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan penyebab
timbulnya penyakit talasemia serta usaha
pencegahan dan pengobatan
b. Tujuan
khusus
1. Mampu
menjelaskan tentang konsep dasar penyakit
2. Mampu
mengkaji tanda dan gejala penyakit talasemia
3. Mampu
menentukan masalah yang paling sering dialami
4. Mampu
menentukan perencanaan tindakan
3.
Manfaat penulisan
a. Bagi
perawat
Agar dapat melakukan Asuhan Keperawatan,
perawat mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara baik dan benar.
b. Bagi
pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui tanda dan gejala
penyakit talasemia, sehingga mereka lebih menjaga kesehatan.
BAB II
ISI
A.Konsep
Dasar Medis
1.Pengertian
·
Talasemia merupakan penyakit anemia
hemolotik dimana terjadi kerusakan seldarah merah di dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100
hari).(Ngastiyah,1997.hal;337)
·
Talasemia adalah : suatu gangguan darah
yang diturunkan ditandai oleh defenisi produk rantai globin pada
haemoglobin.(Suriadi,sKp,MSN,2006.Hal :28)
·
Talasemia adalah : penyakit anemia
hemolotikherediter yang diturunkan secra resesif.(Arif Mansjoer,2000.hal : 497)
2.Etiologi
§ Hemaglobin
yang tidak normal
§ Kelainan
hemoglobin ini karena adanya gangguan pembentukan yang disebabhan oleh :
Ø Gangguan
structural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal)
Ø Ganguuan
jumlah (salah sati/beberapa) rantai globin seperti talasemi.
Ø Faktor
genetic
3.Klasifikasi
Secara klinik,talasemia dibagi menjadi dua golongan
yaitu :
a. Talasemia
mayor : membawa gejala klinik yang jelas
b. Talasemia
minor : biasanya tidak memberikan gejala klinik.
4.Patofisiologi
Penyebab anemia pada talesemia bersifat
primer dan sekunder.Primer adalah kekurangan sintesis HB A dan eritropoisis
yang tidak efektif yang disertai dengan penghancuran se-sel eritrosit
intermedular.Sedangkan yang sekunder ialah Karena devesiensi asam
float,bertambahnya volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan
hemodilusi,dan destruksi eritrosit oleh suatu retikuloendotelial dalam limpa
dan hati.
Penelitian biomolekular
menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa dan beta
dari hemoglobin berkurang.Terjadinya hemosiderosis merupakan hasil kombiasi
antara transfuse berulang,peningkatan absorbs besi dalam usus karena
eritropoesis yang tidak efektif,anemia kronis,serta proses hemolosis.
5.Maniferstasi
Klinik
ü
Lemah
ü
Pucat
ü
Anemia
ü
Perkembangan fisik tidak sesuai dengan
umur
ü
Berat badan berkurang
ü
Hidung pesek
ü
Jarak antara kedua mata lebar
ü
Perut membucit
ü
Anoreksia
ü
Gizi buruk
6.Komplikasi
Ø
Faktor patologi
Ø
Hepaspleomegali
Ø
Gangguan tumbuh kembang
Ø
Disfungsi organ
7.Pemeriksaan
diagnistik
Dilakuakn
dengan menggunakan pemeriksaan Laboratorium.
Hasil
hapusan darah tepi didapatkan gambaran anisositosis,hipokromi,poi
kilositosis,sel target.Kadar besi dalam serum (S1) meninggi dan daya ikat serum
terhadap besi (IBC) menjadi rendah.Hemoglobin pasien mengandung HbF yang tinggi
biasanya lebih dari 30 %.Kadang-kadang ditemukan juga hemoglobin patologik.
8.Penatalaksanaan
a.Medik
·
Tranfusi darah diberikan jika Hb lebih
rendah (< 6gr%) atau bila anak lebih lemah dan tidak nafsu makan.
·
Spleknetomi dilakukan pada anak yang
lebih tua dari umur 2 tahun sebelum terjadi pembesaran limpah atau
hemosiderosis.
b.Keperawatan
·
Perhatikan kebutuhan nutrisi
·
Resiko terjadi komplikasi akibat
tranfusi darah
·
Gangguan psikologi dan rasa aman/nyaman
·
Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
9.H.E
(Health Education)
1.
Berikan informasi tentang kebutuhan
melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak.
2.
Jelaskan terapi yang diberikan :
dosis,efek samping dan hindari truma
3.
Tekankan untuk melakukan control ulang
sesuai dengan waktu yang di tentukan.
4.
Jelaskan tentang pentingnya personal
hygiene(kebersihna diri)
5.
Diet rendah lemak,tinggi kalori dan
protein
6.
Hindari truma
7.
Jelaskan tentang konseling genetic
sebelum nikah dan pemenuhan kebutuhan.
B.Konsep Dasar Askep
1.Pengkajian
a.
Umur
Pada thalasemia mayor
yang gejala kliniknya jelas,gejala tersebut telah terlihat sejak umur dari 1
tahun,sedangkan pada talasemia minor yang gejlanya lebih ringan biasanya anak
baru datang berobat pada umur 4-6 tahun.
b.
Riwayat Kesehatan Penderita
Orang cenderung mudah
terkena infeksi saluran napas bagian atas atau infeksi lainya.Hal ini mudah
dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
c.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Sering di dapat data
mengenai adanya kecendrungan gangguan terhadap tumbuh kembang sejak anak masih
bayi,karena adanya pengaruh hipoksia jaringan yang bersifat kronik
d.
Pola Makan
Kerena adanya
anokreksia,anak mengalami susah makan sehingga berat badan anak sangat rendah
dan tidak sesuai dengan usianya.
e.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Karena merupakan
penyakit keturunan,maka perlu dikaji apakah orang tuanya ada yg menderita
talasemia
f.
Aktivitas/Istirahat
Gejalanya
keletihan,kelemahan,penurunan semangat untuk bekerja.Kebutuhan untuk tidur dab
istirahat lebih banyak ditandai dengan tatikardia/takipnea,dispnea pada kerja
atau istrahat,lesu,kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otak dan penurunan
kekuatan
g.
Sirkulasi
Gejala riwayat
kehilangan darah kronis,misalanya mensturasi perak dan CHF (akibat kerja
jantung yang berlebihan) ditandai dengan peningkatan tekanan darah,sistolik dan
distolik stabildan tekanan nadi melebar,takikardi (denyut jantung yang
cepat),warna pucat pada kulit dan membrane mukosa (kongjutiva,mulut dan bibir)
dan pengisian kapiler melambat.
h.
Eliminasi
Penurunan pengeluaran
urine dengan distensi abdomen.
i.
Neurosensori
Biasanya sakit
kepala,pusing dan ketidakmampuan berkonsentrasi,mentalnya tidak mampu
berespon,lambat.
2.Diagnosa
Keperawatan.
1.
Perubahan perfusi jaringan b/d
berkurangnya komponen seluler yang diperlukan menghantarkan O2/zat nutrisi ke
sel.
2.
Tidak toleransi terhadap aktivitas b/d
tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplay oksigen.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d kurangnya selera makan.
4. Tidak
efektifnya koping keluarga b/d dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga.
3.Intervensi
Diagnosa I :
Gangguan perfusi jaringan b/d berkurangnya komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan perfusi
jaringan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. TTV
normal
2.
Hemoglobin : L :13,5-18gr/21, P :
12-16gr/21
3.
Hematokrin : L : 40-54 , P : 38-47%
4.
Leukosit : 5000-10.000 mm
5. Trombosit
: 150.000- 400.000 mm
Intervensi :
1.
Memonitor TTV,pengisian kapiler,warna
kapiler,dan membrane mukosa.
2.
Meninggikan posisi kepala ditempat tidur
3.
Memeriksa dan mendokumentasikan adanya
rasa nyeri
4.
Observasi adanya keterlambatan respon
verbal,kebingungan atau gelisah
5.
Mengobservasi dan mendokumentasikan rasa
dingin
6.
Mempertahankan suhu lingkungan agar
tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh
7.
Memberikan cairan infuse Nacl 0,9% 20
tmp
8.
Pemberian trnfusi darah 100 CC,8 tmp
Diagnosa II : Intolerasi aktivitas
b/d tidak seimbangnya antara suplai oksigen dan kebutuan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan
peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari dapat dipenuhi
Kriteria hasil :
a) TTV
normal
b) Dapat
melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi
1. Menilai kemampua anak dalam melakukan aktivitas
sesuai dengan kondisi fisik
dan tugas perkembangan anak
2. Monitor
TTV setelah dan sebelum akativitas
3. Anjurkan
untuk segera menghentikan kegiatan jika pusing atau lelah
4. Berikan
dukungan pada anak melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan
5.
Mengajarkan kepada orang tua teknik
pemberian seinforeiment terhadap partisipasi di rumah
6.
Membuat jadwal aktivitas bersama anak
dan keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain
7. Menjelaskan
dan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang kempuan anak dala melakukan
aktivitas
Diagnosa III :Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan peningkatkan berat badan stabil
Kretaria hasil :
1. Tidak
mengalami malnutrisi
2.
Mempertahankan berat badan
3. Tugor
kulit elastic
Intervensi :
1. Anjurkan
makan sedikit tapi sering
2.
Timbang berat badan setiap hari
3.
Berikan makan yang disertai dengan
supplement nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
4.
Konsultasi ke ahli gizi.
5.
Anjurkan klien untuk berbaring /
pembatasan aktivitas selama fase sakit akut
6. Kolaborasi
untuk pemasangan infus
Diagnosa IV : kurang pengetahuan b/d
kurang terpajangnya informasi
Tujuan: pengetahuan keluarga
meningkat.
kriteria
hasi : keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah
tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang penyakit klien.
Intevensi
:
a. Kaji
pengetahuan klien dengan orang tua tentang penyakit yang dialami
b.
Beri informasi tentang penyakit yang
dialami
c.
Berikanlah pengawasan tentang pentingnya
kerja sama akan terjadinya kegagalan terapi
d.
Berikan informasi perawatan tindak
lanjut bila pasien pulang
e.
Instruksikan keluarga mengenai
pencegahan
f.
Bantu keluarga dalam member rasa nyaman
dan dukungan, izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
Diagnose
V: Ansietas/ kecemasan b/d kurangnya informasi
Tujuan : agar keluarga tidak cemas
setelah mengetahui informasi tentang penyakit
Intervensi :
a.
Awasi respon fisiologis
b.
Catat petunjuk prilaku misalnya gelisah,
kurang kontak mata
c.
Dorong pernyataan takut dan ansietas,
berikan umpan balik
d.
Berikan lingkangan tenang untuk
isturahat
e.
Dorong orang terdekat tinggal dengan
pasien
f.
Tunjukan teknik relaksasi, cth
visualisasi, latihan napas dalam, bimbingan imajinasi
Diagnose Vl : gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d
output berlebihan.
Tujuan : deficit cairan dan
elekrolit teratasi
kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi
tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, cairan seimbang
Intervensi
a.
Kaji penyebab kehilangan cairan
b.
Observasi TTV, turgor kulit, membrane
mukosa serta ubun-ubun dan mata klien
c.
Catat frekuensi muntah
d.
Catat kelemahan otot
e.
Kolaborasi dengan dokter
f.
Kolaborasi dengan hasil lab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar